Pengguna:SemurBogor/Evita Nursanty
Nukila Evanty | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Bagansiapiapi, Riau |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | [[[https://fh.undip.ac.id/# Universitas Diponegoro],1993]] [[[https://www.rug.nl University of Groningen],2001]] [[[https://rwi.lu.se Raoul Wallenberg (RWI) Institute of Lund University],2002]] [[[https://www.uu.se/en Uppasala University],2004]] [[[https://www.law.unsw.edu.au University of New south Wales],2007]] |
Dikenal karena | Pendidikan, Sosial |
Sunting kotak info • L • B |
Nukila Evanty, adalah aktifis hak asasi perempuan Internasional, seorang feminist, budayawan, dan aktifist social environment justice. Lahir di Bagansiapiapi, Riau, Indonesia.
Nukila mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak-hak kelompok marjinal, kelompok minoritas, dan kelompok rentan. Ayah dan Kakek Nukila merupakan seorang Indigenous People di Riau, pulau Sumatra, sehingga Nukila selalu terlibat dalam pergerakkan dan perjuangan Indigenous atau masyarakat adat di Riau. Profil Nukila dapat dilihat pada DTP (Diplomacy Trainning Program) alumni[1] University of New South Wales.
Sejak tahun 2008 beliau merupakan satu-satunya spesialis hak asasi manusia yang pernah di tunjuk Perserikatan Bangsa Bangsa Indonesia dan OHCR (Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia) dan memfasilitasi tim negara PBB (UNCT).
Pada tahun 2019, Nukila terpilih sebagai panel juri satu-satunya dari Indonesia di UN Solution Summit, yaitu suatu wadah untuk memilih suatu temuan atau inovasi dari seluruh dunia yang berdampak positif, berkelanjutan dan sesuai dengan capaian SDGs (Sustainable Development Goals)
Pada tahun 2018, Nukila mendirikan lembaga dibidang kesetaraan gender yang berpusat di Jakarta Indoensia, bernama Women Working Group (WWG) dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif[2]. Beliau juga menduduki posisi Board of Directors of AWID[3] (Association for Women's Rights in Development) untuk tahun 2018-2021, yaitu lembaga perempuan Internasional yang bertujuan untuk memperkuat penghormatan perlindungan Women Rights. Sebagai Director of Rights Foundation[4], yaitu lembaga Regional yang menjadi platform pemimpin-pemimpin di kawasan Asia dalam menguatkan Human Rights dan Social Justice. Sebagai Advisory Board di Asia Center[5], yang berpusat di Bangkok, Thailand. Pergerakkan Internasional Nukila berlanjut sebagai Member of Permanent Commission di World Union of Small and Medium Entreprises[6] (WUSME) , dan Director Executive di Amcolabora Institute[7]. Amcolabora Institute merupakan sebuah lembaga penelitian bidang kebencanaan, perubahan iklim dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Demi kepentingan keadilan sosial, hak asasi manusia, perkembangan yang berkelanjutan, dan masalah perlindungan lingkungan, Nukila banyak membuat tulisan yang diterbitkan oleh penerbit Internasional. Diantaranya yaitu disalah satu chapter buku disaster risk reduction in Indonesia[8], salah satu chapter di buku the Indonesian genocide of 1965[9] , salah satu chapter buku national Human Rights Institutions in Southeast Asia-Selected Case Studies[10], Indonesia Human Rights and the International Human Rights Regime[11] dan Catatan global tentang Indigenous Peoples Indonesia[12].
Selain itu Nukila juga aktif menulis di media cetak Nasional dan beberapa situs mengenai hak asasi manusia terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan lingkungan hidup, seperti Human Rights Recomendation for Indonesia di The Jakarta Post[13], Mau ke Mana Setelah Konferensi Perubahan Iklim di Madrid 2019 di Harian Suara Merdeka[14], Tanggung Jawab Pemerintah pada Bencana Asap di situ detik news[15], Nasib Perempuan dan Anak-anak Terpapar Radikalisme pada situs Kumparan[16], dan Tentang Matim Seber dan Hak Masyarakat Adat Manggarai Timur di situs Newsdaily.com[17]
Pendidikan
- Fakultas hukum Universitas Diponegoro, tahun 1993
- Fakultas hukum University of Groningen, Belanda, Tahun 2001
- Human rights studies dari Raoul Wallenberg Institute (RWI), Lund University, Swedia, Tahun 2002
- Diploma peace studies dari Uppsala University, Swedia, Tahun 2004
- Fakultas hukum University of New SOUTH Wales (UNSW), Australia, Tahun 2007
Pengalaman
- Visiting fellow di Salzburg Global Seminar di Austria, tahun 2011
- Visiting fellow di Abo Academy of human rights , di Turku University, Finlandia 2013
- Fellow di EWHA women empowerment program di EWHA Women University , Korea tahun 2013
- Visiting researcher di the Hague Academy of International Law tahun 2014 di the Netherlands
- Fellow pada UNESCO-Tsukuba University pada workshop " nature culture linkages in heritage " di Jepang 2017
- Fellow di Regional Course on International Law (RCIL) di UN Bangkok, Thailand tahun 2017
- Fellow pada ASEAN Law Academy 2018 di Centre for International law, Singapura , 2018
Referensi
- ^ "Nukila Evanty | Diplomacy Training Program". www.dtp.unsw.edu.au. Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "Nukila Evanty". womenworkinggroup.org. Diakses tanggal 2020-07-17.
- ^ "Our Board of Directors". AWID (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "Nukila Evanty – RIGHTS" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "Advisory Board". Asiacentre.org (dalam bahasa Inggris). 2015-09-30. Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "Nukila EVANTY". Wusme (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "About Us". Amcolabora (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ Evanty, Nukila; Mardiah, Andri N.R; C.Lovvett, Jon (2017). Disaster Risk Reduction in Indonesia. Switzerland: Springer International Publishing AG. hlm. 57–84, Toward Integrated and Inclusive Disaster Risk Reduction in Indonesia: Review of Regulatory Frameworks and Institutional Networks. ISBN 978-3-319-54465-6.
- ^ Evanty, Nukila; Pohlman, Annie (2018). The Indonesian Genocide 1965. Switzerland: Palgrave Macmillan. hlm. 311–334, After 1965: Legal Matters for Justice?. ISBN 978-3-319-71454-7.
- ^ Evanty, Nukila (2020). National Human Rights Institutions in Southeast Asia-Selected Case Studies. Beijing: Palgrave Macmillan. hlm. 141–162 , Komnas HAM: Discrepancies Between Its Mandate and the Indonesian Constitutional Framework. ISBN 978-981-15-1073-1.
- ^ Evanty, Nukila (2011). Indonesia Human Rights and the International Human Rights Regime. Saarbrucken, Germany: LAP Lambert Academic Publishing. ISBN 9783843374842.
- ^ The World Conference on Indigenous Peoples: A View From Indonesia[1]
- ^ Evanty, Nukila (11 Desember 2013). "Human rights recomendation for Indonesia". TheJakartaPost.
- ^ Evanty, Nukila (1 Februari 2020). "Mau ke mana Setelah Konferensi Perubahan Iklam di Madrid 2019?". SUARAMERDEKA.com.
- ^ Evanty, Nukila (16 September 2019). "Tanggung Jawab Pemerintah pada Bencana Asap". detiknews.
- ^ Evanty, Nukila (13 Januari 2020). "Nasib Perempuan dan Anak-anak Terpapar Radikalisme". Kumparan.
- ^ Evanty, Nukila (13 Juni 2020). "MATIM SEBER, Hak Masyarakat Adat Manggarai Timur". Nusadaily.com.