Hatopan Kristen Batak
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 1 Agustus 2020 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus pada 1 Agustus 2020. |
Hatopan Kristen Batak (HKB) didirikan di Balige sekitar September 1917. Tujuan Perkumpulan ini adalah memperkokoh persatuan umat Kristen Batak, meningkatkan kesadaran Kristiani, dan memajukan kehidupan sosial masyarakat Batak.[1]
Ideologi
HKB didasari pada ajaran Kekristenan dalam menjalankan organisasinya. Meskipun pada perkembangannya HKB tidak selalu sejalan dengan gereja dan misionaris. HKB juga menjadi oposisi terhadap Pemerintahan Hindia Belanda yang diwakili Keresidenan Tapanuli. HKB terlihat menjadi anti kolonial. Terutama setelah ketua pertamanya, Tuan Manullang, ternyata anggota Insulinde.
Sejarah
HKB merupakan gerakan kebangkitan Politik di Tapanuli yang dipengaruhi berbagai peristiwa politik yang muncul di Hindia Belanda dan Eropa. HKB secara harafiah dapat diartikan Perkumpulan Batak Kristen. Sejarah dari organisasi ini memang tidak dapat lepas dari kekuasaan gereja. Dimana, perpindahan orang Batak Toba menjadi Kristen menjadi penanda bahwa kekuatan sahala telah berpindah dari para datu kepada para misionaris. Sehingga, ketika itu, gereja menjadi kekuatan yang besar dan penting dalam struktur orang Batak Toba.[2]
Keberhasilan para misionaris Jerman di Tanah Batak itu menghasilkan suatu generasi terdidik yang berpkiprah menjadi guru (735 orang), penginjil (22 orang), dan Pendeta (38 orang).[3].
Sehingga, dari generasi terdidik inilah mulai mengorganisir diri dalam suatu perkumpulan tersendiri yang dimotori oleh Tuan Manullang bersama Gideon Pangaribuan (mantan guru), Kilian Lumban Tobing (mantan pendeta), dan Polin Siahaan (seorang guru yang juga putra mantan ''jaihutan'' dari Balige). Menurut Lance Castles, Tuan Manullang terispirasi dari Komisi Liefrink, juga ditambah dengan suasana penuh pergolakan dari kaum Sarikat Islam dan Parhudamdam.
Tujuan
Untuk memperjuangkan kesetaraan orang Batak dalam gereja dan Pemerintahan serta memperjuangkan hak-hak masyarakat Tapanuli. Saat itu, kedudukan orang Batak sebagai pendeta (Pandita Batak) dianggap lebih rendah dari pendeta dari Zending (Tuan Pandita), sehingga Pandita Batak belum boleh memimpin jemaat. Selain itu, terjadi juga perampasan tanah untuk dijadikan perkebunan dengan hak erfpacht. Dalam hal ini HKB aktif memperjuangkan penghapusan hak erfpacht yang melanggar hak-hak kepemilikan marga.[4]. Oleh karena itu, pada perkembangannya, HKB terbelah dalam dua program yaitu mementang misi (''Zending'') dan bahu membahu dengan misi menentang usaha perkebunan.
Teks judul | Teks judul | Teks judul | Teks judul | Teks judul |
---|---|---|---|---|
Contoh | Contoh | Contoh | Contoh | Contoh |
Contoh | Contoh | Contoh | Contoh | Contoh |
Contoh | Contoh | Contoh | Contoh | Contoh |
Contoh | Contoh | Contoh | Contoh | Contoh |
Contoh | Contoh | Contoh | Contoh | Contoh |
Para Pimpinan
Lihat Pula
- Aliran Mulajadi Na Bolon
- Golongan Si Raja Batak
- Habonaran Do Bona
- Ugamo Parmalim
- HKBP
- ''Batakraad''
- Kongsi Batak
Pustaka
- ^ Castles, Lance. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940, (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 96
- ^ Castles, Lance. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940, (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 105-106
- ^ F. Brinkscmidt, "Welche Wege sind einzuschlagen, um unsere Gemeinden zur finanziellen Selbstandigkeit zu erziehen?", Refereat pada RMG, Barmen, 2 Juli 1914 dalam Castles, Lance. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940, (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 106
- ^ Castles, Lance. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940, (Jakarta:KPG, 2001). Hal. 116-117
Bacaan Lebih Lanjut
- Castles, Lance. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940. Jakarta: KPG, 2001.