Bantimurung, Maros

kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan


Bantimurung (Bugis: ᨅ ᨈᨗ ᨆᨘ ᨑᨘ) adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Pakalu dengan jarak 7 km dari kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten Maros. Wilayah ini terkenal akan keindahan alamnya yang membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata yang populer.

Bantimurung
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
Pemerintahan
 • CamatAsrul Rifai Rahman (Februari 2019-sekarang)
Kode pos
90561
Kode Kemendagri73.09.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7308040 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan6 desa
2 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 5°0′48.20810″S 119°39′7.01773″E / 5.0133911389°S 119.6519493694°E / -5.0133911389; 119.6519493694

Sejarah

Terbentuk

Dahulu Kecamatan Bantimurung adalah wilayah yang sangat luas dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Camba dan Kecamatan Maros Baru. Wilayah Kabupaten Maros dalam sejarahnya telah mengalami pemekaran wilayah, termasuk didalamnya wilayah Bantimurung. Pada tanggal 4 Juli 1959, secara administratif Kabupaten Maros resmi dibentuk sebagai Daerah Swantantra tingkat II, ibu kota berkedudukan di Kota Maros, dan kuota jumlah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah 15 orang anggota melalui dasar hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 Bab I Pasal 1, 2 & 3. Kabupaten Maros pada saat itu membawahi beberapa distrik adat gemeenschap yaitu: Distrik Simbang, Distrik Bontoa, Distrik Tanralili, Distrik Raya (Lau), Distrik Turikale, Distrik Marusu, Distrik-distrik dari federasi Gallarang Appaka, dan Distrik-distrik dari federasi Lebbotengae.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, maka struktur pemerintahan yang ada kemudian mengalami perubahan. Distrik adat gemeenschap yang sebelumnya diformulasikan ke dalam bentuk distrik harus pula menyesuaikan sejak tanggal 19 Desember 1961 Kabupaten Maros tidak lagi terdiri dari distrik tetapi terbagi ke dalam 4 (empat) Kecamatan. Pada tanggal 1 Juni 1963, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 mulai diberlakukan. Distrik/Daerah Adat/Kerajaan Lokal kemudian menghilang dari permukaan sejarah dengan dibentuknya kecamatan-kecamatan. 4 (empat) kecamatan yang terbentuk pada waktu itu sebagai berikut:

  1. Distrik Turikale, Marusu', Lau', dan Bontoa dilebur menjadi Kecamatan Maros Baru.
  2. Distrik Simbang dan beberapa wilayah dari distrik tetangganya dilebur menjadi Kecamatan Bantimurung.
  3. Distrik-distrik dari federasi “Lebbo' Tengngae” dilebur menjadi Kecamatan Camba.
  4. Distrik Tanralili dan beberapa wilayah dari federasi Gallarang Appaka dilebur menjadi Kecamatan Mandai.

Selanjutnya pada tahun 1986 mulai dilakukan perencanaan pemekaran menjadi tujuh kecamatan. Pada tahun 1989, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dengan dibentuknya 3 Kecamatan Perwakilan yakni:

  1. Kecamatan Tanralili
  2. Kecamatan Mallawa
  3. Kecamatan Maros Utara

Kemudian pada hari kamis, tanggal 22 agustus 1996, DPD II KNPI Kabupaten Maros mengadakan “Seminar Pemekaran dan Perubahan Nama Kecamatan” dengan berlandaskan latar belakang kesejarahan sekaligus sebagai pemantapan “jati diri Maros” melalui kilas balik sejarah. Upaya DPD II KNPI Maros pada waktu itu mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari para budayawan dan pemerhati sejarah. Nama yang sarat dengan muatan historis memang punya arti tersendiri, terutama bagi orang-orang yang menghormati jati dirinya.

Bertolak dari hasil seminar tersebut, maka Bupati KDH Tingkat II Maros, alm. H. Nasrun A. Amrullah (cucu langsung dari H. Andi Page Manyanderi Petta Ranreng, Petta Imam Turikale III), lewat Surat Bupati KDH Tingkat II Maros, No.146.1/276/Pem. Tgl. 19 September 1996, meminta Persetujuan DPRD Tingkat II Maros untuk Pembentukan/Pemekaran Kecamatan. DPRD Tingkat II Maros kemudian membentuk panitia khusus yang kemudian membahas dan menetapkan pembentukan/pemekaran kecamatan yang telah ada serta diberi nama sesuai dengan nama distrik yang pernah ada.

Pada tahun 2000 menjadi 12 kecamatan dan pada tanggal 3 agustus 2001, dilakukan pembentukan Kecamatan Moncongloe dan Kecamatan Lau serta perubahan nama Kecamatan Maros Utara menjadi Kecamatan Bontoa melalui Peraturan Daerah Kabupaten Maros No. 17 Tahun 2001. Pada Perda ini, wilayah Kecamatan Lau diambil dari sebagian wilayah Kecamatan Maros Baru (Kelurahan Allepolea, Kelurahan Soreang, Kelurahan Maccini Baji, dan Kelurahan Mattiro Deceng) dan sebagian wilayah Kecamatan Maros Utara (Desa Marannu dan Desa Bonto Marannu). Wilayah Kecamatan Lau ini diterapkan pada bab II pasal 2 ayat 1, 2, dan 3. Untuk wilayah Kecamatan Moncongloe diambil dari sebagian wilayah Kecamatan Mandai (Desa Moncongloe, Desa Moncongloe Lappara, Desa Moncongloe Bulu, Desa Bonto Bunga, dan Desa Bonto Marannu). Wilayah Kecamatan Lau ini diterapkan pada bab II pasal 3 ayat 1, 2, dan 3. Untuk perubahan nama Kecamatan Maros Utara menjadi Kecamatan Bontoa ini diterapkan pada bab III pasal 4 ayat 1. Wilayah Kecamatan Bontoa berkurang setelah Desa Marannu dan Bonto Marannu masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Lau. Sekarang wilayah Kecamatan Bontoa meliputi Kelurahan Bontoa, Desa Bonto Bahari, Desa Ampekale, Desa Tunikamaseang, Desa Tupabbiring, Desa Minasa Upa, Desa Salenrang, Desa Pajukukang, dan Desa Bontolempangan. Wilayah Kecamatan Bontoa ini diterapkan pada bab III pasal 4 ayat 2. Wilayah Kecamatan Maros Baru berkurang setelah Kelurahan Allepolea, Kelurahan Soreang, Kelurahan Maccini Baji, dan Kelurahan Mattiro Deceng masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Lau. Sekarang wilayah Kecamatan Maros Baru meliputi Kelurahan Pallantikang, Kelurahan Baju Bodoa, Kelurahan Baji Pamai, Desa Mattirotasi, Desa Majannang, Desa Borikamase, dan Desa Borimasunggu. Wilayah Kecamatan Maros Baru ini diterapkan pada bab IV pasal 6 ayat 2. Wilayah Kecamatan Mandai berkurang setelah Desa Moncongloe, Desa Moncongloe Lappara, Desa Moncongloe Bulu, Desa Bonto Bunga, dan Desa Bonto Marannu masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Moncongloe. Sekarang wilayah Kecamatan Mandai meliputi Kelurahan Bontoa, Kelurahan Hasanuddin, Desa Tenrigangkae, Desa Bonto Matene, Desa Baji Mangai, dan Desa Pattontongan. Wilayah Kecamatan Mandai ini diterapkan pada bab IV pasal 7 ayat 2.

Sekarang ini terdapat 14 kecamatan yang telah terbentuk di Kabupaten Maros, dimana beberapa diantaranya telah kembali diberi nama sesuai dengan tapak sejarahnya.

Asal-Usul Kata Bantimurung

Bantimurung berasal dari Bahasa Bugis dari kata benti, artinya "tetesan (air)" dan merrung, artinya "bunyi gemuruh". Jadi Bantimurung berarti air yang bergemuruh. Nama tersebut diusulkan oleh Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Simbang adalah salah satu kerajaan dalam distrik adat Gemenschaap dan berada dalam wilayah kerajaan Marusu'. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung seperti sekarang. Sejarah dan asal-usul kata "Bantimurung" dimulai sejak masa Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669) saat Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Hindia Belanda. Ketika itu, wilayah Kerajaan Marusu' diformulasikan dalam bentuk Regentschaap yang dipimpin oleh penguasa bangsawan lokal bergelar Regent (setingkat bupati). Setelah itu, Maros berubah menjadi Distrik Adat Gemeschaap yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih oleh bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu distrik adat Gemenschaap yang berada dalam wilayah Kerajaan Marusu'. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar "karaeng". Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin Daeng Paroempa, diangkat menjadi Karaeng Simbang. Dia mulai mengukuhkah kehadiran kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya ialah dengan melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas dari dan ke daerah-daerah sekitarnya menjadi lancar. Pembuatan jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Sayangnya, pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut. Saat itu, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan jalan, karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara dan mencari tahu dari mana suara bergemuruh itu berasal. Setelah melakukan perjalanan singkat ke dalam kawasan hutan untuk mencari tahu dari mana suara bergemuruh berasal, pegawai kerajaan langsung kembali melapor kepada Karaeng Simbang. Namun sebelum melapor, Karaeng Simbang terlebih dahulu bertanya. “Aga ro merrung?,” tanyanya. (Bahasa Bugis; yang berarti: "apa itu yang bergemuruh?"). “Benti, puang (air, tuanku)," jawab sang pegawai kerajaan. (Benti adalah Bahasa Bugis untuk air). Merasa penasaran, Karaeng Simbang mengajak seluruh anggota rombongan untuk melihat langsung air bergemuruh tersebut. Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang langsung terpanah dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. “Makessingi kapang narekko iyae onroangnge' diasengi benti merrung! (mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh)," ujar Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malahan, daerah di sekitar air terjun dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang Kepala Kampung bergelar "Pinati Bantimurung."

Geografi

Batas Wilayah

Kecamatan Bantimurung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:[1]

Utara Kecamatan Bontoa dan Kecamatan Balocci di (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan)
Timur Kecamatan Cenrana
Selatan Kecamatan Simbang
Barat Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, dan Kecamatan Turikale

Demografi

Etnis

Penduduk kecamatan Bantimurung mayoritas adalah suku Makassar dan suku Bugis.

Jumlah Penduduk

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²)
2000 - - - - - -
2001 - - - - - -
2002 - - - - - -
2003 - - - - - -
2004 - - - - - -
2005 - - - - - -
2006 - - - - - -
2007 - - - - - -
2008 - - - - - -
2009 - - - - - -
2010 - - - - - -
2011 - - - - - -
2012 - - - - - -
2013 - - - - - -
2014 - - - - - -
2015 - - - - - -
2016 - - - - - -
2017 - - - - - -
2018 - - - - - -
2019 - - - - - -
2020 - - - - - -

Pemerintahan

Pembagian Administrasi

Kecamatan Bantimurung memiliki 8 (delapan) wilayah pembagian administrasi dengan rincian 2 (dua) berstatus kelurahan dan 6 (enam) berstatus desa sebagai berikut:

No. Desa/Kelurahan Luas (km²)
1 Desa Alatengae 45,47
2 Desa Baruga 52,51
3 Desa Mangeloreng 8,72
4 Desa Mattoangin 20,14
5 Desa Minasa Baji 5,23
6 Desa Tukamasea 23,68
7 Kelurahan Kalabbirang 7,25
8 Kelurahan Leang-Leang 10,70
Jumlah 173,70


Kecamatan Bantimurung memiliki 37 (tiga puluh tujuh) wilayah di bawah kelurahan/desa dengan rincian 4 (empat) berstatus lingkungan dan 33 (tiga puluh tiga) berstatus dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Bontobua
  2. Dusun Bontoleko
  3. Dusun Bulusipong
  4. Dusun Gollae
  5. Dusun Manjalling
  6. Dusun Pakalli
  7. Dusun Tanatakko
  8. Dusun Tanetea
  9. Dusun Balang
  10. Dusun Batunapara
  11. Dusun Cambajawa
  12. Dusun Kassi
  13. Dusun Samariga
  14. Dusun Bonto Padalle
  15. Dusun Kaluku
  16. Dusun Lopi-Lopi
  17. Dusun Mangai
  18. Dusun Bonti-Bonti
  19. Dusun Katubung
  20. Dusun Malewang
  21. Dusun Moncongbori
  22. Dusun Parangki
  23. Dusun Allu
  24. Dusun Bontosunggu
  25. Dusun Mannuruki
  26. Dusun Pattene
  27. Dusun Sege-Segeri
  28. Dusun Tammate
  29. Dusun Amessangeng
  30. Dusun Bontokappong
  31. Dusun Bungaeja
  32. Dusun Manarang
  33. Dusun Pajjaiyang
  34. Lingkungan Pakalu
  35. Lingkungan Tompobalang
  36. Lingkungan Leang-Leang
  37. Lingkungan Panaikang

Daftar Camat

Berikut ini adalah daftar camat Bantimurung:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan
1. H. Andi Sirajuddin Daeng Maggading (Karaeng Simbang XII) 1963
2. Muh. Thahir Alia, BA -
3. Muhammad Rusdi - 8 januari 2017
4. Muhammad Bakri B, S.IP, M.M.[2] 9 januari 2017 31 januari 2019
5. Asrul Rifai Rachman, S.STP 1 Februari 2019 sedang menjabat

Fasilitas

  • Kantor Polsek Bantimurung
  • Kantor Desa Baruga
  • Kantor Desa Tukamasea
  • Kantor Desa Alatengae
  • Kantor Desa Mangeloreng
  • Kantor Desa Mattoangin
  • Kantor Desa Minasa Baji
  • Kantor Kelurahan Leang-Leang
  • Kantor Kelurahan Kalabbirang
  • Kantor Camat Bantimurung

Agama

Masjid

  • Masjid Nurul Muttaqin
  • Masjid Nurul Tarbiyah
  • Masjid Miftahushalihin
  • Masjid Nurul Mustaqin
  • Masjid Nurul Yaqin
  • Masjid Nurul Jama'ah
  • Masjid Babul Barakah
  • Masjid Babul Hasanah
  • Masjid Babul Huda
  • Masjid Babus Salam
  • Masjid Babul Mu'minin
  • Masjid Babur Rahman
  • Masjid Babul Yaqin
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Al-Musafir
  • Masjid Nurul Jannah
  • Masjid Nurul Karim
  • Masjid Nurul Taqwa
  • Masjid Nurul Iman
  • Masjid Ihkwanul Ummah
  • Masjid Riadatul Jannah
  • Masjid Muftiha Fadillah
  • Masjid Nurul Huda
  • Masjid Nurul Iman
  • Masjid Jabal Nur
  • Masjid Nurus Salam
  • Masjid Jabal Uhud
  • Masjid Babul Falah
  • Masjid 'Al Manar
  • Masjid Miftahul Muttaqin
  • Masjid Miftahus Sa'adah
  • Masjid Miftahurrahman
  • Masjid Nurul Maarifah
  • Masjid Miftahul Khaerat
  • Masjid Babut Taubah
  • Masjid Babul Jannah
  • Masjid Babul Khaerat
  • Masjid Babul Shahadah
  • Masjid Babul Falaq
  • Masjid Babul Qarim
  • Masjid Babul Qausar
  • Masjid Nurul Jamaah
  • Masjid Al-Amin
  • Masjid Al-Arsyid
  • Masjid H. Mahmud
  • Masjid An-Nur
  • Masjid Shirathal Mustaqim
  • Masjid Babul Jannah
  • Masjid Miftahul Salam
  • Masjid Miftahul Mu'minin
  • Masjid Miftahul Jamaah
  • Masjid Nurul Tarbiyah
  • Masjid Al-Taqwah Kasim DM
  • Masjid Nurul Jamaah
  • Masjid Nurul Rahman
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Nurul Amin
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Al-Munawara
  • Masjid Nurul Firdaus
  • Masjid Nurul Jannah
  • Masjid Attaarbiyayatusi Syabab
  • Masjid Habibullah
  • Masjid Nurul Mumtaha
  • Masjid Nurul Mukminin
No. ID Nama Masjid Tahun Berdiri Luas Tanah Luas Bangunan Alamat Jenis Status Tanah Jumlah Pengurus Jumlah Imam Jumlah Khatib

Pendidikan

Lembaga pendidikan formal di kecamatan Bantimurung adalah sebagai berikut:

SD Sederajat

  • MI Swasta Hidayatul Ihsan
  • MI Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MI Swasta Firdaus Tompobalang
  • SD Negeri 105 Inpres Alatengae
  • SD Negeri 120 Inpres Parengki
  • SD Negeri 121 Inpres Kalabbirang
  • SD Negeri 128 Inpres Minasa Baji
  • SD N egeri13 Manarang
  • SD Negeri 174 Inpres Bungaeja
  • SD Negeri 243 Baruga
  • SD Negeri I Pakalu I
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 106 Inpres Manarang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 11 Leang-Leang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 116 Allu
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 12 Pakalli I
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 139 Inpres Lambatorang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 15 Jawi-Jawi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 173 Inpres Mangngai
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 188 Inpres Bontokappong
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 189 Inpres Cambajawa
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 191 Inpres Batunapara
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 207 Inpres Pajjaiyang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 225 Inpres Panaikang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 226 Inpres Lopi-Lopi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 231 Inpres Tana Tekko
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 72 Pakalu II
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 74 Bonti-Bonti
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 75 Malewang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 87 Kassi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 91 Amessangeng

SMP Sederajat

  • SMP Swasta As-Sakinah Bantimurung
  • MTs Swasta MDIA Samariga
  • MTs Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MTs Swasta Firdaus Tompobalang
  • MTs Swasta Hidayatul Ihsan
  • SMP Swasta Firdaus Tompobalang
  • SMP Swasta PGRI 4 Maros
  • SMP Negeri 10 Bantimurung
  • SMP Negeri 39 Satap Leang-Leang
  • UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 22 Bantimurung
  • UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 4 Bantimurung

SMA Sederajat

  • MA Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MA Swasta Firdaus Tompobalang
  • MA Swasta Nur Aliya Parengki Bantimurung
  • SMA Negeri 4 Bantimurung Maros (RSKM/SSN/Adiwiyata)
  • SMA Swasta PGRI 4 Bantimurung Maros
  • SMK Swasta Darul Ulum
  • SMK Swasta Widya Karya Bantimurung

Sarana Keamanan

  • Polsek Bantimurung

Kesehatan

Fasilitas

Ekonomi

Pusat perbelanjaan

  • Pasar Rakyat Pakalu

Perusahaan

  • UD Musdalifah (peternakan/jual sapi)

Tambang

  • Tambang Batu Kapur (Karst)
  • Tambang Marmer

Jalan

Nama jalan yang ada di kecamatan Bantimurung

A

  • Amessangeng Baru

P

  • Poros Bantimurung
  • Poros Leang-Leang
  • Poros Maros-Bantimurung
  • Poros PT. Semen Bosowa
  • Poros Soddang

T

  • Tani

Tempat menarik

  • Taman Prasejarah dan Purbakala Leang-Leang
  • Puncak Gunung Baro-Baro
  • Wisata Wae Merrungnge Tompobalang
  • Gua Salukang Kallang
  • Leang Burung

Perkumpulan/Organisasi

  • Persatuan Sepakbola Kecamatan Bantimurung Persekab (klub sepak bola)

Galeri foto

Informasi

  • E-mail: kec_bantimurung@maroskab.go.id
  • Kode Wilayah: 73.09.03

== Bencana Daerah =di Maros lois cinta nabila

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Maros dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Diakses tanggal 13-09-2019. 
  2. ^ Muhammad Bakri Sebagai Camat Bantimurung

Lihat pula

Pranala luar