Kepuhunan

Mitos
Revisi sejak 6 Agustus 2020 07.13 oleh Dcac Inverter (bicara | kontrib) (Etimologi: Rintis dikit2)

Kepuhunan (Banjar: Kapuhunan) adalah mitos di Kalimantan Selatan khususnya di masyarakat Banjar, istilah ini digunakan ketika seseorang ingin pergi di tawari makan dan minum tetapi mengindahkan dan akhirnya kena musibah.[1]

Etimologi

Kapuhunan, akar katanya dari kata "Puhun" berawalan ke- berakhiran -an (bahasa Indonesia: Kepohonan). Karena dalam bahasa Banjar tak mengenal huruf vokal "O", maka pada kata "pohon" diganti dengan huruf vokal "U". Menurut Prof. Abdul Djebar Hapip kosakata Kapuhunan diartikan sebagai dapat celaka; dapat bencana.[2] Karena mengindahkan tawaran orang lain.

Pandangan Islam

Karena istilah Kepuhunan ini adalah anggapan sial karena tidak sempat memakan atau meminum sesuatu maka kena Musibah misalnya jatuh dari motor atau tejuramba. Dan ini termasuk Thiyaroh yang bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakekatnya dan merupakan sesuatu yang termasuk takhayyul dan keragu-raguan.

Referensi

  1. ^ Banjarmasin Tribunnews (9 Desember, 2019). "Diturunkan Sejak Kakek Nenek, Mitos Kepuhunan Ini Harus Dipenuhi Walau Sekedar Disentuh Senin". Diakses tanggal 6 Agustus, 2020. 
  2. ^ Kartika Eka H (29 Mei 2020). "Misteri "Kapuhunan" Pamali Banjar Seputar Makanan yang Bisa Berujung Maut". Diakses tanggal 6 Agustus, 2020.