Alam Sutera Realty

perusahaan asal Indonesia
PT Alam Sutera Realty Tbk
Public (IDX: ASRI) Listed 2007
IndustriProperty Developer
Didirikan1993
Kantor pusatSerpong Utara, Tangerang Selatan dan Pinang, Kota Tangerang, Propinsi Banten, INA
Tokoh kunci
Harjanto Tirtohadiguno, (President Commissioner),
Joseph Sanusi Tjong, (Direktur Utama),
Lilia Setiprawarti Soekotjo, (Direktur),
Soelaeman Soemawinata, (Direktur),
Andrew Charles Walker, (Direktur Tidak Terafiliasi)
PendapatanRp 2.715 Trilyun (2016)[1]
Rp 1.096 Trilyun (2016))[1]
Karyawan
1.757 (2016)[1]
Situs webwww.alamsuterarealty.co.id

Tentang Perusahaan

PT Alam Sutera Realty Tbk. adalah anak perusahaan dari grup Argo Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga pada 3 November 1993. Awalnya perusahaan ini bernama PT Adhihutama Manunggal, kemudian berganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007.

Selain di Serpong, Alam Sutera sekarang juga sedang mengembangkan kawasan di daerah, Cikokol, Pasar Kemis dan Bali.

Land Bank - Per 30 Juni 2014 land bank yang dimiliki adalah:

Total: 2.331.5 Ha

Proyek

Alam Sutera

Pada tahun 1994 PT Alam Sutera Realty Tbk. mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di Serpong Utara, Tangerang Selatan dan Pinang, Kota Tangerang, provinsi Banten dan berlanjut hingga saat ini. Selain itu Alam Sutera juga melakukan pengembangan ke daerah Bali. Perusahaan ini menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 18 Desember 2007.

Saat ini perumahan Alam Sutera merupakan price leader untuk kawasan Serpong di mana harga tanah di Alam Sutera mencapai 13,7 jt/m2 untuk residensial dan 12,5 jt/m2 untuk komersial pada tahun 2014. Hal ini karena dibukanya akses tol langsung (Via tol Jakarta-Merak) ke kawasan Alam Sutera pada tahun 2009. Konsep bisnis ke depannya adalah untuk membangun properti yang mendatangkan nilai sewa seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, dan exhibition center.

Kawasan yang telah berhasil dikembangkan adalah perumahan, apartemen, mall, dan superblock di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, dengan posisi yang berdekatan dengan beberapa pengembang besar, antara lain BSD, Summarecon Serpong, Paramount Serpong, dan Lippo Village. Lokasi yang menjadi pusat pengembangan saat oleh Alam Sutera adalah Alam Sutera Superblock (kawasan komersial dan juga perumahan Sutera Victoria) dan perumahan Suvarna Padi Golf Estate di Pasar Kemis Tangerang. Perumahan ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial seperti rumah ibadah, taman bermain, rumah sakit, mal dan hotel.

Keunggulan yang dimiliki oleh Alam Sutera adalah akses langsung Jakarta via Tol Jakarta-Merak

Residensial

  • Perumahan Alam Sutera (30 Cluster)
  • Silkwood Residences
  • Paddington Heights Apartment Towers

Komersial

  • Office Tower
    • Synergy Building
    • The Prominence Office Tower (proyek sedang berjalan)
  • Ruko
    • Ruko Alam Sutera Boulevard
    • Ruko Jalur Sutera

Fasilitas

  • Club House
  • Flavor Bliss
  • Gereja St. Laurensius
  • Mall @ Alam Sutera
  • Masjid Nur Asmaa UI Husna
  • Pasar 8
  • Sekolah Santa Laurensia
  • Binus University Kampus Alam Sutera
  • Sports Center
  • IKEA Alam Sutera

List Tenants Alam Sutera

  • Alfamart Headquarters (proyek sedang berjalan)
  • All Fresh Fruit Market
  • Apartemen Brooklyn (proyek sedang berjalan)
  • Bank BCA
  • Living World Mall
  • IKEA
  • Menara Top Food (Es Teler)
  • Mitsubishi Motors
  • Saumata Apartment (proyek sedang berjalan)

Transportasi

  • Suteraloop (Internal Shuttle Bus Alam Sutera)

Proyek Di Luar Kawasan Alam Sutera

  • Kota Ayodhya (Komplek Apartemen - Cikokol, Tangerang)
  • The Tower (Gedung Perkantoran - Jl. Jend. Gatot Subroto)

Suvarna Sutera

PT Delta Mega Persada merupakan anak perusahaan dari PT Alam Sutera Realty Tbk yang menaungi kawasan terbaru dari Alam Sutera yaitu Suvarna Sutera di Pasar Kemis, Tangerang. PT Delta Mega Persada berdiri sejak 22 Oktober 1991. Dengan 30-menit berkendara dari Jakarta, akses tol langsung melalui Tol Jakarta – Merak.

Didukung dengan fasilitas:

  • Tol Akses Langsung
  • Golf Estate
  • Pemanenan Hujan
  • Klaster Residensial
  • Sekolah
  • Kehidupan Yang Hijau
  • Pusat Kota

Residensial

  • Super Cluster - Suvarna Padi
  • Super Cluster - Suvarna Jati
  • Super Cluster - Suvarna Sari (Sedang dibangun)

GWK Cultural Park (Bali)

Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park merupakan sebuah kawasan wisata taman budaya seluas ± 60 ha yang terletak di Ungasan, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 10-15 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Dengan rancangan patung Garuda Wisnu setinggi 126 meter dan lebar sayap membentang sekitar 64 meter sebagai daya tarik utama, GWK Cultural Park menawarkan salah satu karya seni terbesar dan paling menakjubkan yang pernah dibuat sepanjang sejarah seni rupa Indonesia, dan sebagai representasi salah satu warisan budaya lokal Indonesia.

Yayasan Garuda Wisnu Kencana yang salah satu pendirinya adalah juga penggagas ide besar di balik konsep Garuda Wisnu Kencana, Bapak I Nyoman Nuarta, memprakarsai ide proyek ini pada tahun 1992 dengan visi menjadikannya sebagai landmark Bali yang dikenal dalam dunia pariwisata Indonesia. Gagasannya diwujudkan dengan mengolah kawasan eksisting berupa batu kapur dengan pendekatan olah seni lahan (land art) yang menyatu dengan konsep Arsitektur Landscape modern yang senantiasa memperhatikan keselarasan antara manusia, alam dan sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai alternatif infrastruktur pariwisata buatan abad ke-21, GWK Cultural Park saat ini tengah berkembang menjadi taman budaya yang menyuguhkan berbagai acara yang meliputi pameran budaya, acara dan atraksi hiburan serta menjadi forum informasi dan komunikasi untuk budaya lokal setempat, nasional, regional dan bahkan internasional.

Menemukan lokasi yang sempurna untuk sebuah proyek mega struktur bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan waktu dua tahun sejak awal dikembangkannya konsep proyek ini, sebelum akhirnya menemukan tempat yang sesuai. Sebuah area bekas tambang kapur di bukit tandus di sebuah desa bernama Ungasan. Walaupun wilayah ini begitu terpencil dan terisolasi, namun Yayasan GWK melihat potensi sangat baik, sehingga menginspirasi Yayasan untuk merehabilitasinya.

Untuk merancang dan mewujudkan patung raksasa ini, Yayasan GWK menunjuk I Nyoman Nuarta, salah satu pematung modern terbaik Indonesia. Setelah peletakan batu pertama pada Juni 1997, taman budaya mulai dipromosikan secara terbuka pada tahun 2000 dengan mengekspos dan memamerkan beberapa bagian dari patung Garuda Wisnu, dibarengi dengan beberapa uji coba untuk sejumlah fasilitas pendukung.

Singkat cerita, sejak tahun 2013 kepemilikan dan pengelolaan GWK Cultural Park beralih ke PT Alam Sutera Realty, salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, GWK Cultural Park kini juga menawarkan sejumlah fasilitas ideal untuk berbagai macam acara, baik acara tertutup maupun umum, kecil atau besar, lokal maupun internasional. Infrastruktur pendukung seperti Plaza Wisnu, Street Theatre, Lotus Pond, Amphitheater, ruang Pameran & Galeri Seni, Indraloka Garden, Tirta Agung, beberapa restaurant andalan GWK seperti Jendela Bali dan The Beranda, serta beberapa Butik & Toko Cenderamata – semuanya telah siap melayani pengunjung.

Patung Garuda Wisnu Kencana

Daya tarik utama dari Taman Budaya GWK adalah patung raksasa Garuda Wisnu yang dirancang menjadi salah satu patung modern tertinggi dan terbesar di dunia. Dikombinasikan dengan monumen dasarnya, patung ini rencananya akan mencapai ketinggian 126 meter dengan bentangan sayap selebar 64 meter.

Tugas berat mendirikan patung tersebut dipercayakan kepada salah satu pematung paling terkemuka di Indonesia, I Nyoman Nuarta, yang kiprahnya bermula ketika ia dinobatkan sebagai Pemenang Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia pada tahun 1979. Ia bertanggung jawab untuk pembuatan monumen raksasa Garuda Wisnu Kencana, monumen yang menggambarkan Dewa Wisnu mengendarai burung legenda Garuda.

Dari sanggar kerjanya di Bandung, Jawa Barat, Nyoman Nuarta mendesain dan mengukir patung menjadi beberapa bagian, terdiri dari 24 segmen dan dibentuk dengan 754 modul yang terbuat dari tembaga dan kuningan yang dilapisi dengan asam patina. Modul-modul tersebut kemudian diangkut ke Bali, sebuah proses yang masih terjadi hingga hari ini.

Lokasi berdirinya patung GWK terletak di tempat tertinggi dari wilayah selatan Bali. Patung GWK dirancang menjadi salah satu patung monumental terbesar dan tertinggi di dunia. Monumen ini sendiri terdiri dari dua bagian. Patung utama, yang terbuat dari sekitar 3000 ton tembaga, sementara beberapa patung lain yang lebih kecil seperti mahkota dan aksesoris Garuda akan dilapisi dengan mozaik emas. Bagian kedua adalah monumen alas, sebuah bangunan 30.000 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 10.000 meter persegi. Di dalam monumen alas tersebut, akan ada sejumlah fasilitas, seperti ballroom multifungsi yang dapat dimanfaatkan untuk konferensi internasional serta beberapa galeri untuk memamerkan kreasi seni budaya Indonesia.

Website

Referensi

Pranala luar

Lihat pula