Kantor Cabang Utama BNI Yogyakarta

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 17 Agustus 2020 12.53 oleh Mohd Zaenuri (bicara | kontrib) (←Suntingan Fandy Aprianto Rohman (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot)

Bank BNI 1946 Yogyakarta pada mulanya merupakan kantor Nederlandsch-Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ). Nillmij adalah perusahaan asuransi jiwa yang didirikan pada 31 Desember 1859. Pendirinya adalah C.F.W. Wiggers van Kerchem, seorang financier pertama di Hindia Belanda. Van Kerchem juga kelak menjadi Presiden Direktur De Javasche Bank periode 1863-1868. Gedung tersebut merupakan hasil rancangan Ir. Frans Johan Laurens Ghijsels, seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1921 dan selesai pada tahun 1922 (Handinoto, 2012: 64-65).

Gedung Bank BNI '46
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Gedung Bank BNI 1946 Yogyakarta
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20100108.02.000166
Lokasi
keberadaan
Yogyakarta, Indonesia
Tanggal SK2010
PemilikMilik pribadi
Kantor Cabang Utama BNI Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta
Bank BNI 46 Yogyakarta
Bank BNI 46 Yogyakarta
Lokasi gedung Bank BNI 46 di Yogyakarta

Gedung kantor Nillmij Yogyakarta tersebut dirancang dengan langgam Art Deco. Gaya khas arsitektur ini memiliki konstruksi pilar-pilar tinggi. Ciri-ciri bangunan Eropa juga tampak pada bangunan ini dengan adanya pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Dinding dihiasi dengan roster yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan sekaligus sebagai ragam hias yang dapat mempercantik tampilan arsitektural. Bangunan ini menjadi salah satu penanda (landmark) kawasan, karena letaknya di sisi barat daya simpul jalan utama di sumbu filosofis Kota Yogyakarta.

Megahnya arsitektur gedung ini tidak terlepas dari kiprah Nillmij di Hindia Belanda. Nillmij merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa di Hindia Belanda, sehingga mampu memonopoli industri asuransi. Van Kerchem mampu meyakinkan Pemerintah Hindia Belanda untuk menjadikan Nillmij  sebagai alternatif lain bagi para pegawai pemerintahan dan militer untuk menabung di sana, di samping sistem pensiun yang berlaku. Selain berfungsi sebagai Nillmij, bangunan digunakan untuk kantor Nederlandsch Handel Maatschappij (NHM), Escompto Maatschappij, dan kantor makelar Buyn & Co.

Pada masa Jepang menduduki Yogyakarta, gedung ini diambilalih oleh Tentara Dai Nippon untuk digunakan sebagai kantor radio Jepang dengan nama Hoso Kyoku. Setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu, gedung ini dimanfaatkan sebagai studio siaran radio Mataramsche Vereeniging Voor Radio Omroep (MAVRO). MAVRO ini sebagai perintis Radio Republik Indonesia (RRI) Nusantara II Yogyakarta. Setelah RRI lahir pada 11 September 1945, gedung Nillmij digunakan juga oleh RRI untuk melakukan siaran. Selama masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi, RRI memegang peranan penting. RRI Yogyakarta juga dinamakan radio perjuangan karena gencar melakukan siaran untuk membakar semangat dalam melawan Sekutu, baik di Magelang, Ambarawa, dan Semarang.

Serangan udara yang dilakukan oleh RAF (Royal Air Force) Inggris pada 25 dan 27 November 1945 di Kota Yogyakarta sebenarnya untuk ”membungkam siaran” yang dilakukan oleh Bung Tarjo di Hoso Kyuku (sekarang gedung BNI 46). Namun, serangan tersebut salah sasaran dan mengenai gedung Balai Mataram (Societeit Vereeniging) yang ada di sebelah utaranya.

Daftar pustaka

  • Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (2017). Ragam Penanda Zaman: Memaknai Keberlanjutan Merawat Jejak Peradaban. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 
  • Nurhajarini, Dwi Ratna, dkk (2012). Yogyakarta: Dari Hutan Beringin ke Ibukota Daerah Istimewa. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. 

Pranala luar