Konsekuensialisme

Revisi sejak 21 Agustus 2020 12.41 oleh Roronoa Boya (bicara | kontrib) (Menambahkan infromasi dan pranala.)

Konsekuensialisme adalah satu aliran dalam filsafat etika yang menekankan bahwa kebenaran suatu tindakan haruslah dinilai dari akibat (konsekuensi) perbuatan tersebut. Sehingga bagi penganut ideologi ini, tindakan yang benar secara moral adalah suatu tindakan yang menghasilkan akibat yang baik. Pandangan ini menolak bahwa benar-salah harus mengacu pada motif, intensi (niat), kewajiban, moral, ataupun hukum[1]. Ini yang menyebabkan konsekuensialisme seringkali dianggap sebagai pandangan yang berkebalikan dari deontologi dan etika kewajiban. Menurut penganut ideologi ini, beberapa kasus pembunuhan dapat benar secara moral, sedangkan dalam beberapa kasus, suatu tindakan kedermawanan bisa saja menjadi suatu kesalahan moral.[2]

Term konsekuensialisme pertama kali dipakai oleh G. E. M. Anscombe dalam esainya, Modern Moral Philosophy. Salah satu jenis konsekuensialisme paling populer adalah utilitarianisme, yang dipelopori oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

Referensi

  1. ^ "Consequentialism | ethics". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-21. 
  2. ^ "Consequentialism | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-08-21.