First Media

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 24 Agustus 2020 01.06 oleh EEIHAJL (bicara | kontrib)

PT First Media Tbk (IDX: KBLV) (sebelumnya bernama PT Broadband Multimedia Tbk) adalah perusahaan publik Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. First Media menyediakan jasa layanan internet pita lebar, televisi kabel dan komunikasi data yang secara keseluruhan diperkenalkan sebagai "Triple Play". Jaringannya meliputi Jabodetabek, Surabaya, Malang, Medan, Batam dan Bandung.

PT First Media Tbk
Sebelumnya
PT Broadband Multimedia Tbk
(13 Januari 1994-1 Juni 2007)
Publik
Kode emitenIDX: KBLV
IndustriTelekomunikasi
PendahuluJaring Data Interaktif
Internux
Didirikan13 Januari 1994 (sebagai Broadband Multimedia)
1 Juni 2007 (sebagai First Media)
PendiriJames Riady
Peter F. Gontha
Kantor pusatBeritaSatu Plaza, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav.62, Jakarta Selatan
Tokoh kunci
Henry Riady
ProdukInternet pita lebar
Televisi kabel berlangganan
Komunikasi data
PemilikMultipolar
Situs webwww.firstmedia.com

First Media merupakan anak perusahaan Lippo Group. First Media juga memegang penuh kepemilikan saham PT Citra Ayunda Pariwara yang menguasai 80% saham PT Direct Vision, perusahaan yang mengoperasikan jasa televisi satelit Astro Nusantara. Astro Nusantara sendiri tidak beroperasi lagi sejak pada tanggal 20 Oktober 2008 tengah malam pada pukul 00:00 WIB.

Pada tahun 2008, First Media memiliki sekitar 180.000 pelanggan internet dan sekitar 130.000 pelanggan televisi. Jaringan serat optik First Media memiliki panjang 2.597 kilometer yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung. First Media menargetkan satu juta rumah akan terjangkau jaringan mereka sebelum awal 2009.

Pada bulan Mei 2015 bersama dengan LinkNet, First Media meluncurkan 2 Combo HD Pack terbaru. Combo Ultimate X1 HD dengan kecepatan 100Mbps dan Combo Infinite X1 HD dan untuk kecepatan 200Mbps serta meningkatkan paket Combo Maxima X1 HD dengan layanan dual broadband.[1]

Sejarah

 
Logo BOLT! sebelum pengalihan secara resmi First Media

First Media didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT Broadband Multimedia Tbk. Pada Maret 1999, Broadband Multimedia mulai memasarkan diri secara komersial dengan merek dagang Kabelvision, yang diikuti pada tahun-tahun berikutnya dengan peluncuran Digital1 dan MyNet.

Pada 16 Juni 2007, Broadband Multimedia mengganti namanya menjadi First Media, sekaligus meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia layanan "Triple Play". Kabelvision dan Digital1 disatukan di bawah produk HomeCable, sementara MyNet menjadi FastNet.

Pada akhir Agustus 2007. Lippo Group mengumumkan kucuran investasi sebesar $650 juta selama empat tahun kedepan kepada First Media. Kucuran dana tadi akan diinvestasikan keberbagai layanan pengembangan konten dan belanja internet, TV kabel, HDTV, akses pita lebar, layanan nirkabel, fasilitas pentimpanan data, serta layanan telepon. Dalam kucuran dana tersebut, Lippo Group menggandeng perusahaan Shanghai Media Entertainment Group (melalui anak perusahaan STR), Cisco, dan Motorola untuk pembangunan jaringan serta pembiayaan proyek tersebut.

Pada 28 Desember 2018, Internux menggabung dengannya menjadi First Media, sekaligus meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia layanan "Internet Connect". BOLT! bergabung dengan menjadi First Media.

Teknologi

Saat ini First Media memiliki dan mengoperasikan teknologi jaringan kabel Hybrid Fiber-Coaxial (‘HFC’) dua arah pada frekuensi 870 Mhz yang memiliki ujung terminal sebagai berikut.

Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri.

Produk

Produk First Media disebut Triple Play, yang merupakan layanan berbasiskan teknologi pita lebar digital mencakup jasa akses internet berkecepatan tinggi tanpa batasan yang selalu menyala (FastNet), TV kabel digital (HomeCable), layanan OTT (First Media X), dan komunikasi data berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar untuk aplikasi bisnis dan komersial (DataComm).

FastNet adalah penyedia jasa Internet melalui jaringan kabel pita lebar. FastNet memiliki keunggulan dalam harganya yang lebih murah dibanding dengan penyedia jasa Internet lain di paket kecepatan serupa.

HomeCable adalah merek dagang stasiun televisi kabel berlangganan dari First Media. HomeCable merupakan merek dagang baru dari 2 produk First Media sebelumnya, Kabelvision dan Digital1.

First Media X

First Media X adalah layanan OTT dari First Media. First Media X memungkinkan Anda menonton saluran TV yang Anda langgani di rumah, dari gadget atau laptop Anda. Jadi sekarang, tidak ada yang bisa menghalangi Anda menonton acara TV dan film favorit Anda.

DataComm

DataComm menyediakan layanan data komunikasi untuk korporasi atau bisnis. Layanan ini didukung oleh salah satu jaringan backbone digital serat optik yang paling luas di kawasan Metropolitan Jakarta. Layanan ini kini mendukung 303 sambungan jaringan yang disewakan kepada hampir 200 pelanggan di sektor perbankan dan jasa keuangan, berbagai korporasi maupun lembaga pemerintahan. First Media juga merupakan penyedia tunggal layanan data komunikasi bagi sistem JATS Remote Trading Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) yang memungkinkan para pialang saham untuk melakukan perdagangan efek secara remote dari kantor mereka masing-masing lewat jaringan serat optik. DataComm mempunyai 2 jenis layanan, yaitu First Metro dan FastNet Corporate.

Anak perusahaan

Mantan perusahaan

  • PT Direct Vision (Astro Nusantara) (ditutup pada tahun 2008)
  • PT Indonesia Media Televisi (BiG TV) (yang telah digabungkan dengan PT First Media Television (HomeCable) pada tahun 2020)
  • PT Lippo Satelit Indonesia (Lippo Satellite) (yang telah digabungkan dengan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) pada tahun 2020)
  • PT Internux (yang telah dialihkan dengan PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) dan PT First Media Tbk pada tahun 2018)

Referensi

Pranala luar