Analisis pekerjaan

Revisi sejak 25 Agustus 2020 09.43 oleh Oagl10 (bicara | kontrib) (Menambahkan Faktor Pendukung dan Penghambat)

Analisis pekerjaan (Bahasa Inggris: Job Analysis) adalah suatu prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan keterampilan yang dibutuhkan dari pekerjaan dan jenis orang yang harus dipekerjakan.[1] Analisis Pekerjaan ini dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, khususnya dalam bagian Manajemen Sumber Daya Manusia untuk mengukur dan mengidentifikasi kinerja karyawan dalam usaha mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan dengan efektif.

SDM (Sumber Daya Manusia) atau yang biasa disebut dengan karyawan, merupakan aset penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. SDM merupakan ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.[2] Sehingga dalam Perencanaan SDM, perlu dilakukan dengan adanya identifikasi dan Analisis Pekerjaan.

Manfaat Analisis Pekerjaan

Banyak manfaat yang utamanya akan dirasakan organisasi atau perusahaan. Namun tak terkecuali, karyawan pun dapat merasakan manfaat dari Analisis Pekerjaan yang ada. Berikut adalah manfaat-manfaat dari kegiatan Analisis Pekerjaan dalam suatu organisasi atau perusahaan:

Manfaat dari Analisis Pekerjaan bagi Karyawan:
  • Memperkenalkan karyawan baru dengan pekerjaan pada jabatan yang ditempati
  • Menentukan kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para karyawan
  • Mengembangkan rencana-rencana pengembangan karyawan yang potensial
  • Mengevaluasi tantangan lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan individu
  • Merencanakan kebutuhan karyawan di waktu yang akan datang

Manfaat dari Analisis Pekerjaan bagi Perusahaan:

  • Menempatkan karyawan sesuai dengan ketrampilannya
  • Menentukan basis regional bagi struktur kompensasi
  • Membantu revisi struktur organisasi
  • Memperbaiki alur kerja organisasi atau perusahaan
  • Standar prestasi kerja yang realistis
  • Memberikan data sebagai fungsi saluran komunikasi
  • Menetapkan garis promosi dalam semua departemen dan organisasi


Analisis Pekerjaan juga dipergunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi dalam mendukung penyusunan Uraian Jabatan (Job Description), Spesifikasi Pekerjaan (Job Spesification), dan Evaluasi Pekerjaan (Job Evaluation).[3] Ketiga hal tersebut dapat digunakan dalam fungsi manajemen, khususnya sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dalam lingkup perekrutan karyawan (recruitment), dengan membandingkan antara standar kinerja (performance standard) dengan kenyataan kinerja (actual performance) yang ada, akan mendapatkan penilaian kinerja (performance appraisal) kemudian menjadi dasar bagi pengembangan dan pelatihan karyawan (training and development).

Faktor Pendukung dan Penghambat

Banyak faktor yang mempengaruhi Analisis Jabatan sebagai dasar pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan. Ada faktor-faktor pendukung dan ada pula faktor penghambat yang dapat mempengaruhi jalannya Analisis Jabatan.

Berikut adalah Faktor Pendukung Analisis Jabatan:

- Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian, kebijakan tersebut mempunyai peran sebagai pendekatan normatif sekaligus dijadikan pedoman untuk melaksanakan fungsi kepegawaian dalam suatu organisasi atau perusahaan.

- Undang-undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, yang memberikan kewenangan lebih luas untuk memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya dalam usaha penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan umum.

Berikut adalah Faktor Penghambat Analisis Jabatan:

Yang merupakan penghambat proses Analisis Pekerjaan adalah adanya perbedaan persepsi diantara anggota tim, selain itu lemahnya pemahaman pegawai terhadap arti pentingnya analisis jabatan, dimana banyak pegawai yang tidak melakukan pencatatan hasil kerja atau tidak adanya laporan kerja yang akurat.

Referensi

  1. ^ Taroreh, Amelia (2016). "PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA, ANALISIS PEKERJAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO PENGEMBANGAN SDM PROVINSI PAPUA". Jurnal EMBA. Vol.4 (No.1): 1263–1274.  line feed character di |title= pada posisi 56 (bantuan)
  2. ^ Hasibuan, Malayu (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 10. 
  3. ^ [file:///C:/Users/Dell%20i3%203467/Downloads/316-602-1-SM.pdf "ANALISIS JABATAN DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). ORBITH. VOL. 12 (NO. 1): 52 – 58. 2016.  line feed character di |title= pada posisi 45 (bantuan);