Ngaras adalah upacara yang dilakukan oleh kedua mempelai, dengan tujuan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tua dan meminta doa untuk kelancaran acara pernikahan [1] . Secara etimologis istilah ngaras berasal dari kata bahasa Sunda yaitu ras, kata ras adalah kata yang digunakan untuk mengingat, merasakan, atau mengingatkan [2] . Selain itu, dalam bahasa Sunda juga terdapat kata ngaraas yang artinya menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam [3]. Kata ngaraas berasal dari kata 'raas' yang memiliki awalan nga-. Bisa jadi, dalam ilmu linguistik, kata ngaraas mengalami proses morfologi sinkope (hilangnya fonem di tengah kata) menjadi kata ngaras. [1]

Makna

Upacara ngaras dimaksudkan untuk mengingatkan anak akan kemulyaan orang tuanya. Dengan kasih sayang, mendidik dan membimbing jalan hidup yang benar-benar sesuai dengan pedoman agama dan hukum negara dalam melakoni kehidupan di dunia. Tentunya bimbingan yang bersumber dari ajaran agama tersebut merupakan pedoman bagaimana menempatkan orang tua dalam wilayah iman dan takwa dengan hormat kepada orang tua. Islam menuntut anak untuk menghormati orang tuanya, terutama ibunya . Dalam budaya sunda menghormati ibu dan ayah tersirat dalam ungkapan munjung jangan pergi ke gunung, ibadah jangan ke laut, munjungnya harus ke ibu, ibadah harus ke ayah. Ungkapan tersebut tentu saja merupan penjelasan dari ungkapan lainnya yang berbunyi ibunya yang berhasil mengandung ayahnya.

Menghormati orang tua

Peran ibu dan ayah dalam masyarakat sunda memiliki peran yang paling tinggi. Jadi kalau ada anak yang tidak menghormati orang tuanya disebut doraka kepada orang tuanya . Bagi orang Sunda, menghormati orang tua merupakan salah satu kewajiban utama. Mungkin orang - orang sangat yakin bahwa murka Tuhan tidak lain adalah salah satu bentuk durhaka kepada orang tua dan kehendak Tuhan adalah hasil dari kehendak orang tua. Sikap hormat tilawat kepada orang tua, di masyarakat Sunda salah satunya ditunjukkan melalui tradisi minum air yang digunakan untuk membersihkan kaki orang tua yang merupakan acara besar dalam tradisi ngaras. Segala bentuk perilaku sangat erat kaitannya dengan perjalanan amal seseorang. Perjalanan orang simbolis berjalan kaki. Telapak kaki memberi kesan bahwa eksistensi manusia sesungguhnya terlihat dari karyanya . Karena itu, kaki memiliki makna yang dalam dan luhur.

Referensi

  1. ^ a b Hendrayana. (2011). Makna Simbolik dina Upacara Adat Ngaras. Bandung: Sonagar. (dimuat dina Sonagar, volume 5, nomer 2, Desember 2011). [diakses 26 Agustus 2020], Hal. 1
  2. ^ Danadibrata. (2015).Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama, Hal. 567
  3. ^ LBSS. (2007).Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate, Hal. 407