Kustini Sri Purnomo

Revisi sejak 31 Agustus 2020 13.00 oleh Linidata (bicara | kontrib) (infobox)

Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo (lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 12 Oktober 1960, 60 tahun) adalah istri dari Bupati Sleman periode 2015-2020, Sri Purnomo. Pada gelaran Pilkada Sleman 2020, Kustini Sri Purnomo diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpasangan dengan Danang Mahersa, kader PDIP. Kustini Sri Purnomo dan Sri Purnomo dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Dr. Aviandi Okta Maulana, S.E., M.Acc., Ak., CA sebagai anak pertama. Anak kedua bernama dr. Nudia Rimanda Pangesti. Sementara itu, anak ketiga adalah dr. Raudi Akmal.

Kustini Sri Purnomo
TP PKK Sleman
Penguasa monarkiHamengkubuwana X
PresidenJoko Widodo
GubernurHamengkubuwana X
Ketua Dekranasda Sleman
Informasi pribadi
Lahir12 Oktober 1960 (umur 63)
Indonesia Jepara, Jawa Tengah
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Suami/istriSri Purnomo
AnakDr. Aviandi Okta Maulana, SE., M.Acc., Ak., CA
dr. Nudia Rimanda Pangesti
dr. Raudi Akmal
Alma materUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pendidikan

Kustini Sri Purnomo menghabiskan masa kecilnya di Jepara di tengah keluarga yang islami. Kustini menempuh pendidikan bangku Sekolah Dasar di SD N 2 Langon, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas juga ditempuh di Jepara; yaitu di MTS Al-Islam (SMP) dan MAN Al-Maarif (SMA).

Kustini Sri Purnomo sempat melanjutkan jenjang pendidikan Sarjana Muda di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, DIY. Setelah itu, dia melanjutkan studi S1 di tempat yang sama, dengan mengambil Jurusan Ushuluddin, Fakultas Perbandingan Agama.

Perhatian dan riwayat organisasi

Kustini Sri Purnomo punya perhatian yang besar terhadap masalah-masalah perempuan. Baik di bidang keluarga, sosial, olahraga, wirausaha, kesehatan, hingga kesejahteraan petani.

Perhatian itu dia terlihat dari aktivitasnya di beberapa organisasi perempuan. Dari 2005 hingga 2010, Kustini bertanggung jawab di dua posisi. Antara lain, Wakil Ketua I Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan Ketua Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman.

Beberapa jabatan yang masih diampu sampai saat ini antara lain, menjadi anggota Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) Kabupaten Sleman (sejak 2005 hingga sekarang), Ketua TP PKK Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang), Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang), Ketua Persatuan Wanita Olahraga Sekuruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang), Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang), Pembina Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang), dan Pembina Dharma Wanita Kabupaten Sleman (2010 hingga sekarang).

Prestasi

Sebagai Ketua Dekranasda, Kustini Sri Purnomo merasa Kabupaten Sleman belum mempunyai buah tangan hasil kerajinan sebagai ciri khas. Oleh sebab itu, pada 2013, Dekranasda bersama Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar sayembara ikon batik Sleman.

Sayembara tersebut diikuti 215 peserta. Setelah seleksi, terplih 7 motif hingga akhirnya motif Parijotho Salak menjadi pemenangnya. “Parijoto adalah tanaman asli Sleman yang tumbuh di lereng Gunung Merapi dan banyak ditemukan di Pakem dan Cangkringan. Tanaman yang hanya tumbuh di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut ini juga memiliki banyak manfaat dan memiliki khasiat sehingga bisa melambangkan kemakmuran,” kata Kustini.

Sementara itu, salak adalah tanaman asli Kabupaten Sleman. Kombinasi keduanya menjadi kombinasi khas Kabupaten Sleman yang memiliki nilai kultural di dalamnya.

Untuk memperkenalkan motif Parijotho salak, sekaligus membantu perekonomian pembatik, Kustini mencetuskan “Gerakan Beli Batik Sleman” pada 2020. "Adanya Gerakan Beli Batik Sleman harapannya untuk kedepan semua yang ada di Sleman harus membeli batik dari pengrajin di Sleman. Kita harus menggunakan produk yang dibuat oleh masyarakat kita sendiri," kata Kustini.

Selain “Gerakan Beli Batik Sleman”, Kustini juga mengusulkan kepada Pemda Sleman untuk menggunakan batik motif Parijotho salak sebagai seragam haji. Usulan tersebut diterima dengan baik dan masih berjalan hingga sekarang.

Selain perhatiannya kepada dunia wirausaha dan kerajinan di Kabupaten Sleman, yang berbuah menjadi sebuah prestasi, Kustini Sri Purnomo juga mencatatkan sejumlah pencapaian. Sejak 2010 hingga 2019, Kustini mencatatkan 8 penghargaan.

Pada 2010, ketika menjabat Ketua TP PKK Kabupaten Sleman, penghargaan Juara Tertib Adminstrasi (Madya III) berhasil diraih. Pada 2012, menjadi pencetus sayembara batik Parijotho salak sebagai ciri khas Sleman, ketika menjabat Ketua Dekranasda Kabupaten Sleman.

Masih pada tahun yang sama, 2012, ketika menjabat Ketua TP PKK, Kustini meraij Juara III Terib Administrasi (Utama III). Selanjutnya, pada 2014, Kustini Sri Puromo meraih juara Utama II PKDRT sebagai Ketua TP PKK. Pada 2017, meraih Juara Utama III PAAR sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Sleman.

Pada 2019, Kustini meraih dua penghargaan. Pertama, Penghargaan Pakarti Madya III Tingkat Nasional untuk kategori Pelayanan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat IVA Test. Kedua, menjadi pencetus boneka Salman sebagai souvenir khas Kabupaten Sleman dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dekranasda.