Anoa pegunungan

Spesies sapi-sapian
Revisi sejak 5 September 2020 02.58 oleh Asparagusuchus (bicara | kontrib) (Anoa pegunungan: Perbaikan tata bahasa)
Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
Anoa Pegunungan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:

Anoa pegunungan adalah salah satu dari dua jenis spesies anoa yang hidup di Indonesia. Mamalia ini dikenal juga dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montagne, Anoa de Quarle, Berganoa, dan Anoa de Montaña.

Ciri-Ciri

Panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, tinggi bahu tidak lebih dari 75 cm, panjang ekor bisa mencapai 27 cm, sedangkan berat ukuran dewasa kurang dari 150 kg. Anoa pegunungan memiliki bulu yang sangat tebal dan berwarna cokelat gelap atau hitam. Anoa jantan warnanya lebih gelap daripada anoa betina. Ekor relatif pendek.Baik jantan maupun betina memiliki tanduk yang relatif pendek, lurus, dan sudutnya mengarah kebelakang. Tanduk bisa bertumbuh hingga mencapai 15-20 cm.

Reproduksi

Masa kehamilan dari 276 hari sampai 315 hari, bayi yang dilahirkan hanya satu ekor, kemampuan bereproduksi terjadi pada umur 2 tahun hingga 3 tahun. Anoa bisa bertahan hidup sekitar 20 tahun hingga 25 tahun. Saat dilahirkan, bayi anoa bulunya berwarna cokelat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal. Warnanya perlahan akan berubah menjadi lebih gelap seiring dengan perkembangannya.

Ekologi dan Habitat

Anoa pegunungan terdapat di pulau Sulawesi dan Pulau Buton di Indonesia . Anoa Pegunungan termasuk dalam kategori hewan hutan hujan, dan memilih daerah yang terdapat banyak vegetasi, sumber air yang permanen dan jauh dari jangkauan manusia.Anoa pegunungan biasanya mandi di kubangan lumpur, seperti halnya kerbau liar. Hal ini mungkin dikarenakan ia membutuhkan mineral yang terkandung didalamnya. Anoa Pegunungan sangat aktif di pagi hari, ia kembali ketempat berlindungnya saat tengah hari. Mereka berlindung dibawah pohon besar yang tumbang, dibawah batu-batu besar dan di antara akar pohon. Tanduknya digunakan untuk menyingkirkan ranting atau untuk menggali tanah, dan juga digunakan saat terjadi pertarungan fisik dengan anoa yang lain untuk memperlihatkan dominansi. Saat merasa bersemangat, Anoa Pegungungan akan mengeluarkan suara “moo” yang singkat. Anoa pegunungan hidup secara soliter atau secara berpasangan.

Makanan

Anoa merupakan hewan herbivora. Makanannya terdiri dari rumput atau dedaunan, selain itu ia juga makan jahe, buah-buahan yang tumbuh di habitat mereka, sawit dan juga pakis.

Predator

Anoa tidak memiliki predator utama, walaupun saat ini yang menjadi ancaman utamanya adalah manusia.

Ancaman

Anoa pegunungan biasanya diburu untuk diambil kulit, daging dan tanduknya. Selain itu pembukaan hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan pertambangan emas juga semakin mengancam habitat Anoa Pegungungan, karena ia kehilangan habitatnya dan sumber makanannya, serta ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keberadaan manusia.

Status Konservasi

Anoa Pegunungan berada pada posisi Appendices I dari daftar CITES dan berada pada daftar Endangered pada data IUCN.

Populasi

Sedikit data yang bisa didapatkan mengenai jumlah populasi pasti dari Anoa Pegunungan. Saat ini diperkirakan jumlah populasi dari seluruh Anoa Pegunungan sekitar 3000 hingga 5000 ekor.[1] Populasinya menurun dari tahun 1900, hal ini diakibatkan oleh berkurangnya habitat, perburuan dan penembakan yang dilakukan oleh militer. Diperkirakan kurang dari 2.500 ekor individu dewasa. Populasi dari anoa sudah sangat mengkhawatirkan, karena subpopulasinya yang berada pada area hutan lindung seperti Taman Nasional Lore Lindu juga mengalami penurunan jumlah populasi yang diakibatkan oleh tingginya perburuan. Ada tiga area dimana jumlah populasi anoa menurun drastis, yaitu di Gorontalo, Buol, dan kabupaten Tolitoli

Anoa pegunungan

Referensi