Pertempuran Uhud

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 7 Oktober 2008 11.57 oleh Kembangraps (bicara | kontrib) (←Membatalkan revisi 1738098 oleh 125.161.234.95 (Bicara))

Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Pertempuran Uhud
Bagian dari Perang Muslim-Quraisy

Gunung Uhud, lokasi pertempuran kedua antara Muslim dan Quraisy Mekkah.
Tanggal23 Maret 625
LokasiDi lembah yang terletak di depan Gunung Uhud, sekitar 5 mil dari Madinah
Hasil kemenangan Quraisy
Pihak terlibat
Muslim Persekutuan pimpinan Quraisy Mekkah
Tokoh dan pemimpin
Muhammad Abu Sufyan
Kekuatan
700 infanteri,
2 kavaleri
3,000 infanteri,
200 kavaleri[1]
Korban
75 27

Pendahuluan

Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami."

Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.

Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir.

Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.

Mengapa Muhammad Kalah di Perang Uhud?

Kisah ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179

Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151).

Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276

Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan:

Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak, “Wanita jarahan! Hoi orang2, wanita jarahan tuh!” (Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276)

Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).

Dari keterangan Qur'an dan Bukhari ini sudah jelas dapat dilihat moral sebenarnya dari pengikut2 Muhammad. Mereka begitu mudah tergiur oleh wanita2 kafir, karena memang hadiah menang berperang lawan kafir adalah pesta seks besar2an, obral air mani dengan tawanan2 wanita kafir, perkosa kafir wanita yang suaminya baru saja mereka bunuh di hari itu. POKOKNYA TIADA KEKANG ATAU KONTROL NAFSU BERAHI TERHADAP KAFIR WANITA.

SEX adalah unsur kuat pendorong para Muslim pengikut Muhammad untuk mau melakukan apa yang diperintahnya. Muhammad pun tahu betul akan hal itu sehingga dia selalu menggunakan seks sebagai senjata untuk mengontrol anak buahnya. Lihat contohnya:

- Hadiah hubungan seks bebas tanpa ikatan kawin dengan para tawanan wanita jika Muslim menang perang dengan kafir - Hadiah budak wanita kafir bagi Muslim jika menang perang dengan kafir; mau langsung dipake atau dijual di pasar budak langsung juga kagak apa2 alias halal - Hadiah 72 perawan surgawi bagi Muslim yang mati dalam perang dengan kafir - Janji2 ada pasar budak seks di surga, di mana Muslim bisa bersetubuh langsung dengan wanita2 yang diinginkannya - Janji2 seks di surga dengan semburan sperma yang kuat, syahwat yang tegang abadi, tidak pernah loyo, bidadari perawan yang begitu disetubuhi akan jadi perawan lagi - Halal punya istri sampai 4 biji; halal pula gonta-ganti istri sesuka nafsu berahi sendiri, yang penting jumlahnya tetap 4 (TIADA PERINTAH SETIA SEHIDUP SEMATI DENGAN SATU ISTRI DALAM ISLAM) - Halal punya budak seks tak terhingga jumlahnya

Nah, sekarang kita perhatikan:

Pria2 seperti apakah yang mau dan percaya saja diberi janji2 seks murahan tanpa moral seperti ini?

Pria2 seperti apakah yang mau mendapatkan janji kepuasan seksual seperti ini dengan cara membunuhi sesama manusia demi tuhannya?

Nabi seperti apakah yang berani menjanjikan kepuasan seksual agar umatnya tunduk kepadanya dan mau melakukan perintah2 pembunuhannya? Templat:Link FA

  1. ^ Watt (1964) p. 136