Hòa Hảo
Đạo Hòa Hảo (ⓘ, Chữ Nôm: 道和好, Tionghoa: 和好, Hé Hǎo), juga dikenal dengan Hoahaoisme,[1] adalah sebuah agama tradisi, yang berakar pada ajaran Buddhisme, yang didirikan pada 1939 oleh Huỳnh Phú Sổ yang berasal dari wilayah Delta Sungai Mekong di selatan Vietnam. Para pengikutnya menganggap Sổ sebagai seorang nabi, dan Hòa Hảo adalah sebuah kelanjutan dari pengajaran Buddha pada abad ke-19 yang dikenal sebagai Bửu Sơn Kỳ Hương (Tionghoa-Vietnam 寶山奇香). Para pendiri dari tradisi tersebut dianggap oleh para pengikut Hòa Hảo sebagai Buddha yang hidup. Kepercayaan ini merupakan satu dari berbagai aliran kepercayaan yang banyak dianut warga Vietnam, selain dari kepercayaan Vietnam, Budha, Katolik, Protestan, Caodisme, Islam, Hindu, Yahudi, dan Baha'i.[2]
Sejarah
Dasar Kepercayaan
Huỳnh Phú Sổ disebut Buddha Master dalam bahasa Vietnam, karena ajarannya didasari pada ajaran Buddha. Para pengikut Haohaoisme ini percaya bahwa mereka dilahirkan untuk melindungi manusia dan juga Vietnam, supaya terlepas dari berbagai penderitaan. Salah satu yang unik dan hal terpenting dari aliran kepercayaan ini adalah bahwa iman mereka akan tampak ketika mereka lebih mengutamakan untuk memberi bantuan atau sedekah kepada orang yang tidak mampu, dari pada melakukan ritual keagamaan atau melakukan upacara ibadah Haohaoisme itu sendiri.[2]
Pada upacara keagamaan, sebuah kain berwarna coklat polos menjadi altar keluarga disaat mereka sedang berdoa. Terdapat bunga, dupa dan air tawar, mejadi wadah utama yang digunakan ketika mereka beribadah di rumah. Sementara, ketika mereka tidak sedang berada di rumah, mereka bisa berdoa menghadap arah Barat, lalu menyampaikan doa-doa kepada Budha.[2]
Penganut Hòa Hảo diwajibkan untuk mengikuti ibadah komunal pada tanggal 1 dan 15 bulan lunar. Selain itu, mereka juga diharapkan hadir pada hari-hari suci umat Budha pada umumnya. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka sering memberi persembahan makanan di kuil, dan juga kerap meminta layanan ramalan tentang kehidupan mereka. Sementara untuk upacara pemakaman dan adat istiadat pernikahan, sedikit lebih rumit dan membutuhkan biaya mahal.[2]
Penyebaran
Hari kebesaran
Catatan
- Ho Tai, Hue-Tam. Millenarianism and Peasant Politics in Vietnam. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1983.
- Taylor, Philip. "Apocalypse Now? Hòa Hảo Buddhism Emerging from the Shadows of War", The Australian Journal of Anthropology, Vol. 12, No. 3 (2001): 339-354.
- Nguyễn Long Thành Nam. Hòa Hảo Buddhism in the Course of Việtnam's History. NY: Nova Science Publishing, 2004.
- Phạm Bích Hợp. Làng Hòa Hảo Xưa và Này (Hòa Hảo Village Past and Present) Ho Chi Minh City: Nha Xuat Ban Thanh Pho Ho Chi Minh, 1999.