Substitusi nukleofilik aromatik

Revisi sejak 19 September 2020 02.57 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Substitusi nukleofilik aromatik (disebut pula SNAr) adalah suatu reaksi substitusi dalam kimia organik di mana suatu nukleofil menggantikan suatu gugus pergi yang baik, seperti halida, pada cincin aromatik.

Substitusi nukleofilik aromatik
Substitusi nukleofilik aromatik

Hal yang penting dalam mekanisme reaksi substitusi nukleofilik aromatik adalah, di mana gugus penarik elektron mengaktivasi cincin terhadap serangan nukleofilik, misalnya jika terdapat gugus fungsional nitro yang menempati posisi orto atau para terhadap gugus pergi halida.

Tipe reaksi

sunting

Terdapat 6 mekanisme substitusi nukleofilik yang melibatkan sistem aromatik, diantaranya:

Tipe reaksi Mekanisme Keterangan
Mekanisme SNAr (adisi-eliminasi)  
Mekanisme Reaksi SN1 aromatik yang melibatkan garam diazonium  
  • Nu = Nukleofil
  • R = H, alkil, aril
Mekanisme benzuna  
Mekanisme SRN1 radikal bebas   Nu = Nukleofil; X = Gugus pergi
  • Aril halida 1 menerima elektron dari suatu inisiator radikal membentuk anion radikal 2
  • Anion radikal (zat antara) terpecah menjadi radikal aril dan anion halida 3
  • Radikal aril bereaksi dengan nukleofil 4 untuk membentuk anion radikal baru 5 yang kemudian membentuk produk substitusi dengan mentransfer elektronnya kepada aril halida yang baru 6.
  • Radikal fenil dapat mengabstraksi proton bebas mana saja 7 membentuk arena 8.
Mekanisme ANRORC   Reaksi antara sodamida dan 4-fenil-6-bromopirimidin 1 dalam amonia pada suhu rendah. Produk utama 4-fenil-6-aminopirimidin 2. Mekanisme reaksi melibatkan pembentukan zat antara benzuna A yang dapat pula menghasilkan isomer tersubstitusi-5. "Kompleks Meisenheimer" B mendukung pembukaan cincin pada zat antara ANRORC.
Mekanisme substitusi nukleofilik pengganti  
  • EWG = Gugus penarik elektron
  • B = Basa

Mekanisme reaksi SNAr

sunting

Aril halida tidak dapat menjalani reaksi SN2. Ikatan C–Br berada pada bidang cincin karena atom karbon memiliki geometri trigonal. Untuk menyerang dari belakang, nukleofil tersebut akan harus muncul di dalam cincin benzena serta membalikkan atom karbon dengan cara yang mustahil. Reaksi ini tidak memungkinkan.[1]

Reaksi SN1 dimungkinkan tetapi sangat tidak menguntungkan. Hal ini akan melibatkan hilangnya gugus pergi tanpa bantuan dan pembentukan kation aril.[1]

Berikut ini adalah mekanisme reaksi dari substitusi nukleofilik aromatik 2,4-dinitroklorobenzena dalam suatu larutan basa.

 
Substitusi nukleofilik aromatik
Mekanisme substitusi nukleofilik aromatik

Dalam urutan ini karbon diberi nomor searah jarum jam 1-6 dimulai dengan karbon 1 pada pukul 12, yang terikat klorida. Sejak gugus nitro berada merupakan pengaktivasi ke arah substitusi nukleofilik, serta pengarah meta, memungkinkan karbon benzena yang berikatan untuk memiliki muatan negatif. Dalam kompleks Meisenheimer, elektron tak-berikatan pada karbanion menjadi berikatan dengan sistem pi aromatik yang memungkinkan karbon ipso untuk sementara terikat dengan gugus hidroksil (-OH). Agar dapat kembali kepada keadaan energi yang lebih rendah, baik gugus hidroksil lepas, atau klorida lepas. Dalam larutan kedua proses tersebut terjadi. Sebagian kecil zat antara melepaskan klorida untuk menjadi produk (2,4-dinitrofenol), sementara sisanya kembali kepada reaktan. Karena 2,4-dinitrofenol dalam keadaan energi yang lebih rendah tidak akan kembali membentuk reaktan, maka setelah beberapa waktu berlalu, reaksi mencapai kesetimbangan kimia yang menguntungkan 2,4-dinitrophenol.

Pembentukan kompleks Meisenheimer yang terstabilkan dengan resonansi berjalan lambat karena berada dalam suatu keadaan energi yang lebih tinggi dari reaktan aromatik. Lepasnya klorida berlangsung dengan cepat, karena cincin menjadi aromatik kembali.

Reaksi substitusi nukleofilik aromatik

sunting

Beberapa reaksi substitusi yang khas dari hidrokarbon aromatik diantaranya:

Substitusi nukleofilik aromatik tidak terbatas pada hidrokarbon aromatik, namun; reaksi berlangsung lebih mudah dengan heteroarena. piridina khususnya reaktif ketika tersubstitusi pada posisi orto aromatik atau posisi para aromatik karena kemudian muatan negatif secara efektif terdelokalisasi pada posisi nitrogen. Salah satu reaksi klasik adalah reaksi Chichibabin (Aleksei Chichibabin, 1914) di mana piridina direaksikan dengan amida alkali-logam seperti natrium amida membentuk 2-Aminopiridina.[2]

Dalam senyawa metil 3-nitropiridina-4-karboksilat, gugus nitro meta sebenarnya digantikan oleh fluorin dengan cesium fluorida dalam DMSO pada suhu 120 °C.[3]

 
Substitusi nukleofilik aromatik pada piridina

Substitusi nukleofilik aromatik asimetris

sunting

Dengan nukleofil karbon seperti senyawa 1,3-dikarbonil reaksi telah dibuktikan sebagai metode untuk sintesis asimetris molekul kiral.[4] Pertama kali dilaporkan tahun 2005, organokatalis (berperan ganda dengan katalis transfer fasa) berasal dari cinconidin (terbenzilasi pada N dan O).

 
Substitusi nukleofilik aromatik asimetris

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Organic Chemistry J. Clayden, Oxford University Press
  2. ^ Advanced organic Chemistry, Reactions, mechanisms and structure 3ed. Jerry March ISBN 0-471-85472-7
  3. ^ A Simple Synthetic Route to Methyl 3-Fluoropyridine-4-carboxylate by Nucleophilic Aromatic Substitution Freddy Tjosaas and Anne Fiksdahl Molecules 2006, 11, 130–33 Article
  4. ^ Organocatalytic Regio- and Asymmetric C-Selective SNAr Reactions-Stereoselective Synthesis of Optically Active Spiro-pyrrolidone-3,3'-oxoindoles Marco Bella, Sara Kobbelgaard, and Karl Anker Jrgensen J. Am. Chem. Soc.; 2005; 127(11) pp 3670–71; (Communication) doi:10.1021/ja050200g