Seni rupa Kristen adalah seni rupa keagamaan yang menggarap tema-tema dan citraan-citraan dari agama Kristen. Kebanyakan denominasi Kristen memanfaatkan atau pernah memanfaatkan seni rupa sampai taraf tertentu, meskipun ada denominasi-denominasi yang sangat menentang pemanfaatan beberapa bentuk citra keagamaan, dan ikonoklasme pernah beberapa kali mengemuka dalam perjalanan sejarah agama Kristen.

Para bidan memandikan bayi Yesus, mosaik di Biara Dafni, Yunani, dari sekitar tahun 1100

Citra-citra Yesus dan adegan-adegan naratif dari riwayat hidup Kristus merupakan subjek-subjek yang paling umum dijumpai. Adegan-adegan dari Kitab Suci Perjanjian Lama juga mendapat tempat di dalam kekayaan seni rupa kebanyakan denominasi Kristen. Citra-citra Perawan Maria dan orang-orang kudus lebih lazim dijumpai di dalam seni rupa Kristen Katolik dan Kristen Ortodoks daripada seni rupa Kristen Protestan.

Agama Kristen jauh lebih banyak memanfaatkan citra dibanding agama-agama kerabatnya yang mengharamkan representasi figuratif, misalnya agama Islam dan agama Yahudi. Meskipun demikian, anikonisme juga pernah mewarnai sejarah agama Kristen.

Sejarah

Permulaan

 
Perawan dan Kanak-Kanak, lukisan dinding dari abad ke-4 di katakombe, Roma

Karya-karya seni rupa Kristen purba yang masih lestari sampai sekarang dihasilkan tidak lama sesudah kemunculan perdana agama Kristen. Karya seni pahat Kristen tertua ditemukan pada sarkofagus-sarkofagus yang diperkirakan berasal dari abad ke-2, sementara karya-karya seni lukis Kristen tertua ditemukan pada dinding makam-makam di dalam katakombe-katakombe kota Roma. Lukisan-lukisan tersebut memperlihatkan evolusi penggambaran sosok Yesus, suatu proses yang baru rampung pada abad ke-6, yakni abad ketika gambaran sosok Yesus yang konvensional mulai dihadirkan lewat seni rupa dengan sangat konsisten.

Sebelum Kaisar Konstantinus Agung menerima agama Kristen, langgam dan ikonografi seni rupa Kristen masih mengikuti langgam dan ikonografi seni rupa Romawi yang populer ketika itu. Sesudah sang kaisar masuk Kristen, gedung-gedung Kristen yang dibangun megah dengan dukungan kaisar memunculkan kebutuhan akan versi-versi Kristen dari seni rupa yang berkembang di kalangan elit dan pejabat negara Kekaisaran Romawi. Mosaik-mosaik di dalam gereja-gereja kota Roma merupakan contoh-contohnya yang paling menonjol. Seni rupa Kristen memang terlibat, tetapi bukan penyebab peralihan dari langgam klasik warisan seni rupa Yunani Kuno ke langgam hieratis berciri kurang realis dan tak-membumi yang menjadi awal dari seni rupa Gothik.

Abad Pertengahan

 
Kristus Pantokrator, mosaik berlanggam Bizantin dari akhir abad ke-13 di Haya sofia

Sebagian besar karya seni Abad Kuno yang terlestarikan di Eropa sesudah tumbangnya Kekaisaran Romawi Barat adalah karya-karya seni Kristen. Kesinambungan kepemilikan bangunan gereja adalah adalah faktor utama di balik terselamatkannya karya-karya seni gereja dalam jumlah yang lebih besar daripada karya-karya seni sekuler. Sekalipun struktur politik Kekaisaran Romawi Barat porak poranda sesudah Roma didaulat bangsa barbar, hierarki Gereja di kota itu, yang sekarang lazim disebut Gereja Katolik Roma, masih terus memesan dan mendanai pembuatan karya-karya seni keagamaan.

Gereja Ortodoks di Konstantinopel, yang lebih stabil keadaannya karena berlokasi di Kekaisaran Romawi Timur, adalah pihak yang berjasa memprakarsai pembuatan citra-citra khas Kristen di negeri itu dan menegakkan syiar agama Kristen. Ketika tatanan kemasyarakatan yang stabil muncul di kawasan barat Eropa pada Abad Pertengahan, Gereja Katolik pun tampil menjadi pelopor di bidang seni rupa dengan menggunakan sumber-sumber dayanya untuk mendanai pembuatan karya-karya seni lukis dan seni pahat.

Dalam perkembangan seni rupa Kristen di Kekaisaran Romawi Timur, cita rasa seni yang lebih mujarad muncul menggeser pakem-pakem naturalisme peninggalan seni rupa Helenistik. Langgam baru ini bersifat hieratis, yang berarti tujuan utamanya adalah menyampaikan makna keagamaan alih-alih menampilkan sosok manusia atau objek secara akurat. Perspektif, proporsi, pencahayaan, dan warna naturalisme diabaikan demi simplifikasi geometris bentuk-bentuk, perspektif terbalik, dan konvensi-konvensi baku dalam menghadirkan citra manusia maupun gambaran peristiwa. Kontroversi seputar pemanfaatan citra-citra pahatan, tafsir atas butir kedua dari Dasatitah, dan krisis Ikonoklasme Romawi Timur bermuara pada pembakuan citraan-citraan keagamaan di kalangan Kristen Ortodoks Timur.

Renaisans dan awal zaman modern

 
Perjamuan Terakhir, karya Leonardo da Vinci, 1498

Kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453 menghentikan peningkatan mutu karya seni rupa Romawi Timur yang diproduksi sanggar-sanggar perupa kekaisaran di kota itu. Karya seni rupa Kristen Ortodoks, yang disebut ikon tanpa membedakan media yang digunakan, tetap lestari nyaris tanpa perubahan subjek maupun gaya sampai sekarang. Rusia lambat laun menjadi pusat produksi karya seni rupa Kristen Ortodoks yang terkemuka.

Di belahan Dunia Barat, jumlah karya seni sekuler meningkat pada masa Renaisans, meskipun karya-karya seni rupa Kristen masih tetap diproduksi dalam jumlah besar atas pesanan gereja-gereja, para rohaniwan, dan kaum menak. Reformasi Protestan berdampak besar terhadap seni rupa Kristen. Di Jerman, Martin Luther mengizinkan dan menganjurkan pemasangan citra-citra keagamaan di gereja-gereja, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang sudah-sudah, karena ia berpandangan bahwa gereja Lutheran Injili adalah kelanjutan dari "Gereja rasuli nan purba".[1]

Zaman modern

Ketika gagasan seni sekuler, non-sektarian, universal muncul pada abad ke-19 Eropa Barat, seni Kristen kuno dan abad Pertengahan mulai dikumpulkan untuk diapresiasi daripada digunakan dalam ibadah, sementara seni Kristen kontemporer dianggap marjinal. Kadang-kadang, artis sekuler memakai tema-tema Kristen (Bouguereau, Manet) — tetapi jarang seorang artis Kristen artis disertakan dalam sejarah kanon (seperti Rouault atau Stanley Spencer). Namun, banyak seniman modern seperti Eric Gill, Marc Chagall, Henri Matisse, Jacob Epstein, Elizabeth Frink dan Graham Sutherland telah menghasilkan karya-karya seni terkenal untuk gereja-gereja.[2] Salvador Dali adalah seorang seniman yang juga telah memproduksi karya seni terkenal dan populer dengan tema-tema Kristen.[3] Seniman seperti Makoto Fujimura memiliki pengaruh yang signifikan baik dalam seni sakral maupun sekuler. Seniman lain yang terkenal termasuk Larry D. Alexander dan John August Swanson. Beberapa penulis, seperti Gregory Wolfe, melihat ini sebagai bagian dari kelahiran kembali humanisme Kristen.[4]

Seni devosional populer

Sejak munculnya percetakan, penjualan reproduksi dari karya-karya seni Kristen telah menjadi elemen utama dari budaya Kristen populer. Pada abad kesembilan belas, pelukis genre ini termasuk Mihály Munkácsy. Penemuan litografi warna membawa kepada sirkulasi luas kartu kudus. Di era modern ini, ada perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan seni Kristen modern seperti Thomas Blackshear dan Thomas Kinkade, meskipun secara luas dianggap dalam dunia seni rupa sebagai kitsch,[5] mereka menjadi sangat sukses.

Subyek

Subyek yang sering terlihat dalam seni Kristen meliputi berikut ini. Lihat Kehidupan Kristus dan Kehidupan Sang Perawan untuk daftar lebih lengkap bagi narasi adegan yang termasuk dalam siklus ini:

Lihat pula

 
Contoh langka dari patung abad pertengahan Ortodoks dari Rusia
2
The unnamed parameter 2= is no longer supported. Please see the documentation for {{columns-list}}.
* Andachtsbilder

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lamport2017
  2. ^ Beth Williamson, Christian Art: A Very Short Introduction, Oxford University Press (2004), page 110.
  3. ^ "Dali and Religion" (PDF). National Gallery of Victoria, Australia. 
  4. ^ Wolfe, Gregory (2011). Beauty Will Save the World: Recovering the Human in an Ideological Age. Intercollegiate Studies Institute. hlm. 278. ISBN 978-1-933859-88-0. 
  5. ^ Cynthia A. Freeland, But Is It Art?: An Introduction to Art Theory, Oxford University Press (2001), page 95

Pustaka

  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0-691-01830-8. 
  • Régamey, Pie-Raymond (1952). Art sacré au XXe siècle? Éditions du Cerf.

Pustaka tambahan

Pranala luar