Stasiun Geneng

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 24 September 2020 12.30 oleh Rizal Febri (bicara | kontrib) (Keberadaan aksara Jawa dianggap riset asli karena belum ada keputusan resmi dari Perda/Pergub terkait penggunaan aksara)

Stasiun Geneng (GG) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Tepas, Geneng, Ngawi; pada ketinggian +53 m; termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun ini terletak paling selatan dan timur di Kabupaten Ngawi.

Stasiun Geneng

Bangunan baru Stasiun Geneng, 2019
Lokasi
Koordinat7°29′52.912″S 111°25′6.719″E / 7.49803111°S 111.41853306°E / -7.49803111; 111.41853306
Ketinggian+53 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang agak tinggi, dua peron pulau yang agak tinggi di antara jalur 1 dan 2 serta 3 dan 4, serta satu peron pulau yang agak rendah di antara jalur 2 dan 3)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk persusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Toilet 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini awalnya memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 lama sebagai sepur lurus. Setelah pengoperasian jalur ganda menuju Stasiun Babadan dilakukan sejak 16 Oktober 2019[3] kemudian menuju Stasiun Kedungbanteng sejak 30 November 2019,[4] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Pada saat pembangunan jalur ganda, jalur 1 lama diubah menjadi jalur 2 untuk dijadikan sepur lurus arah Solo, jalur 2 lama diubah menjadi jalur 3 untuk dijadikan sepur lurus arah Madiun, serta jalur 3 lama diubah menjadi jalur 4 yang memiliki percabangan di sisi tenggara sebagai sepur badug baru. Bangunan lama peninggalan Staatsspoorwegen dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.

Di utara stasiun terdapat Pabrik Gula Soedhono yang kini masih ada dan dioperasikan oleh PTPN XI.[5] Pada zaman Hindia Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan pabrik gula tersebut melalui jalur lori untuk keperluan angkutan tebu dan gula.

Saat ini, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini selain persusulan antarkereta api.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun". Antara News. 2019-10-16. Diakses tanggal 2020-05-14. 
  4. ^ Azka, Rinaldi Mohammad. "Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai". bisnis.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  5. ^ "Sejarah Pabrik Gula Soedhono Ngawi". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2017-10-27. Diakses tanggal 2019-12-21. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ngawi
(d.h. Paron)
Solo Balapan–Kertosono Magetan
(d.h. Barat)
menuju Kertosono

7°29′53″S 111°25′07″E / 7.498031°S 111.418533°E / -7.498031; 111.418533{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman