Catatan kaki

Stefano Chiesa Suryanto (lahir di Jakarta, 5 Desember 1996) adalah seorang pelajar Indonesia yang mempunyai banyak prestasi dalam bidang matematika. Anak ke-dua dari pasangan Ari Suryanto dan Widya ini, berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan menjuarai berbagai kompetisi matematika baik di tingkat nasional maupun internasional.

Gemar Matematika

Ano, demikian nama panggilan kecil Stefano, sejak kecil memang dikenal suka pelajaran matematika. Ia selalu belajar matematika di rumah, bahkan saat liburan sekolah. Ketika diminta memilih antara bermain game komputer atau mengerjakan soal matematika, ia lebih memilih mengotak-ngatik angka. Bagi anak-anak seusianya mungkin merasa susah dan seram ketika berhadapan dengan matematika. Namun ini tidak berlaku bagi Stefano, baginya matematika dengan angka-angka sebagai hurufnya justru merupakan bahasa yang indah sekaligus penuh tantangan.

Stefano meskipun gemar matematika juga mengikuti les mata pelajaran lain seperti; komputer, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin. Saat masih kecil, ia sudah ikut kursus Kumon serta Sakamoto (ilmu matematika yang lebih menekankan logika dan pemecahan masalah). Melalui Sakamoto inilah, bakatnya mulai terasah sehingga ia dapat masuk dalam Tim Olimpiade Matematika Indonesia yang beranggotakan 10 siswa terbaik. Setiap anggota terpilih merupakan hasil saringan dari ribuan peserta.

Jagoan Matematika

Stefano mulai mengukir prestasi sejak duduk di kelas 3 SD Santa Theresia Jakarta. Ia yang pada awalnya ikut sebagai partisipan Kompetisi Matematika Terbuka 2005 yang diselenggarakan di Universitas Tarumanagara, ternyata berhasil meraih juara I. Padahal saat ikut lomba tersebut, ia tidak mempunyai target menang karena peserta yang mengikuti kompetisi ini berjumlah ratusan. Setelah perlombaan ini, berbagai kejuaraan selalu ia ikuti dan meraih gelar juara.

Stefano memang tergolong anak cerdas, Ia memiliki IQ 100. Walaupun sering mengikuti berbagai lomba, Ia tidak pernah ketinggalan pelajaran di sekolah. Bahkan nilai matematika di raportnya selalu 100. Jika menemui kendala dalam mengerjakan soal matematika, Ia pantang menyerah dan tidak mau meninggalkannya begitu saja. “Kalau tak bisa soal matematika harus dicoba terus, kalau belum bisa juga, tanya ke guru atau kakak”, katanya. Kakaknya, Bernando Viali Suryanto, juga jagoan matematika dan termasuk anggota Tim Olimpiade Matematika Indonesia pertama tahun 2003.

Banyak sekali prestasi yang sudah diraih Stefano, baik dalam kompetisi matematika tingkat nasional maupun internasional. Prestasi paling gemilang Stefano adalah saat berhasil meraih medali emas sekaligus penghargaan sebagai “The Best Theory” dalam Olimpiade Matematika dan Sains Internasional (nama resmi: International Mathematics and Science Olympiad for Primary School atau IMSO) ke-4 tahun 2007 di Jakarta. Disamping itu, Ia tercatat sebagai peserta termuda. Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) kemudian mencatatkan prestasinya sebagai peserta termuda yang meraih medali emas dalam IMSO.

Dalam “Po Leung Kuk Primary Mathematics World Contest” ke-12 di Hongkong pada 12-16 Juli 2008, Stefano berhasil meraih medali emas. Bahkan Ia tercatat juga sebagai peserta termuda karena masih duduk di kelas 5 SD sedangkan lawan-lawannya sudah setingkat SMP. Dalam ajang yang diikuti 43 tim dari 15 negara tersebut, Indonesia meraih 5 medali emas melalui Stefano Chiesa Suryanto (SD Theresia Jakarta), Richard Akira Heru (eks SD PL Bernadus Semarang/SMP PL Domenico Savio Semarang), Peter Tirtowijoyo Young (eks SD Santa Maria Surabaya/SMP Petra 1 Surabaya), Christa Lorenzia Soesanto (eks SD Tirta Martha BPK Penabur Jakarta/SMPK Tirta Martha BPK Penabur Jakarta), dan Fransisca Susan (eks SD Santa Ursula Jakarta/SMP Santa Ursula Jakarta).

Peran Kakek dan Nenek

Setiap akhir pekan Stefano menonton film- film kartun Jepang kegemarannya atau membaca buku cerita tentang tokoh-tokoh dunia seperti; Henry Ford, Isaac Newton, dan Thomas Alfa Edison. “Yang Saya pelajari itu kisah suksesnya. Mereka berhasil karena bekerja keras”, katanya. Peran kedua orangtuanya dalam mendidik Stefano hingga mencapai prestasi ini sangat besar.

Sejak kecil orangtuanya selalu menanamkan nilai kerja keras dan disiplin kepada anak- anaknya. ”Saya selalu bilang kepada anak-anak saya, saat orang lain masih tidur kamu sudah bangun. Saat orang lain berdiri, kamu sudah berlari. Saat orang lain berlari, kamu sudah terbang. Moto itu saya tulis dan tempel di kamar anak. Orang hidup harus rajin, karena hidup itu perjuangan untuk mencapai tujuan,” kata sang ibu yang gemar membaca itu.

Pada usianya yang belia, Stefano sudah teguh bercita-cita menjadi seorang programer komputer, bidang ilmu yang membutuhkan kekuatan logika dan dasar matematika yang tinggi. Ia sangat menikmati berkreasi membuat program komputer. Sudah banyak program komputer yang berhasil dibuatnya, seperti program menampilkan data dan berhitung. ”Bikin program itu seru dan tidak membosankan,” katanya.

Prestasi

  • Medali Emas "Po Leung Kuk Primary Mathematics World Contest" (PMWC) 2008 di Hongkong
  • Medali Emas "Asia Pacific Mathematics Olympiad for Primary School" (APMO) 2008 di Singapura
  • Medali Emas "Singapore and ASEAN Schools Math Olympiad" (SASMO) 2008 di Singapura
  • Juara "World Sakamoto Mathematics Championship" (WOSAMAC) 2008
  • Medali Emas "IMSO" 2007 di Jakarta
  • The Best Teory dalam "IMSO" 2007
  • Medali Perunggu "Hongkong Elementary Mathematics International Contest" (HEMIC) 2007
  • Medali Perunggu "World Mathematics Contest 2007" di Bangkok, Thailand
  • Juara "Kompetisi Matematika Nalaria Realistik se-Indonesia" 2007
  • Juara "Sanmar Creative Math Competition" 2006
  • Juara "Kompetisi Matematika Terbuka" 2005

Pranala Luar