Pemilihan Presiden Indonesia 1997
Pemilihan Presiden 1997 Adalah Pemilihan Yang Dilaksanakan Karena Protes Masyarakat Pada 27 Juli 1996, Karena Inilah Megawati Dari PDI Mencalonkan Diri Menjadi Presiden Melawan Soeharto, Megawati Didukung PDI Dan PPP, Tetapi Aksi Ini Gagal Sidang Umum MPR 1997 Menyatakan Soeharto Akan Menjadi Presiden Berikutnya Sampai 2002. [1]
Pemilihan Presiden Indonesia 1997 | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1992 29 Mei 1997 | |||||||||||||||||
700 suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ditetapkan berdasarkan perolehan suara terbanyak untuk menang | |||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
|
Latar Belakang
Lihat Pula: Peristiwa 27 Juli
Jelang Pemilu 1997, sosok Megawati sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru. Kondisi ini kemudian menyebabkan terjadinya konflik internal di PDI, hingga terjadinya kerusuhan 27 Juli 1996. Kerusuhan ini terjadi karena kelompok pro Megawati menguasai DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Kelompok yang mengaku pendukung Soerjadi kemudian menyerang dan berusaha menguasai DPP PDI. Setelah peristiwa 27 Juli, perlawanan terhadap Soeharto semakin masif. Pendukung PDI yang kemudian bergabung dengan pendukung Partai Persatuan Pembangunan yang jenuh dengan kepemimpinan Soeharto menggaungkan Mega-Bintang pada Pemilu 1997
Namun, upaya ini gagal setelah Golkar memenangkan Pemilu 1997. Setelah itu, Soeharto juga kembali terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Setelah Soeharto kembali terpilih, perlawanan semakin masif. Mahasiswa kemudian turun ke jalan. Gelombang demonstrasi semakin besar hingga akhirnya menjatuhkan Soeharto pada Mei 1998.
Lihat Pula
* Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997
* Peristiwa 27 Juli