Medan Sunggal, Medan

kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara
Revisi sejak 3 Oktober 2020 17.43 oleh Herryz (bicara | kontrib)

Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Baru di timur, Medan Selayang di selatan, dan Medan Helvetia di utara. Pada tahun 2020, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 117.535 jiwa, dengan luas wilayah 13,90 km² dan kepadatan penduduknya adalah 8.456 jiwa/km².[1]

Medan Sunggal
Peta lokasi Kecamatan Medan Sunggal
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
KotaMedan
Populasi
 • Total117,535 (2.020) jiwa
Kode Kemendagri12.71.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1275110 Edit nilai pada Wikidata
Luas13,90 km²
Desa/kelurahan6

Demografi

 
Gereja HKBP Moria di Kecamatan Medan Sunggal

Masyarakat kota Medan dikenal sebagai kota yang memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA), demikian pula di kecamatan Medan Sunggal. Ada empat suku mayoritas di kelurahan ini ialah Melayu Deli, Batak, Jawa, dan Tionghoa. Ada pula pendatang lain seperti India, Aceh, Minangkabau, Bugis, Nias, dan lainnya.

Bahasa yang digunakan pada umumnya adalah bahasa Indonesia dengan logat Medan, dan juga bahasa daerah termasuk Melayu, Batak, dan Mandarin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Medan tahun 2020 mencatat, pemeluk agama Islam sebanyak 55,95%, kemudian Kristen 34,74% (Protestan 21,51% dan Katolik 13,23%), Budha 5,68% dan Hindu 3,63%.[1]

Yang terletak di kecamatan ini

Di kecamatan ini, tepatnya di Jl. Medan Sunggal terdapat sebuah lembaga pendidikan yang cukup terkenal bernama "Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal". Lembaga pendidikan ini telah menghasilkan cukup banyak lulusan yang telah berhasil di dunia pendidikan, pemerintahan maupun dunia usaha. Selain itu tepat di sebelah gedung Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal terdapat sebuah bangunan megah, tetapi sayangnya diterlantarkan. Bangunan tersebut dulunya merupakan sebuah studio film milik PPFN. Namun seiring merosotnya perfilman nasional, nasib studio film yang megah tersebut turut menjadi suram. Kini hanya ilalang dan rumput liar menghiasi bangunan bersejarah tersebut.

Menyusuri jalan Medan Sunggal kearah Asam Kumbang, tepatnya di Jl. PDAM Tirtanadi maka kita akan menemukan tempat rekreasi yang berada di samping bangunan pengolahan air minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Tempat rekreasi tersebut dikenal dengan nama Bendungan. Pada hari libur dan hari-hari besar lainnya, bendungan ramai dikunjungi oleh orang-orang yang berekreasi.

Masih disebelah PDAM Tirtanadi terdapat sebuah masjid bersejarah bernama Mesjid Baddiuzzaman. Kabarnya umur masjid ini lebih tua dari Masjid Raya Al Maksun Medan, yang berada dekat dengan Istana Maimun. Di pekarangan belakang masjid ini terdapat komplek pemakaman para tetua/ bangsawan Melayu Sunggal.

Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Medan, yang berada di Jl. Pembangunan No. 14 Medan, juga berada di kawasan ini. Para alumni sekolah ini banyak yang menjadi orang penting baik di pemerintahan maupun militer dan kepolisian.

Berjalan melewati ujung Jl. PDAM Tirtanadi kearah Simpang Melati, Medan Tuntungan, kita akan menjumpai sebuah Peternakan Buaya. Pusat penangkaran buaya ini memiliki ribuan ekor buaya. Tempat ini juga menjadi tujuan wisata bagi para turis asing maupun domestik. Para pengunjung akan ditarik sejumlah biaya tiket masuk yang cukup murah. Kemudian mereka akan disuguhi berbagai atraksi menarik. Misalnya atraksi seekor monyet yang masuk ke mulut seekor buaya. Namun yang paling menarik adalah pada saat pemberian makan buaya. Para buaya akan saling berebutan dan berlompatan keatas saat ayam-ayam makanan mereka dilemparkan oleh para penjaga.

Referensi

  1. ^ a b "Kecamatan Sunggal Dalam Angka 2020". www.medankota.bps.go.id (pdf). 

Pranala luar