Jahmiyah

salah satu mazhab akidah Islam Sunni

Jahmiyah (bahasa Arab: جهمي) adalah pengikut Jahm bin Safwan (w.128 H/746 M)[1] yang muncul pada awal abad kedua hijriyah.[2] Jahmiyah ekstrim menolak semua nama dan sifat Allah dan mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk bukan firman Allah. Karena aqidahnya yang sesat Jahm bin Safwan dibunuh oleh seorang penguasa Bani Umayyah pada tahun 128 H/746 M.[3]

Keyakinan

  1. Tauhid :
    • Mengingkari seluruh nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Jadi Jahmiyah mengingkari sifat Istiwa, Nuzul, dll ;
    • Al-Quran adalah makhluk bukan firman Allah ;
  2. Manusia itu dipaksa dalam berbuat dan dia tidak punya kehendak dan kemampuan dalam berbuat, Tuhanlah yang menentukan segala-galanya ;
  3. Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini tak dituntut membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari ;
  4. Mengingkari kabar berita tentang hari akhir, semisal orang beriman melihat kepada wajah Allah pada hari kiamat, adanya telaga, mizan, shirat, syafaat dan Surga dan Neraka tidak kekal ;
  5. Ilmu Allah itu baru dan Allah tidak mengetahui sesuatu melainkan setelah terjadinya sesuatu itu.[4]

Tentang sifat Istiwa Allah, para Jahmiyah adalah Panteisme dan berkata bahwa Dia ada dimana-mana dan tinggal di semua makhluk.

Kritik Sunni


Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Hoover, J. (1 September 2004). "Perpetual Creativity in the Perfection of God: Ibn Taymiyya's Hadith Commentary on God's Creation of this World". Journal of Islamic Studies. 15 (3): 287–329. doi:10.1093/jis/15.3.287 . 
  2. ^ Syarah Aqidah Thahawiyah 2/794 oleh Ibnu Abi Al-Izzi Al-Hanafi dan Al-Intishar hal.336 oleh Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr.
  3. ^ Shorter Encyclopaedia of Islam hal.83, Leiden 1974
  4. ^ Abu al-Hasan Al-Asy’ari berkata: Yang merupakan ucapan Jahm adalah surga dan neraka itu pasti musnah dan binasa, iman adalah sekedar mengenal Allah, kekufuran hanyalah ketidaktahuan tentang Allah dan pada hakikatnya tidak ada seorang pun yang berbuat melainkan hanya Allah. Allah lah yang berbuat dan ketika disandarkan perbuatan kepada manusia itu hanyalah majaz. Seperti dikatakan: Pohon bergerak, bumi berputar, matahari tergelincir. Sesungguhnya yang berbuat demikian itu adalah Allah.dia juga mengatakan bahwa ilmunya Allah itu baru dan bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk dan tidak boleh dikatakan bahwa Allah senantiasa mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya. (Maqaalaat Al-Islamiyyin 1/338.)