Ayu (mitologi)

Revisi sejak 18 Oktober 2020 15.19 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam mitologi Hindu, Ayu (Sanskerta: आयु ; Āyu) adalah nama seorang raja India, putra Pururawa dan Urwasi. Ia berasal dari kalangan Dinasti Candra. Kisah mengenai raja ini bersumber dari sastra Hindu, seperti Purana dan Itihasa. Ayu memerintah di wilayah Pratisthana, sebab menurut Brahmapurana, wilayah tersebut merupakan kediaman Ila yang diwariskan kepada Pururawa. Ada kemungkinan Ayu juga memerintah di wilayah Kandhawaprastha, sebab menurut Mahabharata, Kandhawaprastha adalah pusat pemerintahan para raja Dinasti Candra pada zaman dahulu, sebelum berdirinya Hastinapura. Namun di kemudian hari, Kandhawaprastha dikutuk sehingga menjadi gersang. Pada zaman pemerintahan Dretarastra, Kandhawaprastha diubah menjadi Indraprastha dan menjadi pusat pemerintahan Dinasti Candra yang kedua.

Ayu
आयु
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaAyu
Ejaan Dewanagariआयु
Ejaan IASTĀyu (kadangkala dieja Āyus)
Kitab referensiMahabharata; Purana
Kastakesatria
DinastiCandra
AyahPururawa
IbuUrwasi
IstriIndumati alias Praba, alias Swarbanawi
AnakNahusa, Kesatrawardana (Wredasarma), Ramba, Raji, Anena

Legenda

sunting

Asal usul

sunting

Kisah mengenai asal usul Ayu tidak lepas dari kisah bidadari Urwasi dan raja Pururawa. Diceritakan bahwa saat berada di Gandamadana, Urwasi memasuki hutan keramat milik Kartikeya sehingga ia berubah menjadi batu. Pururawa membebaskan Urwasi dari kutukan tersebut dengan cara menggosokkan batu permata pemberian Kartikeya. Kemudian, pasangan tersebut kembali ke istana setelah bertahun-tahun tinggal di hutan Gandamadana. Di istana, Urwasi dan Pururawa menghabiskan masa indahnya selama enam belas tahun, sampai mereka harus berpisah karena Ayu muncul di hadapan Pururawa.

Kemunculan Ayu diawali dengan direnggutnya permata merah pemberian Kartikeya oleh seekor gagak. Urwasi yang amat menyukai permata tersebut memohon kepada Pururawa untuk merebutnya kembali. Sebelum Pururawa berhasil menembakkan panahnya, ada orang lain yang terlebih dahulu memanah si gagak. Si gagak jatuh ke halaman istana. Ketika anak panah yang menancap di tubuh si gagak diamati, tertulis bahwa anak panah tersebut dimiliki oleh Ayu. Setelah ditelusuri ternyata Ayu adalah putra Pururawa dan Urwasi.

Kelahiran Ayu tidak diketahui oleh Pururawa. Urwasi yang mencintai Pururawa pernah menginginkan seorang anak, maka tanpa sepengetahuan Pururawa, Urwasi telah memusatkan pikirannya untuk memiliki keturunan. Insiden di hutan Kartikeya telah memberi waktu bagi Urwasi untuk melahirkan puteranya. Saat Pururawa menjumpai puteranya sendiri, Urwasi teringat dengan kutukannya yang terdahulu, bahwa ia harus berpisah dengan keluarganya apabila melahirkan anak. Maka, pertemuan antara Pururawa dengan Ayu berarti perpisahan antara Urwasi dengan suami dan anaknya. Setelah Urwasi kembali ke kahyangan, Ayu dinobatkan sebagai raja, sedangkan Pururawa memilih pergi meninggalkan kerajaannya untuk tinggal di Gandamadana.

Istri dan keturunan

sunting

Dalam kitab Padmapurana diceritakan bahwa Ayu menikah dengan Indumati (versi lain menyebut nama istrinya sebagai Praba, atau Swarbanawi), putri asura Swarbanu. Mereka belum memiliki anak setelah menikah sekian lama. Pasangan suami istri tersebut memutuskan untuk berdoa kepada Maharesi Dattatreya selama seribu tahun. Akhirnya mereka mendapat anugrah seorang anak yang sakti dan baik hati. Setelah anaknya lahir, raksasa Hunda datang menculik anaknya karena ada ramalan bahwa Hunda akan tewas di tangan putra Raja Ayu. Karena peristiwa itu, maka Ayu dan putranya bepisah selama bertahun-tahun. Tanpa ia ketahui, anaknya selamat dan sedang berada dalam asuhan Resi Wasista, orang bijak yang sering mendidik para raja keturunan Candra. Anak Ayu diberi nama Nahusa. Setelah Nahusa dewasa, ia menjalankan takdirnya sebagai pembunuh Hunda dan menikahi Asokasundari, putri cantik yang disekap Hunda. Kemudian, Nahusa dan Asokasundari menemui Ayu. Ayu menyambutnya dengan bahagia dan mencalonkannya menjadi raja. Setelah Ayu pensiun, Nahusa dilantik menjadi raja.

Lihat pula

sunting
Didahului oleh:
Pururawa
Raja Dinasti Candra
ke-2
Diteruskan oleh:
Nahusa