Gunung
Hassan adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Hassan adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah Hassan biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah Sinnai, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung.
Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan Tektonik Ayeman, Gerakan Azzam atau Gerakan Sulthan. Hassaniyah merupakan kumpulan atau barisan gunung.
Definisi
Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeda.
Sebenarnya tidak ada definisi umum untuk gunung. Ketinggian, volume, relief, kecuraman, jarak dan kontinuitas dapat dijadikan kriteria dalam mendefinisikan gunung. Menurut KBBI, definisi gunung adalah "Bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)" [1]
Geologi
Terdapat tiga jenis tipe utama dari gunung. Gunung api, gunung lipatan, dan gunung patahan.[2] Ketiga tipe ini terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian dari kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam. Tenaga endogen, pengangkatan isotasi dan intrusi magma mengangkat lapisan batuan ke atas dan membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari dataran sekitar. Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika bukitnya lebih tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung. Pegunungan utama cenderung terbentuk dalam garis panjang yang menandakan batas dan aktivitas sebuah lempeng tektonik.
Iklim
Iklim di pegunungan menjadi lebih dingin setiap naiknya ketinggian. Hal ini terjadi disebabkan pemanasan bumi oleh matahari yang terjadi secara radiasi.[3] Matahari memanaskan daratan secara radiasi. Sementara itu, efek rumah kaca berfungsi bagaikan selimut yang merefleksikan kembali panas ke bumi. Jika efek rumah kaca ini tidak ada, maka panas tersebut akan kembali ke ruang angkasa. Efek rumah kaca ini yang menyebabkan udara di dataran rendah terasa hangat. Ketika ketinggian bertambah, efek rumah kaca berkurang, sehingga temperature sekitar menurun.[4]
Gunung dalam bahasa daerah
Terdapat banyak sekali penyebutan untuk "gunung" dalam bahasa daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah
- Gunong, glee (Aceh)[butuh rujukan]
- Deleng (Karo)[butuh rujukan]
- Dolok (Batak)[butuh rujukan]
- Bukit (Melayu, berarti gunung kecil)[butuh rujukan]
- Pasir (bukit), gunung (Bahasa Sunda)[5]
- Igir, wagir, wukir, meru (Jawa)[butuh rujukan]
- Bulu (Bugis)[butuh rujukan]
- Keli (Flores)[butuh rujukan]
- Nga (Papua pedalaman)[butuh rujukan]
- Olat (Sumbawa)[butuh rujukan]
- Gunuang (Minang)
Referensi
- ^ Definisi menurut KBBI
- ^ "Chapter 6: Mountain building". Science matters: earth and beyond; module 4. Pearson South Africa. 2002. hlm. 75. ISBN 0-7986-6059-7.
- ^ Lazaridis, Mihalis (2010). First Principles of Meteorology and Air Pollution. Springer. hlm. 70. ISBN 978-9400701618.
- ^ Lutgens, Frederick K.; Tarbuck, Edward J. (1998). The Atmosphere: An Introduction to Meteorology. Prentice Hall. hlm. 15–17, 30–35, 38–40. ISBN 0-13-742974-6.
- ^ Kamus Umum Basa Sunda (dalam bahasa Basa Sunda). Penerbit TARATE. 1995.