Melung, Kedungbanteng, Banyumas
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Desa Melung adalah desa di kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terletak di lereng Gunung Slamet, salah satu gunung berapi terbesar di Pulau Jawa.
Melung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Banyumas | ||||
Kecamatan | Kedung Banteng | ||||
Kode pos | 53152 | ||||
Kode Kemendagri | 33.02.23.2014 | ||||
Luas | 3.683 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 2.396 Jiwa | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Sejarah
Sejarah Desa Melung dimulai dengan cerita atau legenda tentang Syech Abdulrahman Kyai Melung sebagai penguasa dan sesepuh Desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen sejarah terjadinya Desa Melung. Cerita yang turun temurun terus dilakukan orang tua kepada anak-anaknya tidak lepas dari sejarah Kadipaten Pasir Luhur, sebagai tempat persinggahan dan perlintasan para prajurit Kadipaten Pasir Luhur. Pada suatu saat para prajurit dalam perlintasannya menandai adanya ayam yang berkokok dikejauhan. Desa Melung dahulu masuk kedalam Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955-an dimasukkan kedalam Kecamatan Kedungbanteng.
Berdasarkan sejarah yang informasinya diberikan secara turun temurun kepada generasi berikutnya bahwa pada zaman penjajahan Belanda, Desa Melung merupakan kebun kopi dan penghasil alpokat yang sangat terkenal di negara Belanda dengan kopi kampungnya, lalu pada tahun 1928 Belanda mendirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung == Geografis ==,,,,,,, Desa Melung letak geografisnya berada di Sabuk Sebelah Barat Gunung Slamet merupakan desa pinggir hutan dengan topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan tanah rata-rata 20% – 30%, dan berada pada ketinggian antara 400 - 600 meter /dpl, beriklim sejuk rata-rata suhu 210C – 30 0C serta curuh hujan yang cukup tinggi rata-rata 3000 – 3500 mm per tahun. Secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Batas Wilayah
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Windujaya Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ketenger dan Desa Karangtengah Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kutaliman dan Desa Kalikesur. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan PERHUTANI dan Desa Sirampok Kecamatan Sirampok Kabupaten Brebes.
Pembagian Administratif
- Kepala Dusun I membawahi Gerumbul Depok dan Kaliputra
- Kepala Dusun II membawahi Gerumbul Melung dan Selarendeng
Rukun Warga
Jumlah Rukun Warga ada 4 RW terdiri dari:
- Gerumbul Depok adalah RW 1
- Gerumbul Kaliputra adalah RW 2
- Gerumbul Melung adalah RW 3
- Gerumbul Selarendeng adalah RW 4
Rukun Tetangga
Jumlah Rukun Tetangga ada 17 RT terdiri dari
- Gerumbul Depok ada 4 RT: RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04
- Gerumbul Kaliputra ada 5 RT: RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05
- Gerumbul Melung ada 5 RT: RT 01, RT 02, RT 03. RT 04 dan RT 05
- Gerumbul Selarendeng ada 3 RT: RT 01, RT 02 dan RT 03.
Gambaran Umum Demografis
Desa Melung pada awal tahun 2019 memiliki 742 Kepala Keluarga ( KK ) Rumah dan 735 KK Nikah dengan jumlah penduduk 2.369 jiwa yang terdiri dari 1.223 Laki-Laki dan 1.146 Perempuan. Dengan rata-rata setiap keluarga terdiri atas 3 sampai 4 anggota keluarga.
1. Perkembangan Penduduk
a.Jumlah penduduk awal tahun 2019 : 2.369 Jiwa
* Laki - laki : 1.223 Jiwa * Perempuan : 1.146 Jiwa
b.Pertumbuhan penduduk sepanjang tahun 2019
1. Lahir : 30 Jiwa Laki-laki : 21 Jiwa Perempuan : 9 Jiwa 2. Mati : 17 Jiwa Laki-laki : 9 Jiwa Perempuan : 8 Jiwa 3. Datang : 39 Jiwa Laki-laki : 23 Jiwa Perempuan : 16 Jiwa 4. Pindah : 25 Jiwa Laki-laki : 15 Jiwa Perempuan : 10 Jiwa
c.Jumlah penduduk akhir tahun 2019 : 2.396 Jiwa
* Laki - laki : 1.243 Jiwa * Perempuan : 1.153 Jiwa
2. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Usia 0-1 tahun : 23 Jiwa Usia 2-4 tahun : 85 Jiwa Usia 5-9 tahun : 199 Jiwa Usia 10-14 tahun : 216 Jiwa Usia 15-19 tahun : 206 Jiwa Usia 20-24 tahun : 212 Jiwa Usia 25-29 tahun : 186 Jiwa Usia 30-34 tahun : 205 Jiwa Usia 35-39 tahun : 212 Jiwa Usia 40-44 tahun : 185 Jiwa Usia 45-49 tahun : 151 Jiwa Usia 50-54 tahun : 120 Jiwa Usia 55-59 tahun : 107 Jiwa Usia 60-64 tahun : 107 Jiwa Usia 65-69 tahun : 74 Jiwa Usia 70-74 tahun : 52 Jiwa Usia > 75 tahun : 47 Jiwa
3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tidak / Belum Sekolah : 239 Jiwa
Belum Tamat SD : 280 Jiwa
Tidak Tamat SD : 299 Jiwa
Tamat SD : 990 Jiwa
Tamat SLTP : 378 Jiwa
Tamat SLTA : 188 Jiwa
Diploma I : 0 Jiwa
Diploma II : 0 Jiwa
Diploma III : 0 Jiwa
Diploma IV / Starta 1 : 16 Jiwa
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Belum / Tidak Bekerja : 573 Jiwa Mengurus Rumah Tangga : 387 Jiwa Pelajar / Mahasiswa : 478 Jiwa Pensiunan : 4 Jiwa PNS : 7 Jiwa TNI : 1 Jiwa Perdagangan : 44 Jiwa Petani / Pekebunan : 245 Jiwa Peternak : 20 Jiwa Transportasi : 3 Jiwa Karyawan Swasta : 53 Jiwa Karyawan Honorer : 4 Jiwa Karyawan BUMN : 0 Jiwa Buruh Harian Lepas : 280 Jiwa Buruh Tani / Perkebunan : 167 Jiwa Buruh Peternakan : 0 Jiwa Pembantu Rumah Tangga : 2 Jiwa Tukang Batu : 11 Jiwa Tukang Kayu : 0 Jiwa Paraji : 1 Jiwa Guru : 11 Jiwa Pedagang : 0 Jiwa Perangkat Desa : 10 Jiwa Kepala Desa : 1 Jiwa Wiraswasta : 91 Jiwa Konstruksi : 1 Jiwa Bidan : 1 Jiwa
Jumlah Penerima Bantuan dari Pemerintah
- Penerima Program Keluarga Harapan ( PKH ) sebanyak 231 Kepala Keluarga
- Penerima Program Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT ) sebanyak 353 Kepala Keluarga
- Penerima Program KKS Program Sembako Darurat Covid-19 sebanyak 144 Kepala Keluarga
- Penerima Program BST Kementerian Sosial sebanyak 54 Kepala Keluarga
Kepala Pemerintahan
Berdasarkan perjalanan panjang sejarah Desa Melung yang tercatat dan merupakan hasil dari wawancara beberapa tokoh masyarakat yang pernah mengalami Lurah Desa Melung yang dialami oleh tokoh masyarakat yang dapat menceritakan sejarahnya. Dan yang pernah menjadi lurah atau Kepala Desa adalah:
- Suradirana: Sejak tahun 1905 sampai dengan tahun 1940 para kepala desa atau yang pada zaman dahulu disebut lurah dipimpin oleh Suradirana. Pada masa sebelum kemerdekaan jabatan lurah merupakan bagian dari ketua adat yang jabatannya tidak terbatas dan dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Menurut cerita orang tua yang pernah mengalaminya, Lurah Suradirana memimpin Desa Melung pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pembangunan yang diketahui adalah pembangunan PLTA Ketenger.
- Mulyadirana: Merupakan pengganti dari lurah terdahulu dan inipun tidak tercatat kapan dan berakhirnya menjadi lurah untuk Desa Melung.
- Wiryo Sukatmo: Merupakan lurah yang memimpin Desa Melung selanjutnya yang menurut cerita menjabat menjadi lurah pada awal-awal kemerdekaan Indonesia.
- Mursidi: Memegang jabatan sejak tahun 1957 yang pada masa tersebut sedang banyaknya pemberontakan-pemberontakan DI/TII yang bermukim di Desa Melung sebagai tempat pelarian dan dijadikan markas gerakannya karena wilayah Desa Melung yang sangat strategis, bersama sekretaris desanya tewas dibunuh pemberontak DI/TII Darul Islam, karena dianggap tidak melindungi. Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu tampak karena kondisi masyarakat pada saat itu dari segi keamanan dan ketentraman sangat tidak kondusif ditambah lagi pemberontakan G30S/PKI yang berlangsung pada tahun 1965. Pada kondisi negara yang masih belum kondusif berdampak pada kegiatan pembangunan di desa-desa.
- Martareja: Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965, pada saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu:
- Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara Desa Melung sampai desa Windujaya
- Jalan antara Kaliputra sampai dengan Desa Kutaliman.
- Pembangunan kantor dan balai desa.
- Pembangunan lapangan desa.
- Slamet:Memegang jabatan dari tahun 1987 –1991 belum cukup banyak adanya pembangunan, hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulu karena menjabat selama kurang lebih 3 tahun lalu mengundurkan diri. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah:
- Pembangunan dam Watugayong.
- Pembangunan WC/kamar mandi umum.
- Pembangunan pasar desa.
- Pembangunan listrik masuk desa.
- Sirun Ahmad Mahudin:Menjadi Kepala Desa dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2001 dengan hasil pembangunan berupa:
- Pembangunan sarana air bersih dengan sumber mata air Lubang
- Pembangunan sarana air bersih wangan wali dari program PPK tahun 2001.
- Pembangunan jembatan kali Manggis yang menghubungkan jalur gerumbul Melung dengan Selarendeng dari program P3DT.
- Pengerasan jalan Selarendeng sampai Desa Kalikesur.
- Adanya listrik masuk Desa Melung.
- Adanya program IDT dengan pengembangan ternak kambing.
- Kegiatan LED (Lembaga Ekonomi Desa).
- Agung Budi Satrio: Menjabat Kepala Desa Melung selama dua periode sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2013 dengan hasil pembangunan berupa:
- Pembangunan PAUD, TK dan Community Acces Point ( CAP )
- Pembangunan sarana prasana SD-SMP Satu Atap.
- Pendirian Lembaga PAGER GUNUNG
- Rehab Jalan Gerumbul Melung dengan Pavingisasi ( PNPM)
- Pembangunan Jalan Rabat Beton RW 02 (PNPM)
- Pembangunan Bendungan dan Irigasi Wangan Aren (PNPM)
- Pembangunan Irigasi Curug Gupit ( PNPM )
- Pembangunan PKD AD-DAWAN ( PNPM )
- Pembangunan Aula Widya Mandala
- Pengembangan Pertanian Organik
- Inisiatif Gerakan Desa Membangun (GDM)
- Peluncuran situs desa ( melung.desa.id )
- Khoerudin,S.Sos. : Menjabat Kepala Desa Melung sejak Tahun 2013 sampai dengan sekarang dengan hasil-hasil pembangunan :
- Terbentuknya Forum Pengurangan Resiko Bencana ( FPRB ) Desa Melung
- Pembangunan Kantor Desa
- Pembangunan Drainase RW 03
- Pengaspalan Jalan Selarendeng-Kalikesur
- Pembangunan Talud Kantor Desa
- Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Alam Lestari
- Perbaikan Jembatan Melung-Selarendeng
- Pembangunan Bendungan dan Irigasi Rau
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 04 RW 03
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 05 RW 03
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01 RW 04
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 04 RW 01
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 02 RW 02
- Pembangunan Pos Ronda RT 02 RW 03
- Pembangunan Pos Ronda RW 04
- Pembangunan Pos Ronda RT 03 RW 02
- Pembangunan Jalan Lingkungan RT 02 RW 01
- Pembangunan/Rehab Irigasi RT 03 RW 01
- Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni
- Pembangunan Kantor Lembaga Desa
- Peningkatan Mushola Al Iklas Depok menjadi Masjid
- Pembangunan Talud Lapangan Desa
- Pembangunan Bendungan dan Irigasi Kracak
- Pembangunan Irigasi Kali Putra
- Pmbangunan dan Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01 RW 01
- Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01 RW 02
- Pembangunan Jalan Inspeksi
- Kegiatan Rehab Jembatan Kalidekem
- Pembangunan Jalan Lingkungan RT 03 RW 01
- Pembangunan Pintu Gerbang Kantor Desa
- Pembangunan Jalan Lingkungan RT 01 RW 03
- Pembangunan Infrastruktur Desa (jalan dan Talud) RW 02
- Pembangunan Talud Makam Syech Abdurrahman Kiai Melung
- Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi Watu Gayong
- Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi Curug Gupit
- Pembangunan Jaringan Air Blok Mbawang
- Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi Kracak
- Pembangunan Jalan Lingkungan RT 04 RW 02
- Pembangunan Jalan Lingkungan RT 2 RW 04
- Rehab Jembatan Selarendeng
- Pembangunan Gedung POSYANDU RW 04
- Pengembangan dan Pemeliharaan Penunjang Wisata Desa
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian Organik
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih RT 03 RW 02
- Pembangunan Pendopo / Ruang Pertemuan Kegiatan Masyarakat
- Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Desa
- Pembangunan dan Pemeliharaan Talud Jalan Tembus Melung-Selarendeng
- Kegiatan Pengadaan, Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Irigasi
- Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Desa RW 03
- Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Taman Bacaan Masyarakat
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Air Bersih PAMSIMAS
- Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Air Bersih dan Pemasangan Pipa RW 03
- Pembangunan Gapura dan Tugu Batas Desa
- Pengaspalan Jalan RW 04
- Pembangunan Talud Jalan Makam Syech As'ari Depok
- Pengaspalan Jalan Tembus RW 03
- Pembangunan Jalan Lingkungan RW 04
- Pembangunan Irigasi Manggis 2
- Pembangunan Gedung POSYANDU RW 02
- Pembangunan Jembatan Lingkungan RT 04 RW 02
- Pembangunan Saluran Pembuangan Limbah RT 05 RW 02
- Pembangunan Irigasi Manggis 1
- Pengadaan Watermeter RW 03
- Pembangunan dan Pengembangan Wisata PAGUBUGAN
- Pengaspalan Jalan Lungkungan RT 04 RW 03
- Pengaspalan Jalan Tembus RW 03
- Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Wisata
- Kegiatan Rehab Gedung TK Pertiwi
- Kegiatan Pemeliharaan Jalan ( Rehab Song ) Lingkungan RT 03 RW 02
- Peningkatan Jalan (hotmix) Jalan Ketenger-Peninis
- Pengerukan Jalan dibawah Gorong-Gorong
- Peningkatan Jalan (hotmix) Jalan Karangnangka Melung
- Kegiatan Pengadaan Lampu Penerangan Jalan Umum
- Kegiatan Pengadaan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Penunjuk Arah
- Pembangunan Rabat Beton RT 05 RW 02
- Pembangunan Rabat Beton RT 04 RW 01
- Pembangunan Jamban Sehat ( Septik Tank )
- Bantuan Permodalan dan Pelaksanaan Kegiatan UP 2 K
- Pembangunan Irigasi Watu Gayong ( Maron )
- Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Lingkungan RT 02 RW 03
- Pembagian Tanaman Produktif ( Bibit Alpukat) kepada masyarakat
- Rehab Gedung PKD
- Kegiatan Tanggap Bencana Non Alam ( Penanganan Corona Virus Disease 19 / Covid-19 )
- Pembagian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
- Tahun 2020 Melung mendapatkan SK Bupati sebagai Desa Wisata
- Pembangunan / Rehab Jalan Lingkungan RT 04 RW 01
- Pembangunan / Rehab Jalan Lingkungan RT 01 dan RT 04 di RW 02
- Pembangunan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Umum
- Pembangunan Sarana Prasarana Pagubugan
- Pembangunan Sarana Prasarana Igir Mbawang ( pertanian sayur organik )
- Pegaspalan Jalan Desa di RW 02
- Pembangunan Jalan Lingkungan ( jalan lingkar ) RT 01 RW 03
- Fasilitasi terbentuknya Kelompok Usaha UD. Mandiri yang bergerak di bidang perkopian
- Tersedianya Home Stay untuk mendukung paket wisata
Transportasi
Sarana transportasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sarana dan prasarana transportasi Desa Melung sudah cukup baik sebagai prasarana perhubungan jalan ditambah sekarang ini sudah ada sarana transportasi angkutan pedesaan untuk mengangkut hasil bumi dari desa ke kota.
Pendidikan
Untuk sarana dan prasarana bidang pendidikan di Desa Melung sudah memiliki 1 (satu) unit Sekolah Dasar, lalu sudah berdirinya Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) tahun 2002 yang berubah program menjadi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan model Kelompok Bermain SATRIA JAYA sekarang menjadi PAU TERPADU KB.SATRIA JAYA DAN TK PERTIWI, sedangkan SMP sudah ada yaitu SMP Negeri 3 Kedungbanteng.
Budaya
Desa Melung memiliki budaya sebagaimana desa-desa yang ada di Kabupaten Banyumas seperti seni kuda lumping, seni hadroh atau rebana.Budaya dan adat istiadat masyarakat Desa Melung masih terpelihara dengan baik, dimana sifat gotong royong masih cukup tinggi terutama dalam membangun rumah dimana budaya sambatan masih sangat terpelihara dengan baik. Hal tersebut sebagai modal dasar untuk kegiatan pembangunan dan menanamkan rasa kegotongroyongan.
Pariwisata
Desa Melung merupakan kawasan pengembangan produksi sayur organiknya dimana berdekatan dengan Curug Gede dan lokawisata Baturraden, wisata teknik PLTA Ketenger yang berada di Desa Melung sangat memungkinkan untuk dijadikan kawasan agrowisata sebagai salah satu penunjang pendapatan asli daerah Kabupaten Banyumas. Sejak tahun 2016 juga telah dirintis tempat wisata yakni Wisata Pagubugan
Perayaan
Desa Melung memiliki perayaan Ruwat Bumi, Ruwat Mata Air, nyadran.
Makanan Khas
Berbagai makanan yang biasanya dibuat masyarakat di Desa Melung antara lain mendoan, cantir, combro, peyek, oblang, intil, getuk, krawu, cimplung, semur jengkol,pindang klewek, jangan bobo
Tokoh
- Ahmad Iksan,S.Ag, Anggota DPRD Kabupaten Banyumas Periode 2004-2009 kelahiran Desa Melung.
Pada masa Beliau bertugas sebagai anggota dewan sebagai Ketua Komisi D yang membidangi masalah pendidikan, beliau melihat kenyataan bahwa angka melanjutkan sekolah dari SD ke SMP apalagi ke SMA di Desa Melung tempat Beliau dilahirkan itu masih rendah. Oleh karena itu beliau mengusulkan agar program sekolah Satu Atap (SD-SMP) segera direalisasikan untuk menuntasakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, terutama di Desa Melung dan desa-desa lain di wilayah Banyumas yang masih membutuhkan. Pada waktu itu sebagai anggota Panitia Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas, Beliau dukung dari sisi anggaran APBD dan kebijakan lain. Hingga akhirnya terealisasi Program Sekolah Satu Atap yang salah satunya berada di Desa Melung yang sekarang ini menjadi SMP Negeri 3 Kedungbanteng.
{Kedungbanteng, Banyumas}}