Intan Avantie

perancang busana Indonesia

Eufrasya Citra Intan Avantie atau yang lebih dikenal dengan nama Intan Avantie (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 17 November) adalah perancang busana berkebangsaan Indonesia. Intan merupakan puteri sulung dari perancang busana Anne Avantie. Sejak tahun 2006, karya rancangan Intan telah dikenakan oleh 10 besar atau 5 besar kontes kecantikan Puteri Indonesia. Beberapa selebriti yang pernah mengenakan rancangannya antara lain Gita Gutawa, Bunga Citra Lestari, Dewi Gita, Lea Simanjuntak, Rossa, Nadine Chandrawinata, Artika Sari Devi, Sherina, dan lain-lain.[1][2][3]

Kehidupan pribadi

Intan Avantie lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 17 November, puteri dari pasangan Didiek WS dan Anne Avantie. Mulai menelusuri bakat dan minatnya sejak masih usia belia, kelas V sekolah dasar, namun serius menekuni sejak SMA. Pekerjaan pertama yang diterimanya adalah rancangan busana untuk seorang wisudawan, dengan dihargai Rp150.000,- Selepas kuliah, Intan memberanikan diri membuka usaha. Namun karena di rumahnya sudah tidak cukup ruangan, terpaksa dia memanfaatkan garasi sebagai kantor dengan mempekerjakan seorang karyawan. Kantor di garasi itu bertahan hingga tiga tahun, kemudian akhirnya pindah rumah.

Sejak tahun 2006, karya rancangan Intan telah dikenakan oleh 10 besar atau 5 besar kontes kecantikan Puteri Indonesia. Beberapa selebriti yang pernah mengenakan rancangannya antara lain Gita Gutawa, Bunga Citra Lestari, Dewi Gita, Lea Simanjuntak, Rossa, Nadine Chandrawinata, Artika Sari Devi, Sherina, dan lain-lain.

Pernah disensor

Di tengah keberhasilannya sebagai perancang busana, Intan Avantie juga pernah mengalami sensor atas karyanya yang ditampilkan dalam malam final Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2016 saat acara itu disiarkan ulang, Minggu, 21 Februari. Namun demikian, Intan memastikan, penyensoran itu tidak akan membatasinya dalam berkarya. Dalam perhelatan itu, Intan diminta untuk merancang kebaya bernuansa glamor untuk lima besar finalis. Pada rancangannya, Intan Avantie menghadirkan kebaya dengan paduan songket palembang sebagai rok, senada dengan tema acara tahun itu yang bernuansa Sumatra Selatan.

Sensor berupa pemburaman pun menghiasi bagian dada dan belahan rok depan. Tak sampai di situ, kebaya hitam karya Anne Avantie yang membaluti tubuh pemandu acara, Puteri Indonesia 2011 Maria Selena, juga tidak luput dari sensor. Terhadap penyensoran tersebut, Intan sebetulnya tidak merasa keberatan. Tapi ia menegaskan, seharusnya rancangannya dilihat sebagai sebuah karya seni. Sebagai seorang desainer Indonesia, Intan memahami batasan vulgar yang berlaku sesuai budaya Indonesia. Tapi ada hal-hal yang terkadang terjadi di luar dugaannya sehingga membuat rancangannya terlihat 'melebihi' batas, meskipun seluruh busana dirancang dengan kondisi tidak tahu siapa yang akan mengenakannya.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Media Indonesia: Intan Avantie Bangga Warisi Darah Mode, diakses 29 Maret 2018
  2. ^ Liputan6,com: Indahnya Kebaya Intan Avantie untuk 5 Finalis Puteri Indonesia, diakses 30 Maret 2018
  3. ^ Edukasi-Kompas: Sukses Berwirausaha di Usia Belia Berkat Kepercayaan, diakses 30 Maret 2018
  4. ^ Wolipop: Kebaya Puteri Indonesia Karyanya Disensor, Intan Avantie Tak Kapok Berkarya, diakses 30 Maret 2018