Resiko Meledak, band asal Jakarta buatan 4 remaja yang terdiri dari Ryandira Bagus Rahardjo "Gente" (Frontman), Evan Rhein "Gojink" (Guitar), Satrio Pinandhito "Meleng" (Bass), Ravi Wibisono "Morele" (Drum), dalam perbincangan di suatu mini market di bilangan Cipete dekat studio dengan tujuan nengembalikan skena musik di Indonesia dengan Punk. Nama yang diambil dari sebuah peringatan dekat genset di minimarket menjadi sesuatu yang unik dan menghasilkan pola pikir yang berbeda dengan harapan membawa diri mereka 'meledak' atau juga membawa para pendengar "meledak" dengan nuansa musik keras yang mereka suguhkan di jaman sekarang era musik elektronik. Dengan influens yang mereka miliki di SMA PANGUDI LUHUR Jakarta yang juga melahirkan banyak musisi dan seniman, mereka mengambil jalur yang berbeda dari banyaknya orang-orang yang bergaya "Hypebeast" dan "Trendy" mereka memilih musik skena punk dengan harapan bisa membawa skena musik punk kembali berjaya dan mereka dapat mengaspirasikan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai anak muda yang selalu berusaha berpikiran kritis, seolah-olah mereka membuktikan bahwa anak-anak muda jaman sekarang masih mempunyai nalar tinggi untuk berpikiran kritis dan terbuka sebagai generasi penerus bangsa. Perbedaan referensi musik ada pada tiap personel dalam menghasilkan sebuah "sub-genre" punk yang baru, mereka menyebutnya dengan "Universal Punk". Perbedaan referensi musik mereka yang beragam tidak mengubah cara pandang bagaimana mereka menyatukan diri dalam berkarya justru sebaliknya, berbagai variasi dicoba mereka kemas menjadi satu musik yang menjadikan mereka satu dengan ideologi "Punk" tersebut.
Tepat di tanggal 30 September 2019, Resiko Meledak berhasil me-release single pertama mereka yang bertajuk "Mercenary Youth" dan pada tanggal 23 November 2019 menjadi debut mereka untuk tampil secara langsung, di ajang pensi ternama "PL Fair" dari SMA Pangudi Luhur, yang juga merupakan sekolah dari personel Resiko Meledak, dan pada tahun 2020 ini, tepatnya tanggal 27 maret 2020, Resiko Meledak akan merilis single kedua mereka yang bertajuk "Orasi Pecundang". Mereka merencanakan untuk membuat karya-karya selanjutnya dan secepatnya bahkan mereka mengindikasikan akan merilis EP bahkan album pada waktu dekat.
Kerusuhan demo di 23 September 2019 menjadi pemicu utama lagu ini dibuat. "Mercenary Youth" yang ditulis oleh mereka lebih mengindikasikan apa yang mereka rasakan terhadap anak-anak muda yang suka ikut demo namun tidak memiliki kiasan bahkan tidak mengerti apa yang coba disampaikan, lebih berusaha mencari keramaian dan kesenangan yang pada bukan tempatnya serta lagu ini menyindir banyaknya oknum yang "dibayar" untuk melaksanakan demo yang ujung-ujungnya rusuh.
Berbeda dari single sebelumnya, "Orasi Pecundang" sendiri berisi tentang sudut pandang masyarakat yang merasa bahwa demonstrasi-demonstrasi yang kala itu marak terjadi hanyalah sebatas "basa-basi" sebelum terjadinya kerusuhan pada suatu demonstrasi. Jajaran-jajaran otoriter dan parlemen egosentrisme, menjadi pemicu terjadinya suatu gerakan yang tidak dinginkan. Namun, para oknum-oknum dibalik gerak
an tersebutlah yang menjadi keresahan bagi masyarakat, sehingga muncul sudut pandang yang berbeda-beda.
Jajaran otoriter dan deretan parlemen egosentrisme, menjadi pemicu terjadinya suatu gerakan yang tidak dinginkan. Namun, para oknum-oknum dibalik gerakan tersebutlah yang menjadi keresahan bagi masyarakat, sehingga muncul sudut pandang yang berbeda-beda. Begitulah ucap Resiko Meledak di dalam rilis yang kami terima. Kita lihat saja nanti, bagaimana kontribusi mereka dan tanggung jawabnya terhadap apa yang sudah tertulis di sini.