Kedai Mas Kaco. Kedai Dengan Kuliner Alternatif Di Wonomulyo.


Jum'at malam [[1]]), cuaca lebih gerah dari biasanya. Saya kepikiran mengajak keluarga kecil kami untuk ke luar mencari udara sejuk, maka melajulah kami dari Tapango menuju ibukota kabupaten Polman, membelah malam yang langitnya dihiasi sedikit bintang.

Memasuki wilayah Matakali, kami disambut hujan yang menderas hingga sedikit menghalangi pandangan. Di ibukota, hujan tak juga reda bahkan kian deras dan mungkin kondisi cuaca demikian itulah yang membuat tempat tujuan kami, tutup lebih cepat. Akhirnya kami memutar haluan, menyusuri jalur dua seputaran stadion dan alun-alun sambil memikirkan rencana tujuan alternatif. Ya, tujuan ditetapkan untuk kembali ke Wonomulyo.

Rupanya hujan deras hanya membasuh wilayah Timur, sementara Wonomulyo yang ada di barat Polewali kering seperti halnya di selatan (baca: Tapango) tempat kami memulai perjalanan tadi.

Kesibukan di kota Wonomulyo masih sangat bergairah malam ini, dan kami memutuskan untuk mengambil arah ke utara. Kediri.

Dari namanya, bisa ditebak bahwa kampung yang masih sangat dekat dengan pusat kota Wonomulyo ini juga bernuansa Jawa. Kediri memang salah satu wilayah transmigrasi ditahun 1930-an. Masyarakat yang dagang dari Jawa Timur merupakan angkatan ketiga, menggantikan transmigran Jawa Barat dan Jawa Tengah sebelumnya yang tidak mampu beradaptasi di tempat barunya.

Di Kediri ini kami mencari target tempat makan alternatif yang unik dan jauh dari kebisingan musik dengan tingkat desibel yang mengganggu. Dan pilihan itu jatuh pada Kedai Mas Kaco.

Menurut penilaian saya, kedai ini unik mulai dari nama hingga menunya. Ditambah lokasi yang relatif tidak terlalu dekat dari pusat keramaian kota, dengan tampilan yang instagramable dibeberapa sudut dan yang lebih penting bagi saya, musik tidak mengganggu.

Di Kedai Mas Kaco ( Mas Kaco adalah gabungan dua kata sapaan umum dari masyarakat Jawa dan Mandar. Mungkin pemiliknya ingin menyampaikan bahwa untuk urusan perut, kita semua bersaudara. Tak ada sekat kesukuan.), yang dirintis oleh seorang anak muda bernama Arif Budianto ini, selain menyuguhkan menu kopi, nasi+ayam atau teh seperti umumnya warung makan, juga disediakan menu siomai.

Siomai, penganan yang modelnya sama dengan bakso biasanya hanya dijajakan secara mobile menggunakan sepeda atau sepeda motor. Saya sendiri tidak tahu tempat lain yang menyajikan siomai selain kedai ini. Dan di sini, siomai ditawarkan dalam berbagai bentuk, tidak hanya bulat seperti bola pimpong.

Sementara, menu andalan jatuh kepada roti tenda. Menu yang terinspirasi dari roti canai. Jika biasanya roti canai yang cenderung tawar berteman akrab dengan kuah kari kental, roti tenda justru diinovasi dengan sajian yang cukup manis dan dijodohkan dengan es krim. Sehingga cocok buat kamu yang sedang jatuh cinta, atau buat kamu yang jomblo padahal manis 😊😊

Kedai yang baru berusia kurang lebih sebulan ini, selain menawarkan menu dan tempat unik, juga menawarkan harga yang sangat terjangkau. Hingga kamu tak perlu risau memikirkan isi kantong bakal terkuras sampai ke dasarnya. 😄😄

Jadi kesimpulannya, Kedai Mas Kaco merupakan tempat yang recomended buat kamu anak muda yang selalu tertantang mencoba sesuatu yang unik dan keren.

#kuliner, #makanan, #kedai, #warung