Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya

ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
Revisi sejak 14 November 2020 05.45 oleh Herryz (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{kecamatan |nama =Kota Tambolaka |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Sumba Barat Daya |luas =98,95 km² |penduduk =36.904 jiwa (2020) |pend...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kota Tambolaka adalah sebuah kecamatan dan juga menjadi ibukota dari Kabupaten Sumba Barat Daya, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.[1] Sumba Barat Daya sendiri mempunyai potensi alam yang sangat indah.[1] Tempatnya yang masih asri dan tenang membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk beristirahat dan menenangkan diri dari hingar bingar kota besar.[1] Meskipun dalam pembangunan fasilitas umum belum terlaksana dengan baik di daerah ini, tetapi tempat ini tetap layak dijadikan sebagai tempat berlibur.[1] Luas wilayah kota Tambolaka sekitar 98,95, dan berpenduduk jiwa ditahun 2020 berjumlah 36.904 jiwa.[2]

Kota Tambolaka
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenSumba Barat Daya
Populasi
 (2020)
 • Total36,904 jiwa (2.020) jiwa
Kode Kemendagri53.18.09 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5317081 Edit nilai pada Wikidata
Luas98,95 km²
Kepadatan537,80 jiwa/km²
Desa/kelurahan3 desa / 4 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 9°25′13.82495″S 119°13′8.24520″E / 9.4205069306°S 119.2189570000°E / -9.4205069306; 119.2189570000

Sejarah Singkat

Tambolaka merupakan ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat sehingga memiliki cerita sejarah yang saling berkaitan. Dahulu, Paraingu atau kampung besar merupakan sistem pemerintahan tradisional Sumba.[1] Seiring dengan bertambahnya jumlah orang-orang dari luar yang merupakan nenek moyang datang ke Pulau Sumba, lalu mereka membentuk bermacam kelompok kekeluargaan besar atau klan yang didasarkan pada kesamaan asal usul dan Marapu yang disembah. Kelompok ini disebut dengan nama kabihu.[1] Beberapa kabihu ada yang bergabung dengan wilayah lain yang membangun negeri sendiri yang tetap diatur dengan hukum dan cara yang berlaku pada waktu itu.[1] Hingga kedatangan bangsa Belanda yang mengubah sistem Paraingu menjadi sistem kerajaan yang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumba.[1]

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan Kota Tambolaka tahun 2020 berjumlah 36.904 jiwa. Kecamatan ini memiliki 152 Rukun Tetangga (RT) dan 76 Rukun Warga (RW), 40 dusun, yang terbagi ke dalam 8 desa dan 2 kelurahan. Penduduk asli Kabupaten Sumba Barat Daya ialah suku Sumba, demikian juga yang ada di kota Tambolaka.[3] Selain itu ada juga suku pendatang lain dari sekitar provinsi Nusa Tenggara Timur, seperti suku Alor, suku Flores, dan juga pendatang seperti Jawa, Bugis, Bali, dan lainnya. Sementara itu, bahasa yang digunakan di kawasan itu selain bahasa Indonesia, penduduk lokal memakai bahasa Sumba dengan logat Ligar Kambera, logat yang umumnya dipakai di kabupaten Sumba Timur.[3]

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sumba Timur 2020 mencatat bahwa masyarakat kecamatan Kota Waingapu mayoritas memeluk agama Kristen yakni 86,65%, dimana Katolik 53,02% dan Protestan 33,63%. Pemeluk agama Islam juga banyak dianut warga kota Waingapu, yakni 13,05%, kemudian pemeluk kepercayaan Marapu masih dianut beberapa warga Sumba Barat Daya, demikian juga di Kota Tambolaka, yakni sebanyak 0,36%. Selebihnya merupakan pemeluk agama Hindu 0,29%, yang umumnya merupakan warga pendatang dari Bali, dan Budha 0,01%.[2]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Tambolaka - NTT, UTiket
  2. ^ a b "Kecamatan Kota Tambolaka Dalam Angka 2020" (pdf). www.sumbabaratdaya.bps.go.id. Diakses tanggal 14 November 2020. 
  3. ^ a b "Suku Sumba". www.dgraft.com. Diakses tanggal 7 Oktober 2020.