Cupak Gerantang

Revisi sejak 18 November 2020 07.49 oleh FBN122645 (bicara | kontrib) (Lihat pula: bersih-bersih, replaced: Lihat juga → Lihat pula using AWB)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Cupak Grantang adalah pertunjukan teater rakyat tradisional khas Bali dan Lombok yang sederhana dengan alat musik Gerantang sebagai salah satu alat musik pengiring teater rakyat ini.[1]

Ceritanya berpusat pada dua tokoh kakak beradik yaitu Cupak dan Grantang. Cupak mencerminkan semua sifat yang yang buruk pada diri manusia, ia rakus, suka mendengki, sering kali berkhianat bahkan suka mencuri. Karakternya pun digambarkan dalam penampilan ataupun topengnya di mana ia berwajah buruk rupa, berbadan tambun, dan gerak geriknya mencerminkan sifat culas.[2], sedangkan Grantang sang adik, adalah seseorang yang rendah hati, jujur, budi pekertinya baik, dan tutur katanya pun sopan. karakternya digambarkan sebagai pemuda yang tampan, bertubuh bagai kesatria tegap namun luwes, gagah dan gerak-geriknya halus. Satu catatan kecil, ketika dipentaskan sering kali tokoh Gerantang yang lelaki ini diperankan oleh seorang wanita, untuk memudahkan diperlihatkannya ketampanan dan gerak gerik yang halus.[2]

Sang kakak Cupak sering kali mencurangi bahkan dalam salah satu lakon berusaha membunuh sang adik Grantang. Namun Grantang adalah seorang yang pemaaf dan tak pernah menyimpan dendam pada kakaknya. Hubungan di antara keduanya memang dimaksudkan untuk menggambarkan dua sifat pada manusia, baik dan buruk, yang terus mengalami pertentangan. Namun sebagai cerita rakyat yang mendidik, lakon ini selalu diakhiri dengan menangnya sifat baik yang ada dalam diri manusia.[2]

Lakon Cupak Grantang ini pada awalnya adalah sebuah bentuk seni tari topeng yang lama-kelamaan dikembangkan menjadi lakon teater tradisional, dengan tujuan menjadi media pendidikan yang dapat dicerna anak-anak juga, sehingga penuh dengan humor.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia Volume 2. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
  2. ^ a b c d Cupak gerantang Diakses 21 januari 2016