Operasi 17 Agustus

Revisi sejak 25 November 2020 13.44 oleh Aster Kyung (bicara | kontrib) (Membuat artikel baru)

Operasi 17 Agustus merupakan Operasi Militer yang terjadi pada 17 April 1958 dan dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani yang bertujuan untuk menumpas gerakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) yang berada di Sumatera Barat, tepatnya di Padang. Operasi Militer ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan tiga Matra, yaitu TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.[1]  Operasi 17 Agustus sendiri adalah nama operasi militer yang diberikan oleh Kolonel Ahmad Yani.

Latar Belakang

PRRI merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Gerakan pemberontakan ini dipicu oleh rasa ketidakpuasan pemerintah daerah di beberapa kota di Sumatera terkait dengan kebijakan alokasi dana dari pemerintah pusat.[2] Rasa ketidakpuasan itu juga didukung oleh beberapa panglima militer. Gerakan ini menimbulkan berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa. Gerakan tersebut sudah disebut sebagai sebuah pemberontakan.

Karena hal tersebut, pemerintah pusat menganggap gerakan ini harus segera diselesaikan dengan kekuatan senjata. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Ahmad Yani untuk melakukan operasi militer demi menumpas PRRI yang berada di Sumatera Barat.[3] Ahmad Yani juga diberi mandat untuk memipin pasukan TNI di Padang.

Kronologi Jalannya Operasi Militer

17 April 1958 merupakan hari yang ditentukan sebagai pendaratan awal di Padang. Pada pukul 05.00 – 06.00 WIB, penembakan ke titik pendaratan dilakukan oleh TNI Angkatan Laut. 25 menit kemudian, pasukan TNI Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat “Red Flight” melakukan penembakan yang disusul oleh pesawat “Blue Flight”. Serangan penembakan ini ditujukan ke lapangan terbang Tabing. 

Tidak lama, Pasukan KKO melakukan pendaratan melalui Pantai Padang. Pada siang hari, seluruh pasukan gabungan berhasil mendarat di Padang. Operasi pendudukan ini berlangsung selama satu setengah bulan. Hasilnya, Kota Padang, Solok, Payakumbuh, dan Bukittinggi berhasil di kuasai oleh TNI.[3]

Pasca Kejadian

24 Mei 1958, sebanyak 500 prajurit PRRI menyerahkan diri. Dengan ini, PRRI berhasil ditumpaskan.

Referensi

  1. ^ "PRRI PERMESTA". Google Docs. Diakses tanggal 2020-11-25. 
  2. ^ "Kisah Operasi 17 Agustus mendarat di Kota Padang, Lumpuhkan PRRI" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-25. 
  3. ^ a b "Kemenangan "Tentara Sukarno" di Hari Lebaran". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2017-06-16. Diakses tanggal 2020-11-25.