Dulmuluk

Revisi sejak 30 November 2020 04.22 oleh 158.140.187.209 (bicara) (Perubahan Pada Tulisan, Karena ada Kata-kata yg sulit Dimengerti)

Dulmuluk adalah teater Kesenian tradisional Sumatra Selatan yang Berasal dari Kota Palembang.[1] Teater Dulmuluk terinspirasi dari seorang pedagang keturunan Arab yang bernama Wan Bakar. Ia datang ke Palembang pada abad ke-20 Kemudian menggelar pembacaan kisah petualangan Abdul Muluk Jauhari.[2] Kisah Dulmuluk berasal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat, Riau dan Saleha, sepupu Raja Ali Haji. Kitab ini kemudian dipentaskan dalam bentuk teater.

Dulmuluk
PenulisRaja Ali Haji bin Raja Achmad
Bahasa asliMelayu
GenreTradisional, religi
LatarMasyarakat Melayu Palembang, Sumatra Selatan

Teater Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota Palembang. Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan.

Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat Indra Sakti (Riau) – versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim di Batavia) sedangkan versi Von de wall menyebut Saleha, sepupu raja Ali Haji. Kitab ini kemudian dipentaskan dalam bentuk teatrikal.

Teater Dulmuluk kental dengan cerita rakyat ini, merupakan tradisi seni peninggalan abad ke-19. Penampilannya selalu sukses menghibur para penontonnya, salah satunya dari grup Teater Dulmuluk dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS).[3]

Dalam setiap pementasan, ada enam orang pemain dan 4 orang pengiring musik, yang memperagakan aktingnya di depan para penonton. Teater khas Sumsel ini menceritakan tentang kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya.[1]

Pada tanggal 16 Desember 2013, teater Dulmuluk ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Bangsa oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.[4]


Referensi

  1. ^ "Dulmuluk". Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. 17 Desember 2015. Diakses tanggal 17 Februari 2019. 
  2. ^ "Teater Dul Muluk". ePalembang. Desember 2015. Diakses tanggal 17 Februari 2019. 
  3. ^ Liputan6.com (2019-06-29). "Teater Dulmuluk, Tradisi Seni Teaterikal Sumsel yang Jenaka". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-09-22. 
  4. ^ "Songket dan Dulmuluk masuk Warisan Budaya Bangsa". Tribun Sumsel. 19 Desember 2013. Diakses tanggal 17 Februari 2019.