Musailamah al-Kazzab

seorang pria yang mengaku sebagai nabi pada masa kenabian Muhammad; berhubungan dengan Islam
Revisi sejak 6 Desember 2020 14.46 oleh A154 (bicara | kontrib)

Maslamah bin Habib (Bahasa Arab: مسلمة بن حبيب) atau dikenal juga dengan nama Musailamah al-Kazzab (Musailamah si Pembohong) adalah seorang yang mengaku sebagai nabi pada zaman Nabi Muhammad melakukan dakwah di jazirah Arab. Menurut ajaran Islam Musailamah adalah seorang nabi palsu.

Musailamah al-Kazzab
مسيلمة الكذاب
LahirYamamah
Meninggal632
Yamamah
Nama lainMaslamah bin Habib
Suami/istriSajah binti Al-Harits
Orang tua
  • Thumamah ibn Kathir (bapak)

Kehidupan

Musailamah al-Kazzab lahir dengan nama Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah, salah satu suku terbesar di jazirah Arab dengan wilayah domisili di Yamamah. Berdasarkan suatu temuan sejarah, ia telah membangun Yamamah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah. Setelah tersebarnya Islam di jazirah Arab, kemudian Musailamah menyatakan diri sebagai seorang Muslim. Ia juga kemudian membangun Masjid di Yamamah.

Pernyataan sebagai nabi

Pada saat yang bersamaan Musailamah juga mempelajari sihir,[1] dan menyatakan sebagai mukjizat. Musailamah melalui kemampuan sihirnya membuat orang-orang percaya bahwa ia juga seorang nabi. Musailamah juga menyatakan bahwa ia juga memperoleh wahyu dari Allah dan berbagi wahyu dengan Nabi Muhammad.[2] Bahkan, ia menyebut dirinya sebagai Rahman,[3] dan menyatakan dirinya memiliki sifat ketuhanan. Setelah itu, beberapa orang menerimanya sebagai nabi bersama dengan Nabi Muhammad.

Perlahan-lahan pengaruh dan wewenang Musailamah meningkat terhadap orang-orang dari sukunya. Setelah itu Musailamah berusaha menghapuskan kewajiban untuk melaksanakan salat serta memberikan kebebasan untuk melakukan seks bebas dan konsumsi alkohol.[2] Ia juga kemudian menyatakan sebagai utusan Allah bersama dengan Nabi Muhammad, dan menyusun ayat-ayat, yang dinyatakan sebagai tandingan ayat Alquran. Sebagian besar ayat-ayat buatan Musailamah memuji keunggulan sukunya, Bani Hanifah, atas Bani Quraisy.

Kematian

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Musailamah kemudian menyatakan perang kepada Khalifah Abu Bakar, namun pasukannya dikalahkan oleh Khalid bin Walid.[4] Pada Pertempuran Yamamah, ia dibunuh oleh Wahsyi.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ The Life of the Prophet Muhammad: Al-Sira Al-Nabawiyya By Ibn Kathir, Trevor Le Gassick, Muneer Fareed, pg. 67
  2. ^ a b The Life of the Prophet Muhammad: Al-Sira Al-Nabawiyya By Ibn Kathir, Trevor Le Gassick, Muneer Fareed, pg. 69
  3. ^ Ibn Kathīr, Ismāʻīl ibn ʻUmar (2000), al-Miṣbāḥ al-munīr fī tahdhīb tafsīr Ibn Kathīr, 1, Riyadh, Saʻudi Arabia: Darussalam, hlm. 68 
  4. ^ The Life of the Prophet Muhammad: Al-Sira Al-Nabawiyya By Ibn Kathir, Trevor Le Gassick, Muneer Fareed, pg. 36