Iman Budhi Santosa

Penyair Indonesia
Revisi sejak 10 Desember 2020 07.51 oleh DennyRG (bicara | kontrib)

{{Infobox person |honorific_prefix = |name = |honorific_suffix = |image = Iman Budhi Santosa at book launch, 2015-05-30 01.jpg |image_size = 250px |alt = |caption = Santosa pada saat peluncuran bukunya Sesanti Tedhak Siti, 2015 |birth_name = |birth_date = (1948-03-28)28 Maret 1948 |birth_place = Kauman, Magetan, Jawa Timur, [[Indonesia] | death_date = 10 Desember 2020(2020-12-10) (umur 72) | death_place = Kota Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia |death_cause = |body_discovered = |resting_place = |resting_place_coordinates = |monuments = |residence = |nationality = Indonesia |other_names = |ethnicity = |citizenship = |education = |alma_mater = Akademi Pertanian, Semarang |occupation = Penyair |years_active = |employer = |religion = Islam[1] |organization = |agent = |known_for = |notable_works = |style = |influences = |influenced = |home_town = |spouse = Sri Maryati (1971–1978) |children = 4 |parents = |relatives = |awards = |signature = |signature_alt = |signature_size = |website = |footnotes = |box_width = }}

Iman Budhi Santosa (28 Maret 1948 – 10 Desember 2020), yang umumnya dikenal sebagai IBS, adalah seorang penulis Indonesia yang berbasis di Yogyakarta. IBS dididik dalam bidang pertanian namun mengembangkan kemampuan sastra dari usia muda. Pada 1969, ia membantu pendirian Persada Studi Klub, kemudian menerbitkan sejumlah karya, yakni kumpulan puisi, novel, dan cerita pendek. Puisinya dianggap memiliki pengaruh budaya Jawa yang kuat.

Kehidupan awal dan pendidikan

Iman Budhi Santosa lahir pada 28 Maret 1948, pada hari Minggu Kliwon, sebagai anak tunggal dari pasangan Iman Sukandar dan Hartiyatim. Keluarganya tinggal di Kauman, Magetan, Jawa Timur, sampai orang tua IBS bercerai ketika ia berusia 18 bulan. IBS tinggal dengan ibunya dan kakeknya di Magetan. Ia kemudian menganggap masa kecilnya kurang bahagia dengan menyatakan bahwa ibunya dan kakeknya – seorang mantan kepala sekolah – menginginkan ia berfokus pada pembelajaran, ketimbang olahraga seperti anak-anak lainnya. Akibatnya, ia menjadi teisolasi dari anak-anak seusianya.[1]

IBS menyelesaikan sekolah dasar pada 1960; pada waktu itu, ibunya menikah lagi dengan penulis berbahasa Jawa Any Asmara. Keluarganya melanjutkan hidup di Magetan sampai setelah IBS menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertamanya, ketika mereka berpindah ke Yogyakarta. Disana, ia belajar di sekolah vokal yang dijalankan oleh Yayasan Dana Pendidikan Perkebunan Muja-Muju, lulus pada 1968.[1]

IBS meninggal di rumah kontrakannya di Dipowinatan, Yogyakarta, pada tanggal 20 Desember 2020, akibat penyakit jantung. Ia dimakamkan di Makam Seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul.[2]

Kehidupan pribadi

IBS menikah pada Sri Maryati dari Purworejo pada September 1971. Pasangan tersebut memiliki empat anak (Wisang Prangwadani, Pawang Surya Kencana, Risang Rahjati Prabowo, dan Ratnasari Devi Kundari) sebelum mereka berpisah pada 1978.[1]

Ia meninggal dunia pada 10 Desember 2020, di rumah kontrakannya di Dipowinatan, Kota Yogyakarta akibat penyakit jantung.[3]

Daftar pustaka pilihan

Berikut ini adalah daftar pustaka yang berasal dari (Santosa 2015b, hlm. 59–60). Selain karya-karya sastra yang dimasukkan disini, IBS juga menerbitkan buku-buku teks tentang pertanian dan budaya Jawa.[4] Beberapa karyanya dikompilasikan dalam antologi.[5]

  • Tiga Bayangan (puisi antologi; 1970)
  • Ranjang Tiga Bunga (novel; 1975)
  • Bayang Kertapati (novel; 1976)
  • Dunia Semata Wayang (puisi; 1996)
  • Kalimantang (kumpulan cerita pendek; 2003)
  • Matahari-Matahari Kecil (puisi; 2004)
  • Perempuan Panggung (novel; 2007)
  • Ziara Tanah Jawa (puisi; 2013)
  • Sesanti Tedhak Siti (geguritan; 2015)

Referensi

  1. ^ a b c d Language Center, Iman Budi Santosa.
  2. ^ Wawan S. 2020.
  3. ^ "Sastrawan Iman Budhi Santosa Tutup Usia". Detik. 10 Desember 2020. Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  4. ^ Santosa 2015b, hlm. 59–60.
  5. ^ Santosa 2015a, hlm. 113.

Kutipan karya

  • "Iman Budi Santosa" (dalam bahasa Indonesian). Language Center. 6 May 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 February 2015. Diakses tanggal 3 June 2015. 
  • Rampan, Korrie Layun (2000). Leksikon Susastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 978-979-666-358-3. 
  • Salam, Aprinus (2004). Oposisi Sastra Sufi (dalam bahasa Indonesian). Yogyakarta: LKiS. ISBN 978-979-3381-64-0. 
  • Santosa, Iman Budhi (2015a). Ziarah Tanah Jawa (dalam bahasa Indonesian). Yogyakarta: Interlude. ISBN 978-602-71899-1-1. 
  • Santosa, Iman Budhi (2015b). Sesanti Tedhak Siti (dalam bahasa Javanese). Yogyakarta: Interlude. ISBN 978-602-71899-8-0. 
  • Setiadi, Tia (July 2013). "Jawa, Juggernaut, dan Alam Sebagai Tembang: Tentang Ziarah Tanah Jawa, Karya Iman Budhi Santosa". Poetika. I (1): 96–106. ISSN 2338-5383. 
  • Santoso, Joko (2013). "Dudu Sanak Dudu Kadang Yen Mati Melu Kelangan". Dalam Suharmono; Anis Mashlihatin. Dialog: Setahun Diskusi Puisi (dalam bahasa Indonesian). hlm. 35–41. ISBN 978-602-96825-2-6. 
  • Sujatmiko, Tomi (1 June 2015). "Harus Kembali Belajar Jadi Orang Jawa". Kedaulatan Rakyat (dalam bahasa Indonesian). hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 June 2015. Diakses tanggal 3 June 2015. 
  • Wawan S., Jauh Hari (10 December 2020). "Sastrawan Iman Budhi Santosa Tutup Usia" [Auteur Iman Budhi Santosa Passes]. Detik.com (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 10 December 2020. 

Bacaan tambahan

  • Santosa, Iman Budhi; Hasyim, Mustofa W.; Nadjib, Emha Ainun; Ismanto, Budi (2010). Orang-Orang Malioboro: Refleksi dan Pemaknaan Kiprah Persada Studi Klub 1969–1977 di Yogyakarta (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Ministry of Education. ISBN 978-979-0-69028-8. 

Pranala luar