Wikipedia:Bak pasir

DARA PUSPITA


Dara Puspita adalah suatu group Berkas:Band

  1. musik
  2. Elemen contoh 2
  3. Elemen contoh 3 wanita

Surabaya, Jawa Timur yang telah berhasil menjadi group paling populer di Indonesia tahun 1967-1968 (polling majalah musik terkemuka: Aktuil no: 27 tahun 1968) dan berani mengadakan tour show secara komersil / berdikari keliling Eropa di tahun 1968 hingga akhir 1971, dan kembali ke tanah air dalam keadaan utuh.

Setelah mengadakan tour show keliling Jawa, Manado dan Makassar mereka mulai pecah karena dorongan naluri kewanitaannya untuk berumah tangga. Selama berdirinya, Dara Puspita menghasilkan 4 buah album best sellers di Indonesia dan 2 buah single di England dan 1 single di Nederland. Pecahannya dibawah pimpinan Titiek A.R. sempat merilis 1 album sedangkan pecahan dibawah pimpinan / inisiatip Titiek Hamzah sempat merilis 2 album (menurut wikipedia, tetapi yang dapat ditemukan dipasar hanya 1 buah : Dara Puspita Pop Melayu I ).

Awal Pembentukan

Awal tahun 1964, group ini dibentuk oleh 4 dara remaja yang terdiri dari Titiek A.R (Pimpinan dan gitar melodi), Lies A. R. (Bass gitar), Prasetiani (Gitar pengiring) dan Susy Nander (Penggebuk drum), dengan nama Irama Puspita. Sejak awal berdirinya , group ini hanya sebagai group instrumentalia yang mengiringi penyanyi lain. Menjelang akhir tahun 1964 mereka hijrah ke Jakarta , dilatih dan digembleng oleh group Koes Bersaudara, yang pada tahun 1964 merupakan group band paling top di Indonesia, yang menjadi cikal bakal group Koes Plus. Ditekankan oleh Tonny Kuswoyo untuk bernyanyi sambil memainkan alat musik, sebab kalau tidak bernyanyi sendiri, tidak akan dapat populer hanya sekedar membonceng penyanyinya saja. Irama Puspita diperkenalkan / diorbitkan dimuka umum di Jakarta dengan cara main bersama pada pesta menyambut tahun baru 1965. Di Kemayoran International Airport Restaurant yang pada masa itu menjadi tempat hiburan paling bergengsi di Jakarta.

Pemunculan pertama di Jakarta ini sangat sukses dan langsung membuat mereka menjadi group papan atas yang diperebutkan oleh panitia-panitia pertunjukan. Karena Lies A.R. harus menempuh ujian SMEA, ia mengundurkan diri pulang ke Surabaya. Tempatnya digantikan oleh Titiek Hamzah. Karena suatu perselisihan intern, Prasetiani (yang kemudian memakai nama Ani Kusuma) mengundurkan diri dan tempatnya digantikan oleh Lies A.R yang telah menyelesaikan ujiannya.

Pada suatu show musik akbar di Istora yang diselenggarakan oleh Iwan Permato dan kawan kawan, terjadi kesalahan menuliskan nama group menjadi Dara Puspita, tetapi karena nama tersebut dirasa sangat bagus dan cocok, diputuskan untuk dipakai seterusnya.


Personil

Setelah menjadi Dara Puspita, hingga pecahnya para personilnya adalah :

Titiek A.R (Sudarmiyati), Pimpinan, pemain gitar melodi – vokal. Titiek Hamzah (Hamziati Hamzah), Bass gitar – vokal. Lies A.R (Sutisnowati), Gitar pengiring – vokal Susy Nander, Drum – vokal.

Titiek A.R.: Orangnya keras dalam memimpin Dara Puspita dan bersikap agak otoriter pada angauta2 yang lain. Tetapi justru hal inilah yang menyebabkan Dara Puspita dapat bertahan hingga 7 tahun. Sangat ketat dan teliti dalam soal keuangan. Mempunyai bakat bermain musik sejak masih di S.M.P. dan bersama groupnya memenangkan beberapa festival antar sekolah.

Titiek Hamzah : Orangnya humoris, senang melucu hingga sering2 kelewat batas. Mempunyai bakat musik besar sekali, terlihat sejak di S.M.P sudah ikut memenangkan beberapa festival antar sekolah. Sebagai pemain musik serba bisa, sebagai penyanyi yang mempunyai suara yang khas, sengau serak2 basah enak didengar. Dengan masuknya Titiek H. Dara Puspita maju pesat sekali karena Titiek bila dipanggung tidak pernah malu2 dan dapat membawakan acara menjadi segar dan menarik.

Lies A.R.: Adik kandung Titiek A.R. mulai main musik pada awalnya hanya ikut2 an kakaknya, tetapi karena memang juga berbakat musik dapat terus mengikuti kemajuan Dara Puspita.

Susy Nander: Sebagai pemain drum wanita ditahun 1964 memang sangat aneh karena pemain drum memerlukan tenaga fisik yang besar sekali dan daya tahan tubuh yang prima, sehingga sedikit sekali wanita yang sanggup bermain drum. Meskipun pada awalnya Susy selalu membuat kesalahan, tetapi berkat kemauannya yang keras akhirnya ia dapat mengatasi kekurangannya, dan bahkan menjadi pemain drum yang sangat baik, dan menurut pengakuan semua musisi Eropa yang pernah melihatnya, termasuk pemain drum terbaik didunia; pukulannya sangat keras dan mantap untuk lagu2 hot dan dapat mengimbangi suara instrumen2 lainnya yang setara dengan milik super group lainnya , tanpa mempergunakan amplifier khusus. Susy juga menjadi pusat daya tarik Dara Puspita, karena orangnya cantik dan murah senyum.

Hingga sekarang, semua bekas personil Dara Puspita masih aktif dalam bidang musik. Titiek Hamzah, nenek dari 3 orang cucu di Jakarta aktif membina pemusik / penyanyi muda dan sebagai pencipta lagu. Susy Nander, nenek dari seorang cucu aktif di paduan suara dan musik Gereja di Sidoarjo; Disamping menerima pesanan makanan / kue2. Lies A.R. Yang sudah ditinggalkan suami tercinta dan hidup sebagai pensiunan juga nenek dari 2 orang cucu masih aktif di paduan suara dan musik Gereja di Nederland, sedangkan Titiek A.R masih aktif “ngamen” bersama band-band maupun ber solo organ di Nederland sambil bernyanyi di pesta pesta dan club2 disamping tugasnya sebagai sekretaris di Kantor Pemda Groningen, Nederland.


KONSEP MUSIK

Musik Dara Puspita adalah beragam, mulai dari pop ringan, rock, soul hingga Hard rock dan “Under ground”. Dipanggung sebagaimana umum dilakukan group2 lain waktu itu, repertoirnya sebagian terbesar adalah lagu2 barat, meskipun mereka telah memiliki 4 buah album yang semuanya berhasil menjadi best seller dipasaran. Mereka enggan untuk mebawakan lagu2 sendiri bila tidak khusus diminta sebelumnya, malu . . . . . kok seperti menyombongkan diri.

Lagu Surabaya di album pertama menjadi sangat populer dan bahkan dijadikan lagu resmi kota Surabaya. Lagu tersebut syairnya ditulis oleh Rachman A. Recording Enginer P.T. Dimita / Mesra Record sedang lirik sebagian lagunya mirip dengan lagu group Sandiwara Bintang Surabaya ( 1928 hingga perang dunia ) dikomposisikan dengan irama lenso nya Bung Karno, diolah oleh Rachman A. juga. Lagu Pantai Pataya yang tak kalah populernya gubahan Dara Puspita sendiri terinpirasi oleh indahnya pantai Pataya didekat Bangkok dan sebuah lagu yang dimainkan oleh suatu group yang mereka sempat dengar di Bangkok ketika mereka mengadakan tour show di Thailand selama 3 bulan.

Album pertama mereka berisi: Mari Mari (Titiek Puspa), Minggu Yang Lalu (Dara Puspita), Ali Baba (N.N./Rachman A) Pusdi (Dara Puspita) Aku Pergi (Dara Puspita) Tinggalkan Ku Sendiri (Yok Kuswoyo) Surabaya (Rachman A) Lagu Gembira (Rita Zaharah) Burung Kakatua (N.N./Trad.) Pantai Pataya (Dara Puspita) Kenangan Indah (Tonny K./ Dara Puspita) Tanah Airku (Dara Puspita) .

Album ini penjualannya meledak luar biasa meskipun para pakar musik mengkritik tajam sebagai lagu2 tak bermutu musiknya, sangat sederhana, sehingga semua orang, mulai dari anak2 tukang beca, kuli2, sampai dengan kalangan atas dengan mudah dapat menyanyikannya. Album ke dua “Dara Puspita special edition” muncul dalam tenggang waktu yang relatip sangat singkat dan mendapat sambutan masyarakat seperti album pertama. Kedua album ini juga dirilis di Malaysia dan Singapura dengan label Melody Record. Album ke dua ini berisi lagu lagu:

Rudy (Blue Diamond / Dara Puspita) Ibu Pertiwi (Josef Schieven / N.N.) Mabuk Laut (The Ventures) Pujaan Hati (Imam Kartolo) Pip Pip Yeah (Dara Puspita) Pinokio (Cecep) Pesta Pak Lurah (Rachman A.)

  1. Lagu Rindu
  2. Elemen contoh 2
  3. Elemen contoh 3 (Dara Puspita) Puyaili (N.N. Lagu Thai)
  • Ibu
  • Elemen contoh B
  • Elemen contoh C (Dara Puspita)

Rantiku (N.N./Dara Puspita) Musafir Cinta (

</gallery>

Se

sik berpendapat album2 tersebut sangat lemah dan sederhana musiknya.

Sekitar bulan Juni 1968 muncul album yang ke empat dengan label Elshinta

Album ke empat berisi lagu lagu :  : A Go Go (Titiek A.R.) To Love Somebody (Gibbs) Aku tetap sadar (Titiek Hamzah) Bhaktiku (Titiek Hamzah) Soal Asmara (Titiek Puspa) Kerja Kami (Titiek Puspa) Believe Me (Yok Kuswoyo) Kau Berdusta (Titiek A.R.). Album ini hanya berisi 8 lagu, juga mendapatkan sambutan pasar yang sangat memuaskan. Kali ini para pakar musik menilai sebagai album yang cukup baik musiknya.


Tour keliling Eropa

Pada bulan Juli 1968 Dara Puspita meneken kontrak dengan Wilhelm Butz Production dari Baldham, Munchen, West Germany, untuk mengadakan tour show keliling Eropa selama satu tahun, dan bila sukses dapat diperpanjang. Dara Puspita menutup mulut rapat2 mengenai rencana tour ini, hanya kalangan terdekat saja yang diberi tahu. Tiba tiba saja dibulan Agustus 1968 disurat surat kabar diberitakan bahwa band paling populer di Indonesia, Dara Puspita telah berangkat memulai tour keliling Eropa selama satu tahun atau lebih, yang tentu saja sangat mengejutkan kalangan artis dan musisi Indonesia , juga para penggemar Dara Puspita.. Keberangkatan mereka didampingi oleh Bapak Murdono ( Ayah Bapak Subronto Laras – Indomobil - ) yang bertindak sebagai group manager, sekaligus sebagai penasehat dan penterjemah, karena beliau mahir bahasa2 asing dan sudah sering mengadakan perjalanan keluar negeri. Negara pertama yang dikunjungi adalah Iran. Segera setelah tiba di Teheran, ibu kota Iran, Dara Puspita mendapatkan perlakuan yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Sebagai top group utama di Indonesia, mereka hanya tahu beres saja. Mereka tidak sadar kalau dinegara orang mereka sama sekali tidak dikenal, sehingga segala sesuatu harus dikerjakan sendiri, tidak ada kuli atau tukang angkat seperti di Indonesia. ( Waktu itu Iran masih diperintah oleh seorang raja, Syah Iran , dan tingkat kemakmuran rakyatpun masih tinggi.) Mengangkut, memasang dan kemudian membongkar peralatan musik , sound system dan mengatur didalam kendaraan harus dilakukan sendiri dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sering dihadapan penonton. Pak Murdono sendiri yang dahulunya adalah Direktur dan Representative berbagai perusahaan Internasional, belum pernah merasakan menjadi manager band keliling terpaksa membantu mengerjakan pekerjaan kuli mengangkati barang2 bersama sama Dara Puspita. Mengingat usia Pak Murdono sudah lanjut, pekerjaan itu tentu saja amat melelahkan, sehingga anak Dara Puspita tidak tega melihatnya dan mengangkati sendiri yang berat berat. Demikianlah yang terjadi diawal pengembaraan Dara Puspita, mereka setiap hari menangis, apalagi mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang disediakan. Hiburan satu2-nya bagi mereka ialah tiap show sangat sukses. Kesulitan makin bertambah ketika peralatan mulai rusak, kabel2 putus atau hubung singkat, semua harus diperbaiki sendiri. Pak Murdiono sama sekali tidak dapat membantu, karena tidak faham dengan peralatan listrik./ musik. Mulailah terjadi pertengkaran intern sesama mereka sendiri mengapa mau menerima kontrak seperti ini. Akhirnya mereka menyalahkan Pak Murdono yang bertindak sebagai penterjemah dan penasehat waktu membicarakan kondisi2 kontrak dengan Mr. Wilhelm Butz di Jakarta . Perselisihan antara Dara Puspita dengan Bapak Murdono makin memuncak ketika mereka tour keliling Turki, Belgia dan Jerman, apalagi waktu itu sudah musim dingin udara sangat dingin, semua diselimuti salju dan es. Dilain pihak terjadi pula perselisihan antara Pak Murdono dengan Mr.Butz, karena demi perbaikan kondisi Dara Puspita , Pak Murdono menuntut perbaikan2 fasilitas untuk Dara Puspita, yang mana tidak ada dalam kontrak. Karena beban berat dan tekanan batin ditambah cuaca amat dingin, Pak Murdono jatuh sakit dan dipulangkan ke Indonesia. Dengan kepulangan Pak Murdono keadaan Dara Puspita menjadi semakin sulit lagi, tidak ada tempat mengadu atau dimintai pendapat. Segi baiknyapun ada, mereka terpaksa belajar bahasa Jerman untuk sekedar komunikasi. Keadaan Dara Puspita akhirnya diketahui pula oleh Mr. Butz yang dalam suatu pertemuan menawarkan pengganti Pak Murdono dari Indonesia atas pilihan Dara Puspita sendiri dengan syarat, umur tidak boleh lebih dari 40 tahun, berfisik kuat, minimal dapat berbahasa Inggris dengan baik dan mengerti semua peralatan musik Dara Puspita dan kalau ada kerusakan dapat memperbaiki sendiri dalam waktu singkat. Dara Puspita langsung mengirim surat pada Tonny Kuswoyo pimpinan Koes Bersaudara untuk “meminjam” teknisi / seksi repot (sekarang = manager) Koes Bersaudara untuk mengawal mereka menyelesaikan tour keliling Eropa. Setelah merundingkan dan menyetujui kondisi2 dengan Mr. Butz dan mengurus semua surat2 perjalanan yang diperlukan, Handi, teknisi Koes Bersaudara berangkat menyusul Dara Puspita dan bergabung dikota Layosmizse Hongaria. Dengan kedatangan Handi keadaan Dara Puspita menjadi lebih tenang, ada teman ngobrol yang bisa dimintai pendapat dalam banyak hal. Sebenarnya keadaan Dara Puspita sewaktu Handi datang sudah sangat membaik, karena sejak meninggalkan Jerman mendapat driver / roadies orang Jerman yang fasih berbahasa Inggris dan baik hati, namanya Merkl Horst. Orangnya gagah bekas militer legiun asingnya Perancis yang pernah bertempur di Afrika beberapa tahun. Di Hongaria Dara Puspita bermain sebagai atraksi puncak dari sirkus Luxembourgh yang mengadakan pertunjukan keliling Hongaria bagian selatan. Show Dara Puspita ternyata menjadi tujuan utama para penonton sirkus dan sangat sukses. Pertunjukan sirkus berakhir pada tanggal 20 Oktober 1969 di kota Zombathely setelah mengadakan 274 kali pertunjukan di 70 buah kota besar dan kecil dalam waktu enam setengah bulan. Dengan selesainya bermain di Hongaria selesai pula kontrak dengan Mr. Butz. Oleh Mr. Butz Dara Puspita ditawari kontrak baru dengan pembayaran dua kali lipat dan dengan option pembuatan album piringan hitam, tetapi ditolak oleh Dara Puspita yang ternyata secara diam diam telah menanda tangani kontrak lain dengan Mr. Robert King dari London, England. Dengan segala risikonya, karena Mr. Butz tidak mau tahu / bertanggung jawab apapun yang terjadi dengan Dara Puspita setelah lepas / putus dengan Mr. Butz. Kecuali Dara Puspita ingin pulang ke Indonesia, akan diberi liburan kemana saja di Eropa Barat selama 2 minggu atas biaya Mr. Butz sebelum dipulangkan ke Indonesia dengan baik. Setelah pertemuan dengan Mr. Butz selesai . Handi meminjam kontrak dengan Mr. King untuk dibaca dan di pelajari apa isinya. Ternyata kontrak tersebut sangat lemah dan berisiko amat tinggi untuk Dara Puspita. Tidak disebut hak hak maupun angka pembayaran yang didapatkan Dara Puspita, hanya disebutkan mereka sebagai manager berhak mendapatkan 10% dari setiap uang yang diterima Dara Puspita sebelum dikurangi pajak2, ongkos2 perjalanan , biaya penginapan , konsumsi pihak managemen dan Dara Puspita. Disebutkan pula kewajiban managemen hanya sebatas mencarikan pekerjaan dan membantu hal2 yang tidak dapat dilakukan atas beban dan biaya Dara Puspita. Setelah membaca kontrak tersebut Handi langsung berteriak : GILA ini sih kontrak pemerasan . . . . . . . . kamu semua bisa2 tidak dapat apa2 harus bekerja untuk mereka ; kamu tahu berapa sewa hotel , makan , transpor di Eropa. Kalau mereka dapat menjual kamu dengan mahal lain urusan tapi di England tidak ada seorangpun impresario mengenal siapa Dara Puspita, coba pikir baik2 berundinglah kalian dan mintalah pendapat dari teman2 mahaswa yang lebih tahu keadaan , Mr Butz kan masih memberi waktu 2 minggu kepada kita untuk menerima tawarannya dengan syarat belum keluar dari Jerman Barat. Setelah berunding ber empat dalam kamar tertutup, Dara Puspita tetap memutuskan untuk pergi ke England apapun risikonya, dan segera berangkat ke Dusseldorf untuk minta visa ke England dari sana , karena menurut Mr. King konsulat England di Dusseldorf paling mudah memberi visa. Begitu mendengar Dara Puspita ada di Dusseldorf , langsung banyak sekali mahasiswa Indonesia berdatangan ke Rasthaus (hotel kecil dan murah) tempat Dara Puspita menginap. Setelah mereka membaca kontrak Dara Puspita dengan Mr. King semua bilang sangatlah bodoh mau menerima kontrak semacam itu. Yang paling baik adalah terus bersama Mr. Butz yang sudah sangat terkenal baik reputasinya diseluruh dunia hiburan. Sedangkan Mr. King tidak ada seorangpun pernah mendengar namanya dalam dunia hiburan. Tetapi Dara Puspita sudah tidak mau mendengar nasehat orang lain, bahkan nasehat pejabat konsuler England yang mengatakan kontrak Dara Puspita sangat lemah dan sangat merugikan. Juga nama Mr. King tidak dikenal sebagai agen artis musik di England. Tetapi karena Dara Puspita tetap memaksa minta visa dan mempunyai uang lebih dari cukup, akhirnya diberi visa untuk 3 bulan. Setelah rombongan Dara Puspita sampai di London, ternyata telah disediakan rumah yang sangat aduhai di 36 St. Leonard Terrace, London SW 3. Komplek perumahan para bangsawan bertingkat tiga menghadap taman. Awal kesulitan mulai datang, Mr. King dan partner ternyata memang baru mulai belajar bisnis dunia intertainment, yang silau atas keberhasilan The Beatles, The Bee Gees. Untungnya mereka orang2 yang kaya raya, sehingga kalau sampai gagal total Dara Puspita tak akan terlantar, apalagi ia mempunyai gelar M.B.E (Member of British Empire) dibelakang namanya. Dara Puspita tidak mendapat izin bekerja karena Musician Union menolak anak anak Dara Puspita menjadi anggauta karena tidak pernah mengikuti sekolah tinggi musik yang diakui mereka. Mr. King dan partner sendiri setengah tidak percaya bila anak2 Dara Puspita tidak pernah bersekolah musik, mereka telah salah duga dan salah langkah. Setelah melalui negosiasi yang panjang akhirnya Musician Union dapat memberi dispensasi untuk menerima Dara Puspita apabila rekaman single nya dapat me nembus top 20. Ternyata Dara Puspita mengalami kegagalan untuk kedua singlenya; siapa yang akan membeli singlenya bila tidak pernah melihat dan mendengar permainannya ??? Tetapi management melalui jalur lain berhasil mendapatkan izin kerja sebagai artis kabaret, bernyanyi sambil main musik tetapi tidak mengiringi penyanyi lain. Mulailah Dara Puspita bernafas lega, mulai tour keliling England bagian Utara hingga Irlandia, diantaranya main di Liverpool kotanya The Beatles. Tour berlangsung sangat sukses, setelah itu menyeberang ke Belgia dan Jerman, kembali ke England lagi dan pada kesempatan itu Dara Puspita mengganti peralatan musiknya dengan yang setara milik super group. Dara Puspita segera berangkat lagi keliling Belgia, Perancis terus ke Spanyol selama 3 bulan dan kembali ke Belgia, dimana Mr King memberi khabar bahwa Little, King and Hubbard music sudah dibubarkan dan Dara Puspita disarankan untuk mengurus diri sendiri dan mencari pekerjaan sendiri, sambil memberikan perhitungan keuangan dan sisa uang Dara Puspita. Dari Belgia rombongan berangkat ke Nederland dan menghubungi agen2 lokal dan terus bermain keliling Nederland. Bulan Juni 1971 Susy Nander patah hati berat menengar berita bahwa Yon Kuswoyo yang menjadi pacarnya sewaktu masih di Indonesia telah menikah dengan gadis yang juga bernama Susy. Di Nederland Dara Puspita sempat merekam sebuah single dengan lagu Surabaya versi bahasa Inggris dan Kabaluere dengan hasil ckup baik penjualannya, tetapi ketika diminta merekam sebuah album mereka menolak dengan alasan sudah rindu tanah air. Dari Nederland mereka main ke Jerman dan Belgia sebelum pulang ke Tanah air. Pada tanggal 1 Desember 1971 Dara Puspita take off dari Airport Zaventem Brussel, Belgia menuju Jakarta melalui Singapura, dan mendarat di Kemayoran International Airport pada tanggal 3 Desember 1971 jam 22.10. Disambut oleh segenap sanak saudara dan wartawan2


Berkiprah kembali di Indonesia

Show perdana di Indonesia diadakan pada tanggal 18 dan 19 Desember 1971 di Istora Senayan dengan lebih dari 20.000 penonton. Dara Puspita bermain tidak optimal karena kurang sehat, belum terbiasa dengan udara Jakarta yang penuh polusi dan tidak terbiasa bermain dengan alat sewaan karena semua peralatan Dara Puspita yang diangkut dengan kapal Sam Ratulangie belum datang, terlambat dari jadwal. Komentar media masa setelah show perdana bermacam macam,: Ada yang menilai tiket seharga Rp. 1.000,-- untuk kelas V.I.P. terlalu mahal, ada yang memuji show Dara Puspita setinggi langit, ada yang mengtakan Dara Puspita bagaikan tape recorder tua, tidak ada kemajuannya. Ada pula yang mengatakan Dara Puspita sebagai produk Night Club dan Bar Dancing. d.s.b. Beberapa hari setelah show perdana barulah peralatan Dara Puspita tiba, sehingga tour keliling Jawa, Manado dan Makassar memakai peralatan milik sendiri. Bulan Mei 1972 Dara Puspita mulai pecah, karena Titiek Hamzah menikah, tempatnya digantikan oleh Yudith Manoppo dan ditambah Dora Sahertian pada key board sehingga mereka bermain berlima dan menamakan groupnya Delima Puspita yang sempat main dilayar TVRI. Group inipun tidak lama umurnya, karena pada tanggal 1 Juli 1972 Lies A.R. melangsungkan pernikahannya dan setelah berbulan madu berangkat ke Nederland dan menetap disana menjadi warga negara Belanda. Sisa group yang kembali menjadi 4 orang terus bermain dengan nama : Dara Puspita Min – Plus dan sempat merilis sebuah album dengan label Indra Record yang berisikan 10 buah lagu: Apa Arti Hidup Ini (Titiek Hamzah) Harapan Kosong (Titiek Hamzah) Tabah Dan Cobalah (Titiek Hamzah) Berangkat Pulang (Titiek Hamzah) Welcome To My House (B.Stein) Sendiri (Titiek A.R.) Terlambat Sudah (Titiek Hamzah) Titik Terakhir (Titiek Hamzah) Jangan Buat Diriku Dungu (Titiek Hamzah) Did You Know That (N.N.). Dara Puspita Min-Plus sempat mengadakan tour show ke beberapa kota, tetapi diakhir tahun 1972 tamat pula riwayatnya karena masing2 sibuk ber solo karir, terutama Dora Sahertian yang melambung tinggi dengan solo organnya yang banyak mencetak album cassette yang laris manis dipasaran. Tiba2 diawal tahun 1973 muncul dipasaran album “Dara Puspita Pop Melayu I” dengan label Remaco yang berisi 10 buah lagu: Ali Baba (Rachman A) Tidurlah Tidur (Titiek Hamzah) Hari Demi Hari (Titiek Hamzah) Mula Cinta (Titiek Hamzah) Katakan (Titiek Hamzah) Dayung Palinggam (A.Karim) Kewajaran (Titiek Hamzah) Ondel Ondel (Joko S) Hanya Untukmu (Titiek Hamzah) Jangan Ganggu Aku (Titiek H.) Album ini dibuat Titiek Hamzah berdua dengan Susy Nander atas prakarsa Titiek Hamzah. Titiek A.R. bergabung dengan goup band putri dari Australia dan berkelana keliling Afrika dan Eropa dan akhirnya menikah dan menetap di Nederland. Hingga saat ini Titiek A.R. masih tetap main musik dan bernyanyi bersama band maupun organ tunggal, disamping tugas resminya jadi pegawai negeri sebagai sekretaris dikantor Pemda Groningen Nederland.


            Sumber :
             =  File surat2 & koleksi P.H.  pribadi  Inggawati
             =  Catatan2, ingatan & koleksi rekaman2 P.H. & pribadi Handi
                 han_rei@yahoo.com



Bila ada yang memiliki data2 lain tolong tulisan ini dilengkapi / dikoreksi