Parentifikasi

Revisi sejak 11 Desember 2020 06.21 oleh Bebasnama (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Pengorangtuaan''', '''pengibubapakan''', atau '''parentifikasi''' ialah proses pembalikan peranan ketika seorang anak wajib bertindak sebagai orang tua bagi orang t...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pengorangtuaan, pengibubapakan, atau parentifikasi ialah proses pembalikan peranan ketika seorang anak wajib bertindak sebagai orang tua bagi orang tua atau saudara kandungnya sendiri. Dalam kasus-kasus yang ekstrem, anak digunakan untuk mengisi kehampaan kehidupan emosional orang tua yang mengasingkan diri.[1]

Dua jenis pengorangtuaan yang berbeda telah dikenal pasti secara teknis: pengorangtuaan instrumental dan pengorangtuaan emosional. Pengorangtuaan instrumental melibatkan anak menyelesaikan tugas fisik untuk keluarga, seperti merawat kerabat yang sakit, membayar tagihan, atau memberikan bantuan kepada adik-adik yang biasanya akan diberikan oleh orang tua. Pengorangtuaan emosional terjadi ketika seorang anak atau remaja harus mengambil peranan sebagai orang kepercayaan atau pengantara antara orang tua atau anggota keluarga.[2]

Rujukan

  1. ^ R. A. Gardner et al., The International Handbook of Parental Alienation Syndrome (2006) p. 200
  2. ^ Gregory J. Jurkovic, 'Destructive Parentification in Families' in Luciano L'Abate ed., Family Psychopathology (New York 1998) pp. 237–255

Bacaan lanjut

  • Hooper, L. M. (2011). Parentification. In R. J. R. Levesque (Ed.), Encyclopedia of Adolescence, (Vol. 4, pp. 2023–2031). New York, NY: Springer.
  • Hooper, L. M., DeCoster, J., White, N., & Voltz, M. L. (2011). Characterizing the magnitude of the relation between parentification and psychopathology: A meta-analysis. Journal of Clinical Psychology, 67, 1028-1043. DOI:10.1002/jclp.20807
  • Gregory J. Jurkovic, Lost Childhoods (1997)

Pranala luar