Enthus Susmono

seniman dalang Indonesia
Revisi sejak 23 Oktober 2008 02.38 oleh Wic2020 (bicara | kontrib)

Ki Enthus Susmono (lahir 21 Juni 1966) adalah seorang dalang yang berasal dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Ia adalah anak satu-satunya Soemarjadihardja, dalang wayang golèk terkenal dari Tegal dengan istri ke-tiga bernama Tarminah. Bahkan R.M. Singadimedja, kakek moyangnya, adalah dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram.

Ki Enthus Susmono

KI Enthus Susmono dengan segala kiprahnya yang kreatif, inovatif serta intensitas eksplorasi yang tinggi, telah membawa dirinya menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang dimiliki negeri ini. Pikiran dan darah segarnya mampu menjawab tantangan dan tuntutan yang disodorkan oleh dunianya, yaitu jagat pewayangan.

Gaya sabetannya yang khas, kombinasi sabet wayang golek dan wayang kulit membuat pertunjukannya berbeda dengan dalang-dalang lainnya. Ia juga memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menyusun komposisi musik, baik modern maupun tradisi (gamelan). Kekuatan mengintrepretasi dan mengadaptasi cerita serta kejelian membaca isu-isu terkini membuat gaya pakeliran-nya menjadi hidup dan interaktif. Didukung eksplorasi pengelolaan ruang artisitik kelir menjadikannya lakon-lakon yang ia bawakan bak pertunjukan opera wayang yang komunikatif, spektakuler, aktual, dan menghibur. Pada tahun 2005, dia terpilih menjadi dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia yang diselanggarakan di Taman Budaya Jawa Timur. Dan pada tahun 2008 ini dia mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di Denpasar, Bali.

Ia adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan wayang menjadi media komunikasi dan dakwah secara efektif. Pertunjukan wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat seperti: kampanye; anti-narkoba, anti-HIV/Aids, HAM, Global Warming, program KB, pemilu damai, dan lain-lain. Di samping itu dia juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media Wayang Wali Sanga.

Kemahiran dan ‘kenakalannya’ mendesain wayang-wayang baru/kontemporer seperti wayang Goerge Bush, Saddam Husein, Osama bin Laden, Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan Harry Potter, Batman, wayang alien, wayang tokoh-tokoh politik, dan lain-lain membuat pertunjukannya selalu segar, penuh daya kejut, dan mampu menembus beragam segmen masyarakat. Ribuan penonton selalu membanjiri saat ia mendalang. Keberaniannya melontarkan kritik terbuka dalam setiap pertunjukan wayangnya, memosisikan tontonan wayang bukan sekadar media hiburan, melainkan juga sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

Baginya, wayang adalah sebuah kesenian tradisi yang tumbuh dan harus selalu dimaknai kehadiriannya agar tidak beku dalam kemandegan. Daya kreatif dan inovasinya telah mewujud dalam berbagai bentuk sajian wayang, antara lain: wayang planet (2001-2002), Wayang Wali (2004-2006), Wayang Prayungan (2000-2001), Wayang Rai Wong (2004-2006), Wayang Blong (2007) dan lain-lain. Museum Rekor Dunia Indonesia-pun (MURI) menganugerahi dirinya sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491 wayang). Dan beberapa wayang kreasinya telah dikoleksi oleh beberapa museum besar di dunia antara lain; Tropen Museum di Amsterdam Belanda, Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) New Meksiko, dan Museum Wayang Walter Angts Jerman. Semuanya tak lain dimuarakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap wayang, penajaman pasar, dan membumikan kembali wayang kulit di tanah air tercinta ini.

KIPRAH PEDALANGAN

  • Ribuan kali pementasan pewayangan di berbagai kota di Indonesia (1986—sekarang), dengan akumulasi rata-rata setiap tahunnya sebanyak 70 pementasan
  • Menggelar Wayang Simphony di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dalam rangka Sepekan Wayang Kebangsaan (2006).
  • Melahirkan konsep Wayang Kebangsaan, sebuah konsep pagelaran wayang yang mengangkat isu-isu kebangsaan dan nasionalisme.
  • Menggelar pentas Duel Dalang Kondang: Ki Enthus & Ki Manteb, di Monumen GBN Slawi, Tegal (2007)
  • Menggelar pentas Wayang Blong, dalam event Festival Seni Surabaya (2007).
  • Mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di Denpasar, Bali (2008)

WAYANG SPEKTAKULER

  • Wayang Goerge Bush (2006 dan 2008)
  • Wayang Saddam Husein (2006 dan 2008)
  • Wayang Osama bin Laden (2002)
  • Wayang Gunungan Tsunami Aceh (2006)
  • Wayang Gunungan Harry Potter (2006)
  • Wayang Batman (2001)
  • Wayang Alien (2001)
  • Wayang tokoh-tokoh politik (2001—sekarang)
  • Wayang Teletubies (tahun 2001)
  • Wayang Rai Wong (tahun 2005-2006)
  • Wayang Walisanga (tahun.....)
  • Wayang planet (2001—2002)
  • Wayang Wali (2004—2006)
  • Wayang Prayungan (2000—2001)
  • Wayang Simphony (2007)
  • Wayang Blong (2007)
  • Wayang Kebangsaan (2006—sekarang)
  • Wayang Minimalis (2007)

PENGHARGAAN

  • Dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia (2005)
  • Gelar Doktor Honoris Causa bidang seni budaya dari International Universitas Missouri, U.S.A Laguna College of Bussines and Arts, Calamba, Philippines(2005).
  • 2007 memecahkan Rekor Muri sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491 wayang).
  • Pemuda Award Tahun bidang Seni dan Budaya, dari DPD HIPMI Jawa Tengah (2005).
  • Seniman Berprestasi, ( tahun......perlu konform langsung dg ki Enthus)

KARYA DALAM MUSEUM

  • Tropen Museum di Amsterdam, Belanda
  • Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) di New Meksiko
  • Museum Wayang Walter Angts di Jerman

PAMERAN WAYANG

  • Pameran Wayang bertajuk Wayang adalah Rohku dalam rangka Dies Natalis STSI Surakarta(2003).
  • Pameran Wayang Grand Launching Wayang Rai Wong di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta (2006)
  • Pameran Wayang Rai Wong, di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya (2006).
  • Pameran Wayang Rai Wong dalam Pekan Wayang Kebangsaan, di Galeri Cipta II TIM – Jakarta (2007).
  • Pameran bersama Wayang Indonesia, diselenggarakan oleh Museum Wayang Indonesia, di Jakarta (2007).
  • Pameran Wayang Kontemporer Ki Enthus: Dalang Tergaya Se-Indonesia, 30 Januari sampai 30 Juni 2009, di Tropen Museum-Amsterdam, Belanda.

PRANALA LUAR