Basofi Sudirman

Gubernur Jawa Timur ke-11
Revisi sejak 12 Desember 2020 04.04 oleh 36.85.11.157 (bicara)

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Moch. Basofi Sudirman (20 Desember 1940 – 7 Agustus 2017), adalah Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun (1987-1992). Ia pernah berkarier sebagai penyanyi, dengan single Tidak Semua Laki-laki. Basofi Sudirman merupakan Putra dari Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.

Basofi Sudirman
Sebagai Gubernur KDH Tk.I Provinsi Jatim, 1993-1998
Gubernur Jawa Timur ke-11
Masa jabatan
1993–1998
PresidenSoeharto
WakilHarwin Wasisto
Sebelum
Pendahulu
Soelarso
Pengganti
Imam Utomo
Sebelum
Wakil Gubernur DKI Jakarta
Bidang Pemerintahan
Masa jabatan
1987–1992
PresidenSoeharto
GubernurWiyogo Atmodarminto
Sebelum
Pengganti
Mohammad Idroes
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1940-12-28)28 Desember 1940
Belanda Bojonegoro, Jawa Timur
Meninggal7 Agustus 2017(2017-08-07) (umur 76)
Indonesia Jakarta
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikPartai Golkar
Alma materAkademi Militer (1963)
PekerjaanTNI
Politisi
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1963–1987
Pangkat Mayor Jenderal TNI
SatuanInfanteri (Kopassus)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier Militer

Basofi Sudirman[1] lahir di desa yang tidak begitu subur: Ngrawuh, Bojonegoro, dari pasangan ayah bernama Soedirman dan ibu Masrikah binti Syakur, 28 Desember 1940. Berkat pengaruh ayahnya, sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi tentara. "Bapak selalu mengajak saya melihat-lihat kegiatan militer seperti tentara latihan. Saya melihat kebesaran Bapak saya di dunia kemiliteran itu, sehingga otomatis di benak saya nggak ada yang lain kecuali ingin jadi tentara."

Sebagian cara hidup yang biasanya dialami tentara juga sudah sering dialaminya sejak kecil. Pada masa revolusi, Basofi kecil sudah sering harus ikut mengungsi. Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI pun, ia masih harus berpindah-pindah karena tugas ayahnya selaku tentara menghendaki begitu.

"Tetapi sekolah tetap lancar," tukasnya. Sekolah Rakyat (SR) hingga SMA ia selesaikan di Surabaya. Lulus SMA Negeri 5 Surabaya pada tahun 1960, Basofi muda melanjutkan ke Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah, yang kemudian diselesaikannya pada tahun 1963. Setelah lulus AMN, karier militernya tergolong lancar, terutama setelah melalui berbagai pengalaman tempur. Pengalaman memimpin pasukan yang pernah dilaluinya adalah Komandan Detasemen Tempur Kopasandha (1971-1972), Komandan Batalyon 412 Brawijaya (1973-1974), Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Kostrad (1981-1983).

Selain itu Basofi juga punya pengalaman teritorial yang cukup. Misalnya, ia pernah menjadi Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV/Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika Malang (1984-1986), dan Kasdam Kodam I/Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes ABRI. Pengalaman lainnya adalah menjadi Dosen Seskoad, tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.

Sebagai prajurit Basofi tergolong cepat pensiun. Lulusan Seskoad 1978 dan Seskogab 1979 ini pensiun pada usia 47 tahun, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI. "Ya, karena masuk Golkar," begitu sebabanya. Ayahnya, Letjen TNI H. Soedirman, sebetulnya tak setuju. Tapi bagi Basofi sendiri, di Golkar dan di ABRI sama saja. "Cuma, Bapak saya yang protes," tambahnya.

Meskipun karier militernya kalah dibanding ayahnya—ayahnya bisa pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal TNI dan pernah menjabat Komandan Jenderal Seskoad—karier sipilnya tergolong bagus. Sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur, jabatannya adalah Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, dan pada tahun 1987 diangkat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang pemerintahan. Itulah jabatan terakhirnya, sampai April 1993, sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur.

Pranala luar

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
Soelarso
Gubernur Jawa Timur
1993–1998
Diteruskan oleh:
Imam Utomo
Didahului oleh:
Eddie Marzuki Nalapraya
Bunyamin Ramto
Wakil Gubernur DKI Jakarta
1987–1992
Bersama dengan: Herbowo
Diteruskan oleh:
Mohammad Idroes
Tubagus Muhammad Rais
RS Museno