Kopi Bowongso

Revisi sejak 13 Desember 2020 01.53 oleh Erwinabdillah (bicara | kontrib) (memperbaiki konten yang dianggap menyisipkan bulat2 dari halaman web. karena hanya diambil salah satu data saja sebagai referensi)

Kopi Bowongso adalah kopi berjenis Arabika (Arabica) yang dibudidayakan di desa Bowongso yang ada di ketinggian lahan 1.600 - 2.000 mdpl di lereng gunung Sumbing. Desa Bowongso ada di Kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo. Kopi Bowongso sendiri diprakarsai oleh Kelompok tani Bina Sejahtera yang dipimpin Sriono Edy Subekti atau dikenal dengan Eed. Keberadaan Kopi di Bowongso berawal dari pembentukan kelompok tani Bina Sejahtera pada tahun 2009 yang awalnya fokus pada peternakan sapi dan di 2010 mulai menanam kopi berjenis Linie S, dengan sistem penanaman model lorong atau berdampingan dengan tanaman musiman. Ditanamnya kopi, awalnya dengan tujuan konservasi di lahan pertanian yang awalnya hanya untuk ditanami tembakau maupun sayuran. Kemudian limbah dari pengolahan paskapanen kopi juga dimanfaatkan sebagai suplemen untuk pakan sapi.

Hasil Roasting Kopi Bowongso di masa awal pemasaran (Juli 2014)
Hasil Roasting Kopi Bowongso di masa awal pemasaran (Juli 2014)

Sejarah

Di masa awal panen sekitar tahun 2013, Kopi Bowongso pernah dijual dalam bentuk biji kering atau Green Bean. Namun mulai tahun 2014, penjualan green bean berangsur dikurangi dan kini dihentikan. Sehingga Bowongso lebih fokus menjual Roast-bean hingga kopi siap seduh. Di tahun 2013, Kopi Bowongso mulai mengikuti pameran di tingkat kabupaten dan dikenal masyarakat meskipun metode pemrosesan paskapanen yang digunakan dinilai masih belum memenuhi standar. Dalam jangka waktu setahun, dilakukan banyak penyempurnaan dan di 2014 telah memiliki kemasan dan logo yang mulai dikenal masyarakat.

 
Sriono Edy - Eed menjelaskan cara kerja mesin Pengering Biji Kopi
 
Pengurus Kelompok Tani Bina Sejahtera (Yusuf) bersama Perwakilan Dinas Perkebunan Provinsi Jateng dengan kemasan dan Logo pertama Kopi Bowongso

Masa Awal Pemasaran

Sejak tahun 2014, Kopi Bowongso sudah mulai dipasarkan secara luas dengan brand Bowongso dan telah mengusung konsep Single Origin yaitu dengan menjaga kopi yang diolah berasal dari satu kawasan hanya di lahan desa Bowongso. Di bulan September 2014, Kopi Bowongso telah mengantongi sertivikat halal MUI dan sebelumnya telah didahului BP-POM. Hingga akhir 2014, popularitas Kopi Bowongso semakin meningkat dengan adanya unggahan di media sosial seperti Facebook, dokumenter di Youtube, hingga media massa.

Peningkatan Proses Paskapanen dan Pemasaran

Pada tahun 2015, metode roasting hingga kemasan mulai diseriusi untuk standar produk kopi nasional. Mesin roasting yang digunakan sejak 2015 hingga kini dipakai adalah Froco kapasitas 1 kilogram. Mesin tersebut difasilitasi oleh APBN dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah daan Dinas Perkebunan Kabupaten Wonosobo.

Sistem pengolahan paska panen dilakukan oleh para anggota kelompok tani dan setelah menjadi green bean atau biji kering disetorkan ke sekretariat untuk diolah. Sistem pemasaran yang dilakukan kelompok tani Bina Sejahtera tergolong unik yakni memprioritaskan pelanggan yang pernah mengunjungi sekretariat mereka di desa Bowongso, di rumah Eed. Sejak 2016 hingga saat ini, Kemasan Kopi Bowongso semakin disempurnakan untuk dipasarkan hingga ke luar daerah, bahkan menjangkau luar pulau hingga luar negeri.

Keunikan Cita Rasa dan Aroma

Kopi Bowongso memiliki berbagai keunikan dalam cita rasa mapun aroma. Menurut para penikmat kopi Bowongso, selain memiliki rasa manis atau Sweetness seperti sugar browning, karamel, maple, lemon dan juga rempah seperti jahe. Sedangkan aroma yang dominan dikenal dari seduhan kopi Bowongso adalah aroma tembakau hingga wangi vanila. Salah satu keunggulan Kopi Bowongso juga dinilai berasal dari keseimbangan rasa manis, asam, dan pahitnya yang dinilai memiliki kenikmatan tersendiri.

 
Kemasan dan logo Bowongso sejak 2016

Prestasi

Pada tahun 2013, Kopi Bowongso mendapatkan juara 1 (satu) untuk kategori uji cita rasa kopi jenis arabika tingkat Provinsi Jawa Tengah pada peringatan hari perkebunan nasional ke 56. Kopi Bowongso juga mendapatkan apresiasi sebagaisatu dari sembilan kopi arabika terbaik dari seluruh tanah air.

Selain kopi Bowongso, 8 Kopi lainnya adalah kopi Kledung Temanggung yang ada tidak jauh dari Bowongso, Samboga Bandung, Arabika Toraja, kopi Prigen Pasuruan, Kopi Ijen Raung Bondowoso, Bumiaji Batu, kopi arabika Bandung, dan Flores Bajawa Ngada.

Referensi