Diamagnetisme

Revisi sejak 24 Oktober 2008 13.15 oleh Guswandhi (bicara | kontrib) (Artikel: diamagnetik)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Diamagnetik adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat.

Sfat diamagnetik material

Semua material menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan elektron, termasuk elektron inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet material feromagnetik ataupun paramagnetik. Material yang disebut diamagnetik umumnya berupa benda yang disebut 'non-magnetik', termasuk di antaranya air, kayu, senyawa organik seperti minyak bumi dan beberapa jenis plastik, serta beberapa logam seperti tembaga, merkuri, emas dan bismut. Superkonduktor adalah contoh diamagnetik sempurna.

Sejarah

Pada tahun 1778 S. J. Bergman menjadi orang pertama yang berhasil mengamati bahwa bismut dan antimoni ditolak oleh medan magnet. Namun demikian, istilah "diamagnetik" diusulkan oleh Michael Faraday pada bulan September 1845, ketika ia menyadari bahwa semua material di alam memiliki sifat diamagnetik.

Sifat diamagnetik material

Material Diamagnetism χm=Km-1 (x 10-5)
Bismut -16.6[1]
Karbon (berlian) -2.1[1]
Karbon (grafit) -1.6[1]
Tembaga -1.0[1]
Timbal -1.8[1]
Mercuri -2.9[1]
Perak -2.6[1]
Air -0.91[1]
  1. ^ a b c d e f g h [1]