Sewaka Darma (Sunda Kuno)

naskah puisi Sunda kuno

Sewaka Darma atau Kawih Panyaraman adalah teks puisi Sunda kuno yang berisi dialog antara pendeta dan seorang murid pengabdi hukum (sang sewaka darma) untuk mencapai pembebasa (kaleupasan) dan penderitaan hidup, serta memathui tuntutan hukum dan aturan. Teksnya terdapat pada beberapa naskah dalam koleksi Perpustakaan Nasional RI[1] dan Kabuyutan Ciburuy.[2] Semuanya ditulis dengan aksara Sunda kuno dan bahasa Sunda kuno pada daun lontar.

Inventarisasi

Naskah Sewaka Darma tercatat ada beberapa buah yang tersimpan dalam koleksi Perpustakaan Nasional dan Kabuyutan Ciburuy. Tiga naskah di antarnaya terdapat di Perpustakaan Nasional, dengan deskripsi singkat pada Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah L 408 disimpan pada peti nomor 16, dan diberi judul Sewaka Darma. Naskah ini berasal dari Galuh, pemberian R.A.A Kusumadiningrat (1839-1886). Deksripsi sebelumnya pernah dilakukan oleh Cohen Stuart tahun 1872.[3][4]

Naskah L 424 tercatat disimpan pada peti nomor 15 dengan judul Donga Paningkah Kawin. Naskah ini pernah dideskripsikan pula oleh Cohen Stuart (1972). Naskah L 425 disimpan pada peti nomor 16 dengan judul berbahasa Belanda, Godienstleer.[5] Deskripsi sebelumnya pernah dilakukan oleh Cohen Stuart.

Deskripsi Fisik

L 408

Naskah ditulis pada 37 lempir (74 halaman) dan hanya ditulisi 67 halaman[6]. Dalam katalog Behrend & hasil rekatalogisasi Holil & Gunawan, jumlah lempirnya hanya tercatat 35.[3][5] Bahan naskah rerbuat dari daun lontar berukuran 25,1 x 2,8 cm, dilengkapi dengan pengapit kayu. Setiap halaman berisi empat baris teks yang ditulis dengan aksara Sunda kuno dan bahasa Sunda kuno. Kondisinya cukup baik dan terawat. Naskah ini disusun oleh seorang pertapa perempuan bernama Buyut Ni Dawit yang bertapa di pertapaan Ni Teja Puru Bancana di Gunung Kumbang.

L 424

Naskah lontar berukuran 38,5 x 3,2 cm dilengkapi pengapit kayu. Lempir berjumlah 39 dengan 4 baris aksara Sunda kuno dan bahasa Sunda kuno. Hanya 28 lempir yang berisi tulisan, 11 lempir lainnya kosong. Dalam bundel naskah ini terdapat 1 lempir fragmen dari teks Carita Purnawijaya.[3] Tempat penulisannya di Gunung Larang Sela.

L 425

Naskah lontar berukuran 27 x 3,1 cm, dengan jumlah 32 lempir. Setiap halaman terdiri dari 5 baris teks dengan aksara Sunda kuno dan bahasa Sunda kuno.

Penelitian

Teks Sewaka Darma semula dianggap terdapat pada naskah tunggal, yaitu pada kropak 408 (L 408) koleksi Perpustakaan Nasional. Naskah ini pertama kali diumumkan oleh Danasasmita dkk. (1987).[7] Pada tahun yang sama dilakukan transliterasi dan terjemahan atas dua naskah Ciburuy (Ciburuy I dan Ciburuy II) yang juga mengandung teks Sewaka Darma.[8] Naskah lain dengan isi teks yang sama tersimpan di Perpustakaan Nasional dengan kodel L 424 dan 425.[8][9][4]

Isi Teks

Referensi

  1. ^ Behrend, T. E. (1998). Katalog induk naskah-naskah nusantara: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Yayasan Obor. 
  2. ^ Sewaka darma (Kropak 408) ; Sanghyang siksakandang karesian (Kropak 630) ; Amanat Galunggung (Kropak 632): transkripsi dan terjemahan. Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987. 
  3. ^ a b c Munawar Holil & Aditia Gunawan (2010). "Membuka Peti Naskah Sunda Kuna di Perpustakaan Nasional RI: Upaya Rekatalogisasi". Sundalana. 9: 103–146. 
  4. ^ a b Behrend, T. E. (1998). Katalog induk naskah-naskah nusantara: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Yayasan Obor. 
  5. ^ a b Behrend, T. E. (1998). Katalog induk naskah-naskah nusantara: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Yayasan Obor. 
  6. ^ Tata pustaka : sebuah pengantar terhadap tradisi tulis Sunda kuna : kajian. Perpustakaan Nasional (Indonesia),, Masyarakat Pernaskahan Nusantara,. Jakarta. ISBN 978-623-200-245-6. OCLC 1162374023. 
  7. ^ Sewaka darma (Kropak 408) ; Sanghyang siksakandang karesian (Kropak 630) ; Amanat Galunggung (Kropak 632): transkripsi dan terjemahan. Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987. 
  8. ^ a b Tata pustaka : sebuah pengantar terhadap tradisi tulis Sunda kuna : kajian. Perpustakaan Nasional (Indonesia),, Masyarakat Pernaskahan Nusantara,. Jakarta. ISBN 978-623-200-245-6. OCLC 1162374023. 
  9. ^ Munawar Holil & Aditia Gunawan (2010). "Membuka Peti Naskah Sunda Kuna di Perpustakaan Nasional RI: Upaya Rekatalogisasi". Sundalana. 9: 103–146.