Keleluasaan berjalan

Revisi sejak 31 Desember 2020 12.52 oleh Herryz (bicara | kontrib)

Walkability adalah sebuah ukuran seberapa ramah suatu area untuk dapat dilalui dengan berjalan kaki. Walkability memiliki manfaat untuk kesehatan, lingkungan, dan juga ekonomi.[1] Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat area berjalan kaki termasuk ada atau tidaknya kualitas jalan setapak, trotoar atau hak jalan pejalan kaki lainnya, lalu lintas dan juga kondisi jalan, antara lain pola penggunaan lahan, aksesibilitas bangunan, dan keamanan sekitar area pejalan kaki.[2] Walkability merupakan konsep yang sangat penting di kawasan desain perkotaan yang sustainable.[3] Project Drawdown menjelaskan bahwa menjadikan kota sebagai kawasan yang ramah untuk berjalan kaki merupakan salah satu solusi penting dalam mengatasi perubahan iklim dan kota. Karena dengan adanya Walkability dapat mengurangi emisi karbon, dan dapat meningkatkan kualitas hidup di kota tersebut.[4]

Jalan Gauchetière, di Montreal

Definisi

 
Kawasan campuran penggunaan jalan yang ramah bagi pejalan kaki di Bitola, Makedonia Utara.

Salah satu definisi yang lebih tepat untuk mengartikan walkability adalah "Sejauh mana lingkungan binaan ramah terhadap keberadaan orang yang tinggal, berbelanja, berkunjung, menikmati atau bahkan menghabiskan waktu di suatu daerah".[5] Beberapa fakotr yang memengaruhi suatu wilayah disebut ramah untuk berjalan kaki (Walkability) termasuk diantaranya, namun tidak terbatas pada:

  • Adanya konektivitas jalan
  • Penggunaan lahan campuran
  • Kepadatan tempat tinggal (unit tempat tinggal per area penggunaan tempat tinggal)
  • Terdapat pohon dan tumbuhan
  • Memiliki frekuensi dan variasi bangunan
  • Adanya pintu masuk dan sensasi lainnya di bagian depan jalan
  • Transparansi, yang mencakup jumlah kaca di jendela dan pintu, orientasi dan kedekatan rumah, dan bangunan ke jalan
  • Banyak terdapat tempat untuk dikunjungi dan dekat dengan sebagian besar perumahan, termasuk adanya layanan seperti toko, restoran, bar, teater, sekolah, taman, atau juga pusat olahraga[6]
  • Penempatan, seperti adanya desain jalan yang cocok untuk orang, bukan hanya mobil
  • Rasio luas lantai[7]

Faktor utama dari infrastruktur termasuk adanya akses angkutan massal, kemudian keberadaan dan kualitas jalan setapak, ada terdapat jalur perkebunan di jalan parkir atau jalur sepeda dan terdapat penyeberangan pejalan kaki, estetika, kualitas udara, adanya tempat berteduh sesuai pada musim, memiliki volume dan kecepatan lalu lintas.[2][8] dan juga kondisi angin.

Walkability juga diperiksa berdasarkan lingkungan buatan di sekitarnya. Reid Ewing dan Robert Cervero berpendapat bahwa Walkability dapat dilihat dari lingkungan binaan — termasuk kepadatan, keragaman, desain, aksesibilitas tujuan, dan jarak antar transit angkutan massal — sangat memengaruhi kondisi untuk berjalan kaki di suatu area.[9] Kombinasi dari faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan seseorang untuk berjalan kaki atau tidak.[10]

Sejarah

 
Walk Short Distances - Go oleh Shanks Pony

Sebelum adanya produksi massal jenis kendaraan mobil, motor dan sepeda, berjalan kaki merupakan cara utama manusia untuk bepergian ke segala tempat tujuan. Dan hal itu menjadi satu-satunya cara untuk bisa pergi dari suatu tempat ke tempat lain untuk sebagian besar keberlangsungan sejarah kehidupan manusia.[11] Hingga tahun 1930-an, terjadi sebuah pertumbuhan ekonomi secara global dan menyebabkan adanya peningkatan produksi mobil. Kendaraan mobil pun pada saat itu sangat terjangkau, sehingga banyak muncul berbagai jenis mobil selama ekspansi ekonomi Pasca-Perang Dunia II.[12] Namun ada efek negatif yang merugikan karena banyaknya produksi mobil yakni emisi mobil yang menimbulkan kekhawatiran publik atas polusi udara. Sehingga muncul berbagai alternatif untuk mengatasi hal tersebut, termasuk penyediaan transportasi umum dan adanya infrastruktur jalan kaki yang lebih baik, hal ini menjadi perhatian khusus para perencana dan pembuat kebijakan dan pengembangan kota.

Manfaat

Kesehatan

Indeks walkability memiliki korelasi dengan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index (BMI)) dan aktivitas fisik.[7][13] Aktivitas fisik dapat mencegah berbagai penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hipertensi, obesitas, depresi, dan juga osteoporosis.[14] Sebagai contoh, peningkatan skore berjalan (Walk score) telah dikaitkan dengan profil resiko kardio metabolik yang lebih baik[15] dan dapat menurunkan risiko serangan jantung.[16] Dana Penelitian Kanker Dunia dan Institut Penelitian Kanker Amerika juga merilis laporan perkembangan terbaru mereka, dimana mereka memberi anjuran supaya mendorong masyarakat lebih aktif untuk berjalan, karena dengan berjalan kaki dapat berkontribusi pada pengurangan penyakit kanker.[17] Hal lain sebagai pembenaran dari penelitian ini berpendapat bahwa gaya berjalan sangat penting untuk membantu perkembangan otak pada manusia.[18]

Karena adanya perbedaan tingkat kesehatan bagi penduduk di lingkungan dalam kota dan di lingkungan pinggiran kota, dengan ukuran yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan indeks kemampuan berjalan kaki berdasarkan faktor lingkungan dari setiap wilayah.[19]

Lingkungan

 
Walking bus, Třebíč-Vnitřní Město, Třebíč District, Vysočina Region, Czechia, Karlovo náměstí

Salah satu manfaat penting dari banyaknya masyarakat yang berjalan kaki adalah berkurangnya polusi udara karena kendaraan di masyarakat. Kemudian akan terjadi pengurangan emisi karbon apabila masyarakat lebih memilih untuk berjalan kaki dibandingkan memakai kendaraan pribadi atau transportasi umum saat bepergian ke suatu tempat. Manfaat dari pengurangan emisi karbon berdampak pada peningkatan kondisi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, dan akan lebih sedikit terjadinya kabut asap, dan dapat mengurangi masalah perubahan iklim global.[4]

Sosial ekonomi

Walkability juga terbukti memiliki banyak manfaat dalam bidang sosial ekonomi, termasuk aksesibilitas, penghematan biaya baik secara individu maupun juga publik,[20] transportasi (mencakup bus, peningkatan efisiensi dalam penggunaan lahan, peningkatan daya huni, memengaruhi peningkatan kesehatan masyarakat, dan juga pembangunan ekonomi.[21] Manfaat walkability semakin baik jika seluruh sistem fasilitas publik dapat dilalui dengan berjalan kaki, tanpa terbatas pada rute khusus tertentu. Kemudian, ketersediaan trotoar yang lebih banyak dan adanya peningkatan keawasan untuk berjalan kaki dapat meningkatkan promosi sektor pariwisata dan juga meningkatkan nilai properti.[22]

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan perumahan di kawasan perkotaan yang mudah dilalui dengan berjalan kaki telah mengalami peningkatan, khususnya di kota-kota maju atau kota berkembang. Salah satu perumahan yang diminati ialah tipe perumahan "Missing Middle Housing" (Perumahan Menengah yang Hilang), sebuah istilah yang diciptakan oleh Daniel Parolek dari Opticos Design, Inc.,[23]. Ini merupakan tipe rumah multi-unit (seperti duplex, fourplex, lapangan bungalow, dan apartemen mansion yang tidak lebih besar dari sebuah rumah besar), yang memiliki integrasi dengan lingkungan Pra-1940 yang dapat dilalui dengan berjalan kaki, tetapi menjadi jauh lebih jarang dipakai setelah Perang Dunia II, sehingga muncul istilah "hilang". Tipe perumahan seperti ini sering diintegrasikan ke dalam sebuah blok di komplek rumah keluarga tunggal, dengan menyediakan pilihan perumahan yang beragam sehingga menghasilkan kepadatan yang cukup untuk mendukung adanya transit transportasi dan fasilitas komersial yang melayani masyarakat.

Walkability dapat meningkatkan interaksi sosial, kemudian adanya pencampuran populasi, memiliki jumlah teman dan rekan di mana orang tinggal, mengurangi tingkat kejahatan (dengan lebih banyak orang berjalan dan pegawasan lingkungan, ruang terbuka dan jalan utama), meningkatkan rasa bangga, dan meningkatkan rasa sukarela. Faktor sosial ekonomi berkontribusi pada kemauan untuk memilih berjalan kaki daripada mengemudi kendaraan pribadi. Pendapatan, usia, ras, etnis, pendidikan, status rumah tangga, dan memiliki anak dalam rumah tangga semuanya dapat memengaruhi perjalanan dengan berjalan kaki.[24]

Referensi

  1. ^ Walkability Is Good for You 
  2. ^ a b Online TDM Encyclopedia chapter on pedestrian improvements
  3. ^ "S. Grignaffini, S. Cappellanti, A. Cefalo, "Visualizing sustainability in urban conditions", WIT Transactions on Ecology and the Environment, Vol. 1, pp. 253-262, 10 Jun 2008". Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Desember 2020. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  4. ^ a b "Walkable Cities @ProjectDrawdown #ClimateSolutions". Project Drawdown (dalam bahasa Inggris). 2020-02-06. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  5. ^ Abley, Stephen. "Walkability Scoping Paper" 21 March 2005. Dikutip 31 Desember 2020
  6. ^ León-Quismondo, Jairo; Bonal, José; Burillo, Pablo; Fernández-Luna, Álvaro (2020-08-04). "Walkability and Fitness Center Prices, Opening Hours, and Extra Services: The Case of Madrid, Spain". International Journal of Environmental Research and Public Health (dalam bahasa Inggris). 17 (15): 5622. doi:10.3390/ijerph17155622 . ISSN 1660-4601. 
  7. ^ a b Frank; et al. (Winter 2006). "Many Pathways from Land Use to Health" (PDF). Journal of the American Planning Association. hlm. 77. 
  8. ^ Ramirez; et al. (December 2006). "Indicators of Activity-Friendly Communities: An Evidence-Based Consensus Process". American Journal of Preventive Medicine. hlm. 515–24. 
  9. ^ Ewing, Reid and Cervero, Robert. "Travel and the Built Environment: A Meta-Analysis", Journal of the American Planning Association, vol 76, no 3 (2010): 265-294.
  10. ^ Wang, Ke. "Causality Between Built Environment and Travel Behavior: Structural Equations Model Applied to Southern California." Transportation Research Record, no 2397 (2013): 80- 88.
  11. ^ Rich, Nathaniel (April 23, 2015). "The History of a City Underfoot". The New York Times Magazine. The New York Times Company. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  12. ^ Hendee, Caitlin. "More on the cover story: A short history of walkable urbanism and transit-oriented development". Denver Business Journal.[1]
  13. ^ Frank; et al. (February 2005). "Linking objectively measured physical activity with objectively measured urban form: Findings from SMARTRAQ". American Journal of Preventive Medicine. hlm. 117–25. 
  14. ^ Gase, Lauren N., Paul A. Simon, et al.. "Public Awareness of and Support for Infrastructure Changes Designed to Increase Walking and Biking in Los Angeles County." Preventive Medicine 72 (2015): 70-75.
  15. ^ Méline, Julie; Chaix, Basile; Pannier, Bruno; Ogedegbe, Gbenga; Trasande, Leonardo; Athens, Jessica; Duncan, Dustin T. (2017-12-19). "Neighborhood walk score and selected Cardiometabolic factors in the French RECORD cohort study". BMC Public Health. 17 (1): 960. doi:10.1186/s12889-017-4962-8. ISSN 1471-2458. PMC 5735827 . PMID 29258476. 
  16. ^ Mazumdar, Soumya; Learnihan, Vincent; Cochrane, Thomas; Phung, Hai; O'Connor, Bridget; Davey, Rachel (2016-12-01). "Is Walk Score associated with hospital admissions from chronic diseases? Evidence from a cross-sectional study in a high socioeconomic status Australian city-state". BMJ Open (dalam bahasa Inggris). 6 (12): e012548. doi:10.1136/bmjopen-2016-012548. ISSN 2044-6055. PMC 5168632 . PMID 27932340. 
  17. ^ Miranda Hitti, "Report: Good Diet, Physical Activity, and Healthy Weight May Prevent 34% of 12 Common Cancers in the U.S.", WebMD Health News, Feb. 26, 2009.
  18. ^ Stanford, Craig (2003) Upright: The Evolutionary Key to Becoming Human, Houghton-Mifflin: New York, pp. 122-171
  19. ^ Lopez, Russel P. and H. Patricia Hynes (2006). "Obesity, physical activity, and the urban environment: public health research needs". Environmental Health: A Global Access Science Source. doi:10.1186/1476-069X-5-25. 
  20. ^ The Sixth Carbon Budget Surface Transport (PDF). UKCCC (Laporan). ...there is zero net cost to the economy of switching from cars to walking and cycling .... as the cost of provision of improved walking and cycling infrastructure is expected to be substantially outweighed by the benefits through reduced cost of travel, better air quality, lower congestion and improved health and wellbeing. 
  21. ^ Todd Littman, "Economic Value of Walkability", Transportation Research Board of the National Academies, Vol. 1828, 2003., Litman, Todd Alexander (2004-10-12). "Economic Value of Walkability" (PDF). Victoria Transport Policy Institute. 
  22. ^ [2], The Benefit of Creating a Walking Comunity, diakses tanggal 31 Desember 2020
  23. ^ Parolek, Daniel. "Missing Middle Housing: Responding to the Demand for Walkable Urban Living". Opticos Design, Inc. Diakses tanggal April 6, 2012. 
  24. ^ Joh, Kenneth, Sandip Chakrabarti, Marlon G Boarnet, and Ayoung Woo. "The Walking Renaissance: A Longitudinal Analysis of Walking Travel in the Greater Los Angeles Area, USA." Sustainability 7, no. 7 (2015): 8985-9011.