Tari Merak
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje pSomantri.[1][2]
Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki seperti mahkota.[3] Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu ekornya agar menarik burung merak wanita menginspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membuat tari Merak ini.[2]
Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, tari Merak ini merupakan salah satu karyanya yang terkenal hingga kancah internasional. Tidak heran kalau seniman Bali juga, di antaranya mahasiswa Denpasar menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari Merak.[2]
Sejarah
Tari Merak berasal dari daerah Jawa Barat, lebih tepatnya di daerah Pasundan yang diciptakan sekitar tahun 1950-an.[4] Sesuai dengan namanya, tarian ini merupakan implementasi dari kehidupan seekor burung merak. Gerakannya diambil dari tingkah laku merak jantan ketika ingin menarik perhatian betinanya.[5]
Dalam perkembangannya, tari merak ini mengalami beberapa kali perubahan dari gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri dengan koreografi dari Dra. Irawati Durban Arjon. Kemudian, pada tahun 1985 gerakan tari merak kembali direvisi.[6]
Tarian ini biasanya ditarikan berpasangan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya.[2] Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan.[2]
Tari Merak biasanya ditampilkan sebagai penyambutan tamu, persembahan, edukasi, maupun sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam lingkup global.
Ciri Khas
Dalam setiap tarian pasti memiliki ciri khas yang membedakan antara tarian satu dengan yang lainnya serta menjadi penanda kelebihan dan keunikan tarian tersebut. Pun tari merak ini memiliki beberapa ciri yang langsung dapat dikenali, diantaranya:
- Motif Busana (Kostum) yang dikenakan penari menyerupai motif bulu merak, menggambarkan bentuk dan keindahan bulu tersebut. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam.[2] Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. [2]
- Gerakan dalam tari merak mendemonstrasikan tingkah laku merak jantan yang sedang mencari perhatian betinanya dengan gerakan yang gemulai.[7]
Rujukan
- ^ Soepandi, Atik,; dkk.1994.Ragam Cipta.Bandung: CV. Sampurna.
- ^ a b c d e f g Rusliana, Iyus.2009.Kompilasi Istilah Tari Sunda.Bandung: Jurusan Tari, STSI Bandung.
- ^ Danadibrata, R.A. 2006. Kamus Basa Sunda. Kiblat Buku Utama: Bandung.
- ^ "Tari Merak Sebagai Kesenian Tradisional Jawa Barat". RomaDecade (dalam bahasa Inggris). 2018-10-13. Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ "Sejarah Tari Merak | Kostum, Gerakan, Gambar, Vidio [Lengkap]". Sahabatnesia. 2016-10-20. Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ "Sejarah Tari Merak". Scribd. Diakses tanggal 2019-03-05.
- ^ "Ciri-ciri Tari Merak Kesenian Masyarakat Sunda". Informasi Budaya Jawa. 2018-03-06. Diakses tanggal 2019-03-05.