Demam karet Amazon
Demam karet Amazon (bahasa Portugis: Ciclo da borracha [ˈsiklu dɐ buˈʁaʃɐ]) adalah periode yang berlangsung dari tahun 1879 hingga 1912 ketika produksi karet mengalami pertumbuhan pesat di kawasan Lembah Amazon. Periode ini merupakan masa yang penting dalam sejarah ekonomi dan sosial Brasil dan negara-negara lain di kawasan Sungai Amazon, karena demam karet mengakibatkan ekspansi besar-besaran kolonisasi Eropa di Lembah Amazon dan menarik pekerja asing, menghasilkan kekayaan, memicu transformasi budaya dan sosial, serta mengakibatkan kehancuran masyarakat penduduk asli. Demam karet Amazon mendorong pertumbuhan kota-kota seperti Manaus, ibu kota negara bagian Amazonas, dan Belém, ibu kota negara bagian Pará di Brasil, serta kota-kota lainnya di Lembah Amazon seperti Itacoatiara, Rio Branco, Eirunepé, Marabá, Cruzeiro do Sul, dan Altamira di Brasil; Iquitos di Peru; dan Cobija di Bolivia.
Latar belakang
Selama empat setengah abad setelah penemuan benua Amerika, penduduk asli Lembah Amazon hidup terisolasi. Kawasan tersebut sangat luas dan tidak dapat ditembus, tidak ada emas atau batu mulia yang ditemukan di sana, dan penjajah Portugal dan Kekaisaran Brasil juga tidak dapat menciptakan insentif untuk mendorong pembangunan di wilayah tersebut. Perekonomian daerah Amazon bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam yang beragam, tetapi pembangunan terkonsentrasi di wilayah pesisir. Revolusi Industri di Eropa kemudian meningkatkan permintaan akan karet. Pada masa itu, karet hanya dapat ditemui di Lembah Amazon. Akibatnya, karet menjadi komoditas yang mahal dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pedagangnya.
Akhir
Demam karet Amazon berakhir setelah Inggris mulai menanam pohon karet di koloninya di Malaysia, Sri Lanka, dan Afrika. Pohon karet ini ditanam dari benih yang diselundupkan oleh penjelajah Inggris Henry Wickham dari Brasil pada tahun 1876.[1] Perkebunan karet Inggris mampu menghasilkan karet dengan efisiensi dan produktivitas yang lebih besar. Akibatnya, dengan biaya yang lebih rendah dan harga jual yang juga lebih rendah, Inggris berhasil menguasai pasar karet dunia.
Catatan kaki
- ^ "1876." The People's Chronology. Ed. Jason M. Everett. Thomson Gale, 2006.