JOJO Raharjo, itulah nickname untuk Agustinus Eko Rahardjo. Menjadi jurnalis profesional sejak semester 4 kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Unair -setelah melewati ‘pelatihan’ di majalah mahasiswa Retorika dan Internal Audio Fisip Unair. Sebelum pindah ke ibukota, Jojo bekerja di Surabaya untuk majalah Tiang Api, Penabur, Radio Salvatore, Tabloid Gloria Jawa Pos, harian berbahasa China Chengbao dan koresponden Tempo News Room. Hijrah ke Jakarta pada 10 Juni 2005, Jojo melanjutkan berkarir di Tempo dan Radio CVC Australia, produser dialog Kompas TV dan menjadi Koordiator Peliputan Senior di CNN Indonesia TV.

Pengalaman mencicipi dunia public relations didapat saat bekerja di Ira Koesno Communications, Government Public Relations Kementerian Komunikasi dan Informatika, KOJI Communications, serta Inmark Communications.

Pada 1 Agustus 2016 – 19 Oktober 2019 Jojo mengabdi sebagai Tenaga Ahli Madya Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden RI. Antara lain mengelola portal www.presidenri.go.id, www.ksp.go.id, platform sosial media KSP dan berbagai strategi komunikasi di Kantor Staf Presiden. Dalam rentang waktu 2018 – 2020, Jojo menjadi pengurus Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sebagai Kepala Divisi Partnership, serta mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan olahraga profesional di Indonesia.

Menekuni dunia public relations sekaligus kecintaannya kepada sepak bola, sejak Januari 2020, ia berkiprah di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Staf Khusus Komunikasi dan Media Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Sejak 2012, menjadi staf pengajar mata kuliah jurnalistik di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara hingga 2018 dan pada 2020 berlanjut mengajar di Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Pernah juga menjadi dosen paruh waktu di Universitas Kristen Indonesia, Universitas Bakrie, dan STIKS Tarakanita. Belum pernah ke mana-mana kecuali ke Timor Leste (2001, 2002 mengikuti misi sosial East Timor Youth Camp bersama sebuah NGO Korea), Thailand (2005, menjadi volunteer at 12th General Assembly Christian Council Asia, Chiang Mai), Australia (2006, 2008, training at CVC Radio Headquarter, Queensland), Brunei (short trip, 2008) dan Singapura (meliput Liverpool FC Asia Tour, 2009).

Pada 2010 mengikuti Multimedia Training, “Contribution of Multimedia Journalism to Strengthening Journalists’ Capacity Towards Freedom of the Press” at Radio Netherland Training Centre (RNTC) Hilversum, Netherland, presented by Netherland Education Support Office Indonesia (NESO) and The Aliance of Independent Journalist (AJI) Jakarta. Acara selama tiga pekan di Belanda ini diselingi dengan short trip ke Paris, Perancis.

Pada Maret 2012, mendapat undangan berkunjung ke Amerika Serikat, menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia pada program International Visitor Leadership Program (IVLP) “The Changing Face of Campaign Coverage”. Selama tiga pekan, Jojo menjadi tamu Kementerian Luar Negeri AS dan berkeliling ke Washington DC, Virginia, Maryland, Florida, Utah, serta Oregon.

Pada Juni 2013, sebagai Ketua Divisi Serikat Pekerja Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengikuti pertemuan International Federation Journalist (IFJ) South East Asia Meeting and Workshop: Building Union and Network Capacity in South East Asia, di Phnom Penh, Cambodia. Pertemuan ini menjadi embrio lahirnya South East Asia Journalist Unions (Seaju).

Pada Oktober 2014 menjadi peserta pelatihan Haggai Institute di Maui, Hawaii, AS. Pada 2019, sebagai Pengurus BOPI mengikuti perjalanan dinas studi banding ke Filipina dan Jepang.

Pada Desember 2019, bersama Alois Wisnuhardana, menerbitkan buku 'Cerita dari Sudut Istana' berisi aneka kisah kehumasan selama menjadi Tenaga Ahli Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden.

Ayah sepasang anak ini bisa dihubungi dengan mudah melalui kontak selular 08155557343, twitter @jojoraharjocom atau email dan facebook berakun jojoraharjo@yahoo.com.

Motto yang tertera di signature emailnya diambil dari ungkapan Eleanor Roosevelt, isteri Presiden AS Franklin Delano Roosevelt saat masa susah krisis ekonomi AS 1930-an, “the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams, masa depan adalah milik mereka yang percaya kepada keindahan mimpi-mimpinya..”