Pendakwaan kedua terhadap Donald Trump
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Hanamanteo (Kontrib • Log) 1435 hari 561 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 13 Januari 2021, seminggu sebelum jabatannya berakhir dan Joe Biden dilantik sebagai presiden pada 20 Januari. Dewan Perwakilan Rakyat mengadopsi satu pasal pemakzulan terhadap Donald: hasutan pemberontakan. Ia adalah satu-satunya Presiden Amerika Serikat (dan satu-satunya pejabat kantor federal) yang dimakzulkan dua kali, yang sebelumnya dilakukan pada Desember 2019.[1][2] Pemakzulan Donald terjadi di tengah upayanya membatalkan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020, dengan pasal yang menyebut Panggilan telepon Donald Trump–Brad Raffensperger dan tuduhan ia menghasut penyerbuan Gedung Capitol seminggu sebelumnya.[3]
Pendakwaan kedua terhadap Donald Trump | |
---|---|
Termohon | Donald Trump, President Amerika Serikat |
Pemohon | |
Tanggal | 13 Januari 2021 – berlangsung (3 tahun, 11 bulan dan 9 hari) |
Tuduhan | |
Pemicu | Tuduhan Donald Trump memancing kerusuhan yang berujung kepada penyerbuan Gedung Capitol. |
Pemungutan suara Kongres | |
Pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat | |
Tuduhan | Hasutan dalam pemberontakan |
Suara mendukung | 232 |
Suara menolak | 197 |
Hasil | Disetujui |
| ||
---|---|---|
Kampanye presiden Kontroversi Rusia Bisnis dan pribadi |
||
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat akan memakzulkan Donald karena menghasut pemberontakan bersenjata melawan Amerika Serikat jika kabinetnya tidak mencabut kekuasaan dan kewajibannya menggunakan Amendemen ke-25.[4] Pada 11 Januari, Nancy memberikan ultimatum kepada Wakil Presiden Mike Pence untuk menggunakan Amendemen ke-25 dalam waktu 24 jam atau Dewan Perwakilan Rakyat akan melanjutkan proses pemakzulan.[5] Dalam sebuah surat kepada Nancy keesokan harinya, Mike menjelaskan bahwa dia tidak akan menggunakan Bab 4 Amendemen ke-25 sehingga percaya bahwa melakukan hal demikian tidak akan menjadi kepentingan terbaik Amerika Serikat atau konsisten dengan Konstitusi Amerika Serikat.[6] Namun demikian, mayoritas anggota Dewan Perwakilan Rakyat meluluskan resolusi yang mendesak Mike menggunakan Amendemen ke-25 atau meminta mayoritas anggota Dewan Perwakilan Rakyat memakzulkan Donald.[7]
Pada 11 Januari 2021, sebuah pasal pemakzulan terhadap Donald dengan dakwaan hasutan pemberontakan terhadap pemerintah Amerika Serikat dan tindakan tanpa hukum di Gedung Capitol diperkenalkan ke Dewan Perwakilan Rakyat.[8] Pasal tersebut diperkenalkan dengan lebih dari 200 sponsor bersama.[9]
Pemakzulan Donald adalah pemakzulan keempat presiden dalam sejarah Amerika Serikat. Dengan 10 perwakilan Partai Republik memberikan suara mendukung, resolusi tersebut menerima suara mendukung pemakzulan paling banyak dari partai presiden sendiri, dan dengan demikian merupakan pemakzulan paling bipartisan dalam sejarah.[10] This was the first impeachment in which all members of the majority caucus voted unanimously for impeachment. Several Republican senators have voiced support for convicting Trump, including Lisa Murkowski of Alaska and Ben Sasse of Nebraska. If the Senate holds a trial and a two-thirds majority of senators vote to convict Trump, he would be either the first president in U.S. history to be removed from office by impeachment, or the first former president to be convicted by the Senate. Either result would trigger a second vote in which a simple majority in the Senate is needed to permanently disqualify Trump from holding public office in the United States. If conviction were to occur before Trump's term ends, it would make Pence the 46th president with immediate effect.[11]
Pendapat
Jajak pendapat masyarakat
Lembaga survei | Ukuran sampel | Margin kesalahan | Mendukung | Menolak | Tanggal | Kutipan |
---|---|---|---|---|---|---|
YouGov | 1,448 | ±3.3% | 50% | 42% | 6 Januari 2021 | [13] |
Axios/Ipsos | 536 | ±4.6% | 51% | 49% | 6–7 Januari 2021 | [14] |
PBS/Marist | 875 | ±4.8% | 48% | 49% | 7 Januari 2021 | [15] |
ABC/Ipsos | 570 | ±3.7% | 56% | 43% | 8–9 Januari 2021 | [16] |
Lihat pula
Catatan
Referensi
- ^ Fandos, Nicholas (January 8, 2021). "How to Impeach a President in 12 Days: Here's What It Would Take". The New York Times.
- ^ Honig, Opinion by Elie (2019-12-23). "The Trump administration is hiding something". CNN Digital (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-14.
- ^ Barrett, Ted; Raju, Manu; Nickeas, Peter. "Pro-Trump mob storms US Capitol as armed standoff takes place outside House chamber". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamathehill-pelosi
- ^ "Democrats give VP Mike Pence ultimatum to remove Trump from White House". BBC News. January 11, 2021. Diakses tanggal January 11, 2021.
- ^ "READ: Mike Pence's letter to Nancy Pelosi saying he won't invoke 25th Amendment". CNN. January 12, 2021. Diakses tanggal January 13, 2021.
- ^ Wise, Alana (January 12, 2021). "House Approves 25th Amendment Resolution Against Trump, Pence Says He Won't Invoke". NPR. Diakses tanggal January 13, 2021.
- ^ Naylor, Brian (January 11, 2021). "Impeachment Resolution Cites Trump's 'Incitement' Of Capitol Insurrection". NPR. Diakses tanggal January 11, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaNBC
- ^ Sheth, Sonam. "Trump's 2nd impeachment is the most bipartisan in US history". Business Insider. Diakses tanggal 2021-01-13.
- ^ Williams, Pete (January 8, 2021). "Can Trump be tried in the Senate on impeachment charges even after he leaves office? Some experts say yes". NBC News. Diakses tanggal January 9, 2021.
- ^ Collins, Sean (January 10, 2021). "Americans are divided on whether to remove Trump, according to the polls". Vox (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 10, 2021.
- ^ "YouGov Poll: Capitol Protest" (PDF). YouGov.
- ^ "Axios-Ipsos poll: Republicans oppose removing Trump over Capitol siege". Axios.
- ^ "PBS NewsHour/Marist Poll National Tables January 7th, 2021" (PDF). Marist.
- ^ "ABC News/Ipsos Poll Jan 10" – via Scribd.
Pranala luar
- Karya yang berkaitan dengan Article of Impeachment against Donald J. Trump (2021) di Wikisource
- Article of impeachment published January 11, 2021 on Congress.gov
Templat:Kepresidenan Donald Trump Templat:Penyerbuan Gedung Capitol 2021