Hinet

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 27 Januari 2021 11.48 oleh Dani1603 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Hinet''' merupakan operator seluler yang dioperasikan oleh ''' PT Berca Hardyaperkasa''' dan beroperasi di jaringan 4G LTE....')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hinet merupakan operator seluler yang dioperasikan oleh PT Berca Hardyaperkasa dan beroperasi di jaringan 4G LTE.

Sejarah

Upaya PT Berca, perusahaan yang dimiliki oleh Murdaya Poo dan Hartati Murdaya ini dimulai pada 2009 ketika mereka mengikuti lelang yang diadakan pemerintah untuk melakukan pembangunan jaringan sistem WiMAX di seluruh wilayah Indonesia. Pada 16 Juli 2009, anak perusahaan Berca, PT Berca Global Access[1] ditetapkan sebagai pemenang lelang broadband wireless access (BWA) dengan frekuensi 2,3 GHz di 7 zona (dari 15 zona yang ditenderkan), yaitu Sumatera tengah dan selatan, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Kalimantan tengah dan timur serta Batam.[2] Namun, belum juga mengoperasikan sistem barunya tersebut, Berca terjerat masalah karena tidak membayar up front fee dan biaya hak penggunaan frekuensi kepada negara sebesar Rp 143 miliar. Dari awalnya diminta membayar pada 17 November, namun Berca mengulur-ulur pembayarannya pada 7 Desember 2009, sehingga dikenakan denda. Manajemen Berca sendiri beralasan, mereka sedang mengurus perangkat modem WiMAX (disebut sebagai consumer premise equipment) yang pada waktu itu masih mahal di Indonesia sehingga menghalangi upayanya bermain di ranah ritel.[3] Pemerintah sendiri mengancam bahwa mereka yang tidak membayar maka akan dicabut izinnya.[4][5]

Setelah terhambat hampir setahun, pada 20 September 2010 sistem ini diluncurkan dengan nama WiGo, dengan awal pasarnya berada di Batam dan Medan, serta menyusul kota-kota di Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Murdaya Poo sendiri mengungkapkan harapannya pada peluncuran tersebut, dengan harapan bahwa produknya ini bisa mengurangi kesenjangan digital di Indonesia. Pihak Berca sendiri menggandeng sejumlah pihak demi membangun infrastruktur dan sistem jaringan ini.[6] Belum lagi menyebar, langkah Berca terganjal lagi oleh upaya pemerintah menetapkan sistem 16d yang dianggap bisa membangkitkan industri dalam negeri, sehingga Berca memutuskan menghentikan penjualan alatnya pada Agustus 2011.[7] Pada akhirnya pemerintah membebaskan untuk memakai varian lainnnya, yaitu 16e yang dianggap operator lebih kompetitif dalam soal harga.[8] Polemik itu mengakibatkan upaya perusahaan memasarkan produknya menjadi terhambat sehingga Berca akhirnya baru memasarkan produk ini pada akhir 2011, dengan target awal 500 pelanggan.[9] Namun, waktu tersebut kemudian diundur lagi karena Berca baru mendapat izin pada 16 Februari 2012.

Pada akhirnya, produk WiGo diluncurkan ulang pada 23 Februari 2012 di Medan, Batam, Balikpapan dan Denpasar serta menargetkan ekspansi ke Pontianak, Makassar dan Pekanbaru. Pemilihan daerah ini dikarenakan menurut manajemen dianggap masih potensial mengingat rendahnya penetrasi internet dan jaringan di daerah tersebut. Meskipun pihak Berca mengeluh merugi akibat tindakan pemerintah sebelumnya, namun manajemen optimis bahwa mereka bisa meningkatkan BTS dari 200 menjadi 1000 di 2015 dan meningkatkan pelanggan dari target 2012 sebesar 300.000 menjadi 1.000.000 pada 2015. WiGo sendiri menawarkan ke publik internet yang cepat dengan harga terjangkau. Untuk menyukseskan upayanya, pihak Berca sudah menyediakan dana sebesar US$ 500 juta dan bekerjasama dengan Xirca (mitra Huawei) dan Panggung Electric (mitra ZTE).[10][11][12] Seiring waktu, menjelang awal 2013 WiGo sudah memperluas jaringannya di Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru, Palembang, dan Pontianak, mempunyai 300 BTS dan 10.000 pelanggan.[13] Di tahun 2013, Berca menargetkan perluasan jaringan ke Samarinda, Banjarmasin, Tenggarong, Bontang dan kota-kota lainnya, menyiapkan anggaran US$ 20 juta, menambah 300 BTS baru dan meningkatkan pelanggannya menjadi 15.000.[14][15] Namun,walaupun sudah berekspansi, para ahli sendiri menyatakan sistem ini terlambat diterapkan di Indonesia dan pada 2015, pihak Berca menyatakan bahwa mereka tidak ingin melanjutkan lagi penggunaan WiMAX karena tidak lagi dikembangkan. Pada Juli 2015, pihak Berca menyatakan keinginan mereka untuk bermigrasi ke sistem LTE. Awalnya, pihak Berca ingin tetap menggunakan merek WiGo, serta dalam persiapannya menganggarkan dana US$ 150 juta dan menggandeng Huawei sebagai penyedia infrastruktur. Berca sendiri menganggap petualangannya dengan WiMAX adalah "tahap belajar" mereka sebagai pemain baru. Target awal dari konversi sistem ini adalah Denpasar, Makassar dan Pekanbaru.[16]

  1. ^ Layanan WiMax 4G First Media & Berca Digugat
  2. ^ Berca Kuasai Zona BWA Terbanyak
  3. ^ Berca Siap Bayar Wimax Rp 143 Miliar
  4. ^ Berca Klaim Sudah Lunasi Izin Awal Radio Nirkabel
  5. ^ Bayar Wimax, Berca Tetap Kena Denda
  6. ^ Berca Siap Gelar Wimax dengan WiGO
  7. ^ Berca stop uji coba Wigo tunggu WiMax
  8. ^ Kominfo Resmi Bebaskan Wimax
  9. ^ Operator akan mulai menjual layanan WiMax mulai akhir tahun
  10. ^ WiGo 4G WiMax Meluncur di Empat Kota
  11. ^ INTERNET BROADBAND: Layanan WiMax 16e mulai menyapa Indonesia
  12. ^ Telat 2 Tahun, Wimax Berca Kehilangan Momentum
  13. ^ Wimax Kehilangan Momentum, LTE Menunggu Panggilan
  14. ^ 2013, Berca Ekspansi WiMax di 18 Kota
  15. ^ Nasib 60 MHz Frekuensi BWA Mengambang
  16. ^ Bos Berca Ungkap Alasan Migrasi ke LTE