Nu'aim bin Abdullah

Revisi sejak 28 Januari 2021 14.11 oleh RIza Rahman 87 (bicara | kontrib) (riwayat)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Nama lengkap beliau adalah Nu'aim bin Abdullah bin Usaid al-'Adawiy (Bahasa Arab :نعيم بن عبد الله بن أسيدالعدوي), beliau termasuk salah satu Sahabat Nabi yang berasal dari Bani 'Adi seperti Umar bin Khattab, julukan beliau adalah "An-Nahham" yang berarti bersuara seperti hewan buas (auman), dijuluki seperti itu karena suatu ketika Nabi memasuki sebuah taman dan mendengar suara Nu'aim seakan mendengar suara binatang buas. Beliau juga berjasa dalam mengantarkan keislaman dari Umar bin Khattab nantinya.

Masuk Islam

Beliau termasuk golongan yang masuk islam permulaan (assabiqunal awwalun) karena tercatat masuk islam sebelum peristiwa hijrah ke negeri Habasyah bahkan dikatakan sebagai orang yang masuk islam ke-11, beliau menyembunyikan keislamannya selama fase awal persebaran islam di kota Makkah, kemudian hijrah ke kota Madinah pada tahun ke-6 Hijriyyah dan beliau disambut oleh Nabi beserta seluruh keluarganya yang berjumlah sekitar 40 orang.

Kisahnya dengan Nabi Muhammad

Sewaktu Nu'aim datang ke Madinah beliau disambut dengan hangat oleh Nabi Muhammad dan beliau berkata : "Kaummu sungguh berlaku lebih baik kepadamu daripada kaumku padaku wahai Nu'aim", Nu'aim menjawab : Tidak, kaum engkau lebih baik wahai Rasulullah, Nabi Muhammad berkata : "Kaumku mengusirku, namun kaummu mengakuimu". Di kesempatan lainnya Rasulullah pernah memberikan isyarat kepada Nu'aim untuk menikahi Zainab binti Qusamah yang baru saja diceraikan oleh Usamah bin Zaid, dan Nu'aim pun menyanggupinya, dari pernikahan tersebut keduanya dikaruniai seorang anak bernama Ibrahim bin Nu'aim.

Kisahnya dengan Umar

Ketika Umar bin Al-Khattab berniat pergi untuk membunuh Nabi ketika dia masih seorang musyrik (politeis), di tengah perjalanan menuju ke rumah Arqam (dekat bukit shafa) yang saat itu menjadi pusat kegiatan dakwah islam yang masih tertutup ia bertemu Nu'aim bin Abdullah yang kemudian mengatakan kepadanya bahwa saudara perempuannya yaitu Fatimah binti Al-Khattab bersama suaminya Sa'id bin Zaid telah masuk Islam, keduanya menyembunyikan keislaman mereka dari Umar, dan Nu'aim saat itu sebenarnya telah memeluk Islam, namun juga menyembunyikan keislamannya, sedangkan sahabat Nabi Khabbab bin al-Arat pulang-pergi ke rumah Fatimah untuk mengajarinya al-Qur'an, dan kisah keislaman Umar ini tidak terlepas dari peran Nu'aim yang menjadikan umar mendengar bacaan Al-Qu'ran di rumah adik kandung perempuannya tersebut.

Wafatnya Nu'aim

Ada perbedaan pendapat dalam menentukan tempat dan waktu wafatnya Nu'aim bin Abdullah al-Naham, sehingga Ibnu Hajar mengatakan bahwa Nu'aim telah syahid dalam suksesi Umar bin Al-Khattab (sekitaran tahun 13-23 H), dan beberapa ulama ahli nasab mengatakan bahwa dia adalah terbunuh dalam Pertempuran Mu'tah di masa hidup Nabi sebagaimana pendapat yang diutarakan oleh al-Kalbiy. Ibnu Sa'ad menyatakan bahwa Nu'aim sudah berhijrah sebelum peristiwa perjanjian Hudaibiyyah, sehingga beliau ikut dalam berbagai macam pertempuran setelahnya dan terbunuh dalam Perang Yarmouk pada bulan Rajab tahun ke-15 Hijriyah.