Disarankan untuk tidak melakukan perubahan apapun sampai masalah pelanggaran hak cipta di artikel ini diteliti pengguna lain dan diputuskan melalui konsensus
Jika Anda ingin menulis ulang artikel ini sebagai tulisan yang sama sekali baru, untuk sementara tuliskan di sini.
Berikan komentar mengenai hal tersebut di halaman diskusi artikel ini.
Perhatikan bahwa hanya mengubah sedikit atau beberapa bagian dari tulisan asli tidak cukup untuk menghilangkan pelanggaran hak cipta dari tulisan ini. Lebih baik membangun kembali artikel ini dari awal sedikit demi sedikit daripada membajak tulisan orang lain demi sebuah artikel besar.
Jika Anda sebenarnya memang adalah pemilik sumber tulisan asli yang dimaksudkan (dan termasuk pula pemilik bukti tulisan yang menjadi dasar kecurigaan pelanggaran hak cipta), dan ingin membebaskan hak cipta tulisan tersebut sesuai GNU Free Documentation License:
berikan keterangan di halaman diskusi artikel ini, kemudian bisa menampilkan pesan izin tersebut di halaman aslinya, atau berikan izin tertulis ke Wikipedia melalui email yang alamatnya tersangkut langsung dengan sumber tersebut ke alamat [email protected] atau surat tertulis ke Wikimedia Foundation. Berikan izin secara eksplisit bahwa tulisan tersebut telah dibebaskan ke dalam lisensi CC BY-SA 3.0 dan lisensi GFDL.
Jika tulisan bukti memang berada di wilayah lisensi yang bisa untuk dipublikasikan di Wikipedia,:
Mak Lampir, dengan nama sebenarnya adalah Siti Lampir Maimunah merupakan legenda yang berasal dari Sumatra Barat. Kisah dari legenda Mak Lampir ada beberapa versi. Awal mula kisah ini adalah dari sebuah legenda di Sumatera Barat yang di sana terdapat Gunung Marapi namun diadaptasi hingga menjadi cerita Jawa. Cerita dari sosok ini sangat berkaitan dengan kisah tujuh manusia harimau yang juga berasal dari Sumatera Barat.[1]
Siti Lampir Maemunah yang dikenal dengan sebuatan Mak Lampir merupakan seorang putri dari kerajaan kuno yaitu Champa yang diambil dari bahasa Vietnam yaitu Chiem Thanh dengan arti kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam Tengah dan Selatan diperkirakan antara abad ke 7 sampai dengan tahun 1832. Mak Lampir merupakan seorang perempuan cantik jelita dari juga putri dari sebuah kerajaan. Alasan berubahnya tuan putri jadi Mak Lampir dikarenakan ada rasa sakit hati yang disebakan oleh hubungannya dengan pria yang ia sukai.[2]
Ceritanya, pada suatu hari, tuan putri bertemu dengan seorang pria pengembara yang kebetulan juga seorang bangsawan. Pria tersebut bergelar Datuk Panglima Kumbang, pemimpin pasukan berjuluk Tujuh Manusia Harimau. Dari mata turun ke hati, tuan putri pun jatuh hati pada Datuk Panglima Kumbang. Tidak bertepuk sebelah tangan, Datuk juga menaruh hati pada tuan putri.
Akan tetapi, rasa cinta itu hanya dipendam, tidak pernah saling diungkapkan. Tuan putri dan Datuk harus puas saling mencintai dalam diam hingga takdir menghendaki mereka berpisah. Ketika menceritakan ke keluarganya tentang Datuk yang jadi pujaan hatinya, tuan putri mendapat penolakan. Keluarganya tidak setuju jika tuan putri berpacaran dengan Datuk. Sakit hati, tuan putri pun nekat pergi dari istana dan mencari tempat pertapaan untuk mencari petunjuk agar bisa kembali dipersatukan dengan Datuk.
Perjalanan panjang mencari tempat bertapa membawa tuan putri tiba di Gunung Marapi. Di situ ia bertemu seorang yang amat sakti yang kemudian menjadi gurunya. Orang tersebut juga membagikan ilmunya pada tuan putri sehingga ia pun menjadi sama saktinya. Putri tersebut lalu mendapatkan sebutan Mak Lampir dari warga sekitar gunung yang ketakutan mendengarkan namanya. Disisi lain, walaupun tidak mendapat restu dari orangtua Datuk Panglima Kumbang, Mak Lampir tetap saja mencari pujaan hatinya tersebut. Akan tetapi ia tidak pernah bertemu. Hingga pada suatu hari Mak Lampir dan Datuk Panglima Kumbang akhirnya bertemu, namun mereka bertemu dalam medan pertempuran.Dan sayangnya Datuk Panglima Kumbang tewas dalam pertempuran tersebut.[3]
Mak Lampir pun merasa sedih dan mencoba untuk menghidupkan kembali Datuk panglima namun dengan syarat wajahnya akan berubah menjadi buruk rupa. Karena harapan untuk bisa bersatu dengan Datuk panglima Kumbang, dia pun memutuskan untuk melakukannya. Namun, setelah melakukan pertapaan untuk menghidupkan kembali Datuk panglima Kumbang, Mak Lampir justru sangat menyesal. Datuk panglima tidak mengenalinya dan justru mengatakan bahwa wanita buruk rupa tersebut adalah sosok setan yang menebarkan masalah dan malapetaka di desa. Dari kisah tersebut Mak Lampir benar-benar menjadi sosok yang jahat dan memerangi kebaikan.
Sinetron Mak Lampir
Sinetron Misteri Gunung Merapi diangkat dari kisah rakyat tentang dendam Mak Lampir terhadap Sunan Kudus yang mengurungnya di dalam peti bertuliskan ayat Al Quran. Farida Pasha sukses menghidupkan sosok Mak Lampir dengan suara tertawanya yag serak dan menakutkan. Suaranya tawa Mak Lampir menjadi legenda dari radio hingga layar kaca. Sandiwara radio sempat menjadi primadona pada era 80 hingga 90-an. Lantas legenda Misteri Gunung Merapi yang populer pada masa itu berhasil di angkat ke layar kaca pada Februari 1999 silam. Karakter utamanya, Mak Lampir, pun menjadi sangat fenomenal hingga sekarang. Sampai-sampai, penonton lebih familiar dengan Mak Lampir daripada judul sinetronnya. Mak Lampir tampil menyeramkan dengan rambut putih panjang yang gimbal dengan tongkat kesayangannya. Misteri Gunung Merapi berhasil tayang hingga lima tahun atau tiga musim lamanya. Sinetron unggulan Indosiar ini hampir selalu mendapatkan rating tinggi di setiap episodenya. Lewat tangan dingin sutradara M.Abnar Romli dan ED.Pesta Sirait, Mak Lampir menyapa penonton di 261 episode.[4]
Pemeran Mak Lampir
Farida Pasha Lahir pada 21 Agustus 1952 di Tasikmalaya, Farida Pasha sudah meniti karier sejak usianya belia. Keluarganya juga turut meneruskan jejak karier yang sudah ditapakin. nama Farida Pasha kembali melambung karena membintangi sinetron Misteri Gunung Merapi pada akhir tahun 1990-an. Dalam sinetron itu, Farida Pasha memerankan sosok Mak Lampir dan menyelesaikan 18 episode. Rupanya, animo masyakat pada sinetron tersebut besar hingga Farida Pasha kembali didapuk memainkan sosok Mak Lampir hingga musim ketiga. Total hampir delapan tahun Farida Pasha memerankan sosok Mak Lampir. Farida Pasha pemeran Mak Lampir meninggal dunia di Jakarta, Sabtu (16/1/2021) sekitar pukul 19.35 WIB. Farida Pasha meninggal karena sakit. [5]