Stasiun Srowot

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 4 Februari 2021 11.44 oleh 36.72.215.69 (bicara)

Stasiun Srowot (SWT) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Gondangan, Jogonalan, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +152 m ini merupakan stasiun kereta api aktif pada ketinggian tertinggi di Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Stasiun Srowot

Stasiun Srowot pada tahun 2018
Lokasi
Koordinat7°44′32″S 110°32′53″E / 7.74222°S 110.54806°E / -7.74222; 110.54806
Ketinggian+152 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang agak rendah dan dua peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur4:
  • jalur 1 dan 2: sepur lurus
  • jalur 4: jalur langsir
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pada awalnya, stasiun ini memiliki total lima jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dan dua jalur langsir untuk bongkar-muat barang.[3] Sejak pengoperasian jalur ganda YogyakartaSolo mulai dari stasiun ini hingga Stasiun Ketandan per 2001 dan ruas BrambananDelanggu per 15 Desember 2003, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus baru hanya untuk arah Solo. Per 2005–2006, jalur 1 sudah sepenuhnya menjadi sepur lurus untuk arah Yogyakarta saja.[4][5]

Untuk mendukung pengoperasian jalur ganda, sistem persinyalan mekanik di stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero) yang sudah dipasang sejak tahun 2013 dan baru mulai dioperasikan pada 12 Februari 2019.[6][7]

Dahulu, Stasiun Srowot termasuk salah satu stasiun yang memiliki pendapatan dari angkutan barang karena pernah menjadi stasiun terminus angkutan gula dan molases (tetes tebu) milik Pabrik Gula (PG) Gondang Winangoen, Klaten hingga tahun 1990-an. Karena itulah antara stasiun ini dengan PG tersebut dulu terhubung oleh jalur simpang di arah timur emplasemen stasiun.[8] Jalur khusus ke area PG ini dulu pernah dilalui loko uap buatan Backer & Rueb (Breda), Belanda, eks perusahaan kereta api swasta Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) pada tahun 1896. Kini, jalur ke arah PG tinggal menyisakan jalan setapak, termasuk jembatan yang hanya menyisakan kerangka.

Mulai 10 Februari 2021, bertepatan dengan Gapeka 2021, stasiun ini bersama dengan 3 stasiun lain (Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, dan Stasiun Gawok)mulai melayani kembali penumpang untuk KRL Commuter Line Yogyakarta - Solo Balapan.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api 2004
  4. ^ "Uji Coba Rel Ganda Yogya-Solo Bikin Bikers Senewen". detiknews. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  5. ^ "Rel Ganda Yogyakarta-Solo Diresmikan". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-12-15. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  6. ^ Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). "Kalahkan Siemens, BUMN Elektronik Raup Pendapatan Rp23 Triliun". Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja. 
  7. ^ "Len Tandatangani Dua Kontrak dengan Nilai Total Rp 464 Milyar | PT Len Industri (Persero)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-12. 
  8. ^ Rosdiana, Rosdi. "Berkunjung ke Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten". Jadiberita.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Brambanan
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Klaten

7°44′29″S 110°32′57″E / 7.7413178°S 110.5491275°E / -7.7413178; 110.5491275{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman