Durendal

Revisi sejak 10 Februari 2021 23.11 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Add 3 books for Wikipedia:Pemastian (20210209)) #IABot (v2.0.8) (GreenC bot)

Durendal atau Durandal (kemungkinan berasal dari bahasa Prancis dur, yang berarti "keras" atau "tahan lama") adalah pedang yang dimiliki oleh Roland, seorang paladin legendaris dalam sastra Matière de France. Beberapa karya dalam Matière de France menuliskan bahwa pedang ini dibuat oleh Wayland yang sering kali disebutkan sebagai pengrajin senjata dalam roman-roman ksatria. Menurut puisi La Chanson de Roland, pedang ini diberikan oleh seorang malaikat kepada Karel yang Agung, yang kemudian menganugerahkannya kepada Roland. Sementara itu, menurut kisah Orlando Furioso karya Ludovico Ariosto, pedang ini pernah dimiliki oleh Hector dari Troya dan diberikan kepada Roland oleh Malagigi (Maugris).

Dalam kisah La Chanson de Roland, di dalam hulu pedang emas Durendal terdapat gigi Santo Petrus, darah Basil dari Kaisarea, rambut Santo Denis, dan potongan pakaian Bunda Maria. Menurut kisah tersebut, pedang ini merupakan pedang tertajam yang pernah ada dan dapat "menembus batu-batu raksasa dengan satu hunusan". Dalam puisi tersebut, Roland menggunakan pedang ini untuk menahan seratus ribu pasukan Saracen agar pasukan Karel yang Agung dapat mundur ke Prancis. Roland juga telah mengalahkan banyak musuh dengan menggunakan Durendal dalam Pertempuran Jalur Gunung Roncevaux. Ia bahkan berhasil memotong tangan raja Saracen, Marsile, dan memenggal anak raja Saracen, Jursaleu. Roland kemudian mencoba menghancurkan pedang ini agar tidak diambil oleh pasukan Saracen dan dalam upaya tersebut menghasilkan La Brèche de Roland di Pegunungan Pirenia. Namun, Durendal tidak dapat dihancurkan. Setelah Roland terluka parah, ia menyembunyikan pedang ini di bawah jenazahnya.

Menurut cerita rakyat lokal, pedang Durendal masih ada di tepi sebuah tebing di Rocamadour, Midi-Pyrénées. Pada abad ke-12, para biarawan di Rocamadour mengklaim bahwa Roland melempar pedang ini dan tidak menyembunyikannya di bawah jenazahnya, sehingga menghasilkan lubang di tembok akibat ketajamannya. Namun, kisah-kisah ini hanyalah legenda dan lokasi pedang yang sesungguhnya tidak diketahui.

Daftar pustaka